Imunisasi Covid-19

Imunisasi sebagai Senjata untuk Memenangkan Perang Melawan Pandemi Covid-19

Awal tahun 2020, negeri Indonesia tercinta, diserang oleh virus mematikan Covid-19. Kejadian mengerikan tersebut berdampak buruk hampir di semua sektor kehidupan. Pemerintah dan masyarakat bukan tidak melawan, hanya saja, virus ini terlalu tangguh untuk bisa dikalahkan. Ditambah berbagai rintangan yang harus dilalui untuk dapat mengalahkan virus ini, tentu kekuatan penuh harus dikerahkan. Hingga akhirnya kesadaran kita sebagai makhluk yang ingin merdeka dari pandemi, membuka jalan kemenangan.

Pandemi Covid-19 Menyerang

Kisah memilukan ini berawal dari sebuah kota padat penduduk yang berada di negeri tirai bambu, China. Awalnya, sekelompok orang di Kota Wuhan terindikasi mengalami pneumonia dengan gejala batuk, demam, sesak napas, menggigil, dan kelelahan. Setelah diteliti, ternyata penyebaran wabah pneumonia di kota tersebut berasal dari virus yang terdapat pada daging hewan liar seperti ular dan kelelawar yang dijual di pasar setempat.

Penelitian terhadap virus ini terus dilakukan, hingga akhirnya WHO menetapkan coronavirus baru sebagai dalang dibalik semua ini. Kemudian WHO memberikan nama sementara virus baru tersebut sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), namun pada 12 Januari 2020 secara resmi diubah menjadi penyakit Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Gejala Covid-19 terus menyerang warga Kota Wuhan, bahkan melewati batas kota tersebut, melewati batas provinsi, hingga akhirnya melewati batas negara. Akibatnya, Kota Wuhan dan beberapa kota di sekitarnya dikarantina untuk mengurangi penyebaran wabah Covid-19. Meskipun sudah melakukan tindakan untuk mencegah penyebaran Covid-19, namun nyatanya virus ini berhasil keluar dari negara tirai bambu dan menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia.

Peta Persebaran Covid-19 Di Dunia

Di Indonesia sendiri, penyakit Covid-19 terdeteksi pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020. Saat itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa 2 warga Depok, Jawa Barat, positif terjangkit virus corona. Sekitar satu bulan setelah itu, terdapat 1.528 kasus baru Covid-19 yang ditemukan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, ada 136 orang yang meninggal dan 81 orang berhasil sembuh.

Pandemi Covid-19 sudah merenggut banyak nyawa dan kebahagiaan anak-anak, sebab banyak anak yang ditinggal pergi oleh orang tuanya untuk selama-lamanya. Per tanggal 20 Juli 2021 saja, ada 11.045 anak menjadi yatim piatu, yatim atau piatu. Hal ini membuat Kementrian Sosial melakukan tindakan untuk mereunifikasi anak dengan keluarga besarnya, memfasilitasi pengasuhan alternatif melalui pengasuhan oleh orang tua asuh, dan pengasuhan anak melalui panti-panti. Langkah tersebut diharapkan dapat mengembalikan kebahagiaan anak-anak tersebut, walaupun tidak bisa pulih sepenuhnya.

Penderitaan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 tidak berhenti di situ, tetapi juga merambah pada perekonomian Indonesia. Tercatat pada Januari 2020, nilai ekspor dan impor Indonesia-Tiongkok menurun. Nilai ekspor ke Tiongkok menurun sebesar 12,07% menjadi US$ 2,24 miliar, sedangkan nilai impornya terkontraksi sebesar 2,71% menjadi US$ 4 miliar. Defisit neraca dagang Indonesia dengan Tiongkok juga turun menjadi US$1,84 miliar. Ini baru catatan ekspor-impor dengan negara Tiongkok, belum dengan negara-negara lainnya.

Dampak Pandemi Terhadap UMKM

Belum lagi dampak Covid-19 terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sangat terasa pengaruhnya. Sebab akibat adanya pandemi Covid-19, UMKM pada umumnya mengalami penurunan permintaan, produksi, dan keuntungan. Hal tersebut mengakibatkan beberapa perusahaan melakukan PHK atau merumahkan karyawannya. Tercatat ada sekitar 17,8 persen perusahaan yang melakukan PHK, 25,6 persen perusahaan yang merumahkan pekerjanya, dan 10 persen perusahaan melakukan keduanya.

Banyaknya karyawan yang di PHK membuat pengangguran di Indonesia semakin bertambah. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang terbit pada November 2021, terdapat 21,32 juta orang (10,32 persen penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-19. Jumlah tersebut terdiri dari pengangguran karena Covid-19 sebanyak 1,82 juta orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 sebanyak 700 ribu orang, tidak bekerja karena Covid-19 sebanyak 1,39 juta orang, dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 sebanyak 17,41 juta orang.

Serangan pandemi Covid-19 membuat kita terluka dan menderita. Tangisan kehilangan karena ditinggal orang tercinta, seakan menjadi suara yang mengiringi hari tiada henti. Belum lagi penderitaan yang diakibatkan setelahnya, membuat masyarakat kesulitan seakan berada diambang kematian.

Melawan Pandemi Covid-19

Berdarah-darah, lemah, dan tak berdaya, bukan berarti kita harus pasrah dan kalah pada serangan pandemi Covid-19. Sebaliknya, kita harus bangkit dan melawan. Sebab jika kita berjuang, maka jalan kemenangan akan terlihat jelas walaupun masih dalam kejauhan. Yang jelas, saat ini kita harus melawan serangan pandemi Covid-19.

Tentu saja, pemerintah dan masyarakat harus bisa bersinergi dengan baik untuk melawan virus mematikan ini. Pemerintah sejatinya akan membuat peraturan dan kebijakan yang mampu mencegah penularan Covid-19, dan masyarakat harus mengikuti serta mendukung kebijakan tersebut. Sehingga penularan Covid-19 bisa benar-benar dihentikan.

Pemerintah dengan niat baiknya membuat sebuah strategi pencegahan penularan Covid-19 yang diberi nama sebagai Protokol Kesehatan 5 M. Pada dasarnya Protokol Kesehatan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang merujuk pada sejumlah tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Sedangkan 5 M sendiri merupakan singkatan dari: Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas. Strategi ini cukup ampuh untuk mencegah penularan Covid-19. Maka dari itu, masyarakat harus bisa mengikuti kebijakan tersebut agar penularan Covid-19 dapat terhenti.

Senjata untuk Melawan Covid-19

Kebijakan lain dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu imunisasi Covid-19 gratis untuk masyarakat. Bisa dikatakan bahwa strategi ini merupakan cara paling ampuh untuk mencegah penularan Covid-19, sebab masyarakat yang sudah diimunisasi akan menurunkan risiko terinfeksi Covid-19, serta mengurangi perawatan dan kematian bagi tenaga kesehatan. Hal ini sudah dibuktikan berdasarkan studi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.

Sebenarnya, dua strategi tersebut sudah sangat baik untuk digunakan sebagai senjata agar bisa mengalahkan Covid-19. Namun masalahnya, apakah masyarakat mampu memegang senjata tersebut dengan baik?

Rintangan dalam Melawan Pandemi Covid-19

Ternyata tidak semua masyarakat Indonesia ingin mengalahkan dan menang dari Covid-19. Bahkan ada beberapa masyarakat yang menganggap bahwa serangan Covid-19 hanyalah konspirasi saja, dan dua senjata andalan untuk mencegah penularan Covid-19 dari pemerintah dianggap sebagai propaganda. Jangankan membawa senjata ke medan perang, bahkan untuk melihat fakta bahwa peperangan sudah dimulai saja, mereka tidak mau melihatnya. Ya, kita harus jujur bahwa ternyata masih ada beberapa masyarakat yang menganggap bahwa Covid-19 hanyalah sebuah konspirasi belaka.

Paradigma masyarakat yang menganggap bahwa Covid-19 hanya sebuah konspirasi, tidak bisa dibenarkan. Apakah mungkin, ada sekelompok orang yang tega membuat konspirasi dengan mengorbankan jutaan nyawa? Apakah mungkin, ada sebuah konspirasi yang bisa menyebabkan hampir semua negara di dunia merasakan penderitaan? Orang kejam seperti apa yang ada di balik konspirasi tersebut? Rasanya, tidak mungkin ada orang atau sekelompok orang yang mampu membuat konspirasi sedahsyat itu.

Paradigma sebagian Masyarakat tentang Covid-19

Meskipun bukti nyata serangan Covid-19 ada di depan mata, namun tetap saja, mereka yang mempercayai teori konspirasi tersebut tak bergeming. Sehingga mereka tidak menjalankan strategi untuk pencegahan penularan Covid-19, yaitu Protokol Kesehatan 5 M. Akibatnya, mereka tidak hanya tertular Covid-19 tetapi juga menularkan virus tersebut pada orang-orang di sekitarnya. Hal ini jelas akan membuat penularan Covid-19 semakin meningkat.

Mereka yang percaya teori konspirasi Covid-19 juga tidak mau melakukan imunisasi terhadap virus ini. Sebab mereka percaya bahwa imunisasi Covid-19 hanyalah propaganda dari Elite Global untuk memperkaya diri dengan memanfaatkan kelemahan masyarakat dunia. Bagi mereka, Elite Global inilah yang merupakan dalang dibalik konspirasi Covid-19. Padahal dengan mempercayai hal tersebut, mereka sudah bertindak egois kepada masyarakat lainnya. Keegoisan mereka justru akan membahayakan orang-orang terdekatnya, bahkan orang-orang yang dicintainya.

Perang melawan Covid-19 tidak akan menang jika masih banyak orang egois seperti itu. Dan sikap egois seseorang hanya bisa dikalahkan dengan kesadaran diri terhadap kesehat sendiri dan orang lain. Itulah kuncinya.

Kesadaran Masyarakat

Perlahan waktu menjawab, serangan pandemi yang kian merajalela, seakan menjadi tamparan keras bagi orang-orang egois yang mempercayai teori konspirasi Covid-19. Korban jiwa yang terus berjatuhan dan perekonomian yang terus merosot merupakan bukti nyata serangan pandemi Covid-19. Kini mata mereka mulai terbuka dan perlahan mulai menerima fakta bahwa serangan Covid-19 memang benar adanya.

Protokol Kesehatan 5 M yang merupakan salah satu senjata untuk melawan Covid-19, kini mulai menjadi trend baru di masyarakat. Sebab beberapa tindakan yang ada di dalam protokol kesehatan tersebut seperti mencuci tangan dan memakai masker, dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan walaupun tidak sedang pandemi. Trend baru ini jelas akan menghambat penularan Covid-19 sehingga masyarakat bisa kembali bangkit untuk memenangkan peperangan ini.

Cara Mencegah Covid-19

Mereka yang dulunya egois dan tidak mempercayai adanya serangan Covid-19, mulai membuka mata. Biasanya, kesadaran mereka harus diawali dengan pengorbanan yang sangat besar. Mereka yang egois, justru harus kehilangan orang-orang yang dicintai karena Covid-19, virus yang mereka anggap sebagai konspirasi belaka. Setelah mengalami luka yang mendalam akibat kehilangan orang yang dicintai, barulah kemudian mereka sadar akan pentingnya menjaga protokol kesehatan dan melakukan imunisasi Covid-19. Jelas, ini adalah harga yang mahal untuk sebuah kesadaran.

Namun barangkali itulah cara semesta untuk menyadarkan hati dan pikiran mereka agar tidak ada korban lainnya. Mulai detik ini, kita harus sadar akan bahaya dari Covid-19. Lakukan pencegahan penularan Covid-19 dengan cara menjalankan Protokol Kesehatan 5 M dan melakukan imunisasi Covid-19.

Kemenangan Melawan Pandemi Covid-19

Trend menjalankan Protokol Kesehatan 5 M yang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan masyarakat dan kesadaran masyarakat untuk melakukan imunisasi Covid-19, membuka harapan baru untuk dapat memenangkan peperangan melawan pandemi Covid-19. Sebab dengan demikian, semua masyarakat yang berperang melawan Covid-19 memiliki senjata untuk membunuh virus mematikan tersebut. Sehingga tidak ada ruang lagi untuk Covid-19.

Menang dari Covid-19

Selain itu, peran pemerintah dalam membasmi Covid-19 juga sangat berpengaruh. Berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk mensosialisasikan pentingnya imunisasi Covid-19 kepada masyarakat dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Kegiatan tersebut antara lain mengadakan webinar tentang imunisasi Covid-19, percepatan cakupan imunisasi bagi lansia, sosialisasi gema cermat dan imunisasi masal, peningkatan imunisasi Covid-19, dan sebagainya. Upaya pemerintah tersebut sangat membantu masyarakat untuk memenangkan peperangan melawan pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan ini.

Semoga dengan adanya kesadaran dari masyarakat dan sinergi yang baik dengan pemerintah, akan menciptakan lingkungan yang sehat tanpa adanya virus mematikan Covid-19. Dan semoga kita bisa segera memenangkan peperangan melawan Covid-19 untuk Indonesia yang lebih sehat. Aamiin.

Sumber

https://rsud.waykanankab.go.id/detailpost/hari-ini-tepat-satu-tahun-pandemi-covid-19-di-indonesia

https://covid19.go.id/peta-sebaran

https://indonesiabaik.id/infografis/dampak-corona-terhadap-ekonomi-indonesia

https://kemensos.go.id/perlindungan-anak-yang-kehilangan-orangtua-akibat-covid-19

https://kemnaker.go.id/news/detail/survei-kemnaker-88-persen-perusahaan-terdampak-pandemi-covid-19

https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/11/05/1816/agustus-2021–tingkat-pengangguran-terbuka–tpt–sebesar-6-49-persen.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Protokol_kesehatan

https://sehatnegeriku.kemkes. go.id/baca/rilis-media/20210812/4238277/studi-terbaru-vaksin-covid-19-efektif-mencegah-perawatan-dan-kematian/

https://aptika.kominfo.go.id/wp-content/uploads/2020/12/BAPPENAS-Penanggulangan-Dampak-Covid-19-terhadap-UMKM-Final-v1_0.pdf

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top