Sejak kecil, aku sudah jatuh cinta pada keindahan alam ini. Bahkan ketika masih SD, aku rela mengayuh sepeda demi mengunjungi salah satu curug/air terjun yang letaknya berada di kabupaten tetangga. Saat itu aku bersama beberapa teman yang terdiri dari anak SMP dan SMA, hanya bermodal uang beberapa puluh ribu saja. Ketika duduk di bangku SMA, aku mengulangi hal yang sama. Aku kembali bersepeda melintasi perbatasan provinsi hanya untuk melihat sebuah waduk yang dikelilingi bukit-bukit indah. Hingga saat ini, kebiasaanku dalam menikmati keindahan alam tidak berkurang sedikitpun. Aku masih tetap berkeliling mencari panorama yang disajikan secara alami oleh semesta.
Petualanganku
Semakin bertambah usia, aku semakin bersemangat untuk menjelajahi keindahan alam ini. Setiap libur kerja, pasti aku sempatkan diri untuk mengunjungi tempat wisata alam yang ada di sekitar wilayahku. Aku paling suka ketika mengunjungi tempat wisata kuningan, Curug Putri, Palutungan. Sebab tempat tersebut sangat berkesan bagiku. Meskipun tempatnya ada di kabupaten tetangga, namun aku tidak pernah sungkan untuk mengunjunginya, tentu saja kali ini dengan mengendarai sepeda motor.
Selain curug, aku juga sering mengunjungi danau-danau yang ada di bawah kaki gunung. Mungkin karena tempat tinggalku, Kabupaten Cirebon (sebelah timur), diapit oleh dua gunung, yaitu Gunung Ciremai dan Gunung Slamet. Di dekat tempat tinggalku sendiri terdapat beberapa danau seperti Situ Sedong, Situ Patok, Situ Cicerem, dan sebagainya. Namun aku lebih suka mengunjungi salah satu danau yang ada di Jawa Tengah, namanya Waduk Malahayu. Tempat inilah yang pernah aku kunjungi dulu bersama sepupu dengan berboncengan sepeda. Aku lebih suka mengunjungi danau ini karena memiliki cerita yang sangat berkesan.
Selain diapit oleh dua gunung, Kabupaten Cirebon juga berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Sehingga terdapat juga wisata alam yang menyajikan keindahan bahari. Salah satu tempat wisata laut yang dekat dengan rumahku adalah Pantai Baro. Waktu tempuh untuk menuju ke tempat ini hanya sekitar 15 menit mengendarai sepeda motor dari rumahku. Aku sering ke sini hanya untuk menikmati panorama matahari terbit (sunrise) dan matahari terbenam (sunset). Meskipun tak seindah tempat wisata laut yang ada di Bali, namun di tempat ini aku bisa melihat keindahan matahari yang berada diambang garis cakrawala dan memancarkan cahaya kemerahan sehingga membuat gradasi warna mengagumkan.
Sebenarnya ada banyak penjelajahan yang sudah aku lakukan, namun aku tidak bisa menceritakan semuanya di sini. Beberapa momen jelajah yang aku lakukan tersebut, berhasil diabadikan dalam bentuk foto maupun tulisan. Akan tetapi beberapa lainnya tidak sempat aku abadikan sama sekali. Sebab dulu aku memang tidak memperdulikan dokumentasi, bagiku, pergi mengunjungi semesta bukan untuk narsis melainkan untuk menikmati. Namun pemikiran tersebut berubah, sekarang aku menganggap bahwa dokumentasi itu sangat penting. Sebab dengan adanya dokumentasi, semua pengalaman dan pelajaran yang aku dapatkan selama menjelajah, tidak mudah terlupakan begitu saja.
Covid-19
Pada akhir tahun 2019, penjelajahanku terhenti ketika virus corona melanda dunia dan menyebabkan penderitaan yang sangat dalam. Dampak negatif yang ditimbulkan, bukan hanya dari sisi kesehatan saja, tetapi hampir di semua lini kehidupan. Aku sendiri harus menghentikan penjelajahan untuk sementara waktu hingga virus ini pergi dari negeri Indonesia tercinta.
Namun kenyataan tak seindah yang diharapkan, status pandemi justru ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap rencana petualanganku. Sebab semua orang wajib menerapkan protokol kesehatan yang salah satunya adalah tetap di rumah saja jika tidak ada kepentingan mendesak. Dengan sangat terpaksa, aku memutuskan untuk menunda semua rencana petualangan hingga pandemi ini berakhir.
Awalnya aku mengira bahwa penundaan rencana petualanganku hanya berlangsung beberapa minggu saja, namun ternyata aku salah. Wabah covid-19 berlangsung sangat lama, bukan hanya berbulan-bulan lagi, tetapi sudah bertahun-tahun. Bahkan korban jumlah meninggal dunia terus bertambah. Aku sangat kesal mengapa hal ini terjadi. Bukan hanya karena rencanaku gagal, tetapi karena banyak diantara kita yang menjadi korban. Sejujurnya, aku ingin kondisi seperti ini cepat berlalu. Semoga Tuhan memberikan jalan keluar untuk mengakhiri tragedi ini secepat mungkin agar tidak ada korban lagi.
Harapan Saat Pandemi Berakhir
Tuhan akhirnya menjawab doa kita semua. Di akhir tahun 2021 ini, keadaan semakin membaik. Kasus meninggal karena covid-19 mulai menurun. Agenda pemberian vaksin untuk menjaga kekebalan tubuh dari covid-19 juga semakin luas. Bahkan sudah banyak wilayah di Indonesia yang menurunkan status level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Semoga ini adalah awal yang baik untuk mengakhiri penderitaan yang disebabkan covid-19.
Setelah pandemi ini berakhir, aku ingin mewujudkan harapan yang sempat tertunda. Yaitu harapan untuk kembali melanjutkan petualangan menjelajahi keindahan alam ini. Sebab aku sudah rindu dengan gemercik air terjun, sejuknya angin pantai, dan dinginnya udara pegunungan. Sekitar dua tahun ini di rumah saja, membuat jiwa petualanganku menggebu untuk kembali keluar dari rumah dan menikmati semesta.
Saat pandemi ini berakhir, ada banyak daftar tempat yang ingin aku kunjungi. Tentu saja semua tempat tersebut memiliki panorama alam yang sangat indah. Selain itu, aku juga ingin menenangkan diri di tempat tersebut. Menikmati setiap hembusan nafas dan detak jantung yang sedang bekerja. Menyatu dengan alam, hingga tenggelam dalam rasa takjub akan ciptaanNya yang begitu mempesona.
Tempat yang Ingin Dikunjungi
Ada tiga tingkatan rencana yang sudah aku susun untuk diwujudkan saat pandemi telah usai, yaitu Rencana Tingkat 1, Rencana Tingkat 2, dan Rencana Tingkat 3. Rencana Tingkat 1 adalah rencana petualangan untuk mengunjungi tempat-tempat indah di Pulau Jawa; Rencana Tingkat 2 adalah rencana petualangan untuk mengunjungi tempat-tempat indah di Indonesia; dan Rencana Tingkat 3 adalah rencana petualangan untuk mengunjungi tempat-tempat indah di Dunia.
Aku ingin sedikit menunjukan Rencana Tingkat 1 yang dulu sempat tertunda karena pandemi. Sebenarnya ada beberapa daftar tempat indah di dalam rencana ini, namun aku hanya akan membocorkan tiga tempat utama saja. Tiga tempat ini yang kemungkinan akan aku kunjungi dalam waktu dekat. Apa saja tempat itu?
Pantai Menganti
Pertama kali aku mendengar tentang Pantai Menganti ketika sedang mengobrol dengan seorang teman yang berasal dari Kebumen. Temanku ini dengan bangganya memperkenalkan sebuah pantai yang ada di wilayahnya tersebut. Musabab ceritanya yang meyakinkan, aku jadi penasaran dengan pantai yang berada di sebelah selatan Pulau Jawa ini. Ketika aku mencari informasi tentang Pantai Menganti di google, ternyata memang benar tempatnya sangat indah.
Pasir putih yang menghiasi Pantai Menganti memang sama seperti panorama pantai pada umumnya. Namun ada satu keunikan yang aku lihat dari pantai ini, yaitu adanya tebing yang juga menghiasi di sepanjang pantai ini. Jadi, selain bisa menikmati pasir putih dan angin laut yang sepoi-sepoi, kita juga bisa menikmati panorama dari atas tebing. Hal inilah yang membuat aku memasukan Pantai Menganti dalam daftar rencana petualanganku.
Dataran Tinggi Dieng
Sejak dulu aku memang sudah menyukai kabut gunung, itulah mengapa aku lebih sering menjelajahi pegunungan daripada lautan. Aku juga suka berada di dataran tinggi untuk melihat awan di bawahku yang menyerupai samudera. Istilahnya, samudera di atas awan. Semua ini bisa ditemukan di Dataran Tinggi Dieng. Kabarnya, Dieng juga menjadi salah satu tempat terbaik di Asia Tenggara untuk melihat matahari terbit yang indah (golden sunrise). Jelas, hal ini sangat membuat aku penasaran dan ingin mengunjunginya.
Tempat di Dataran Tinggi Dieng yang menyajikan golden sunrise adalah Gunung Sikunir. Gunung ini memiliki ketinggian 2.463 meter dengan lama pendakian sekitar 2 jam. Gunung yang tidak terlalu tinggi sehingga orang-orang biasa menyebutnya sebagai Bukit Sikunir. Jarak pendakian yang singkat dan medan yang tidak terlalu sulit, membuat Bukit Sikunir sangat cocok untuk pendaki pemula. Aku ingin segera mengunjungi Bukit Sikunir ketika pandemi ini sudah usai.
Ranu Kumbolo
Aku menempatkan Ranu Kumbolo sebagai tempat yang paling utama untuk dikunjungi. Sebab Danau Ranu Kumbolo berada di jalur pendakian Gunung Semeru yang merupakan puncak tertinggi di Pulau Jawa. Aku yakin, siapapun ingin menginjakan kaki di atas puncak Gunung Semeru, Mahameru. Aku pun demikian. Namun keinginanku untuk menginjakkan kaki di puncak Mahameru tidak sekuat keinginanku untuk menikmati keindahan Ranu Kumbolo.
Entah mengapa seperti ada energi yang terus mendorongku untuk mengunjungi Ranu Kumbolo. Mungkin karena tempatnya yang berada di ketinggian, mungkin juga karena aku bisa melihat kabut gunung di sana, atau mungkin karena tempatnya yang memang sangat mengagumkan. Apapun itu, Ranu Kumbolo akan menjadi tujuan utama dalam berpetualang nanti.
Akhir Kata
Itulah tadi harapanku ketika pandemi ini sudah usai. Semoga aku bisa mewujudkan harapanku dan dapat mengunjungi tempat-tempat indah lainnya di luar daftar rencanaku. Sebab, masih ada banyak keindahan alam ini yang belum aku kunjungi atau bahkan belum aku ketahui sama sekali. Aku ingin menjelajah lebih jauh dan berkenalan dengan semesta lebih dekat lagi. Salam lestari!
#LombaBlogUnpar #BlogUnparHarapan