Berbicara tentang jasa ekspedisi JNE, membuatku teringat peristiwa yang terjadi beberapa tahun lalu, ketika aku dan keluarga harus menghadapi situasi genting. Saat itu, wabah Covid-19 datang dan memorakporandakan dunia sebagai bentuk dari tragedi nyata yang harus dihadapi oleh umat manusia. Dunia kesehatan hancur, hanya menyisakan puing-puing luka. Tangis, ratapan, dan air mata, menghiasi hari-hari penuh duka, melepas kepergian orang-orang tercinta. Sedangkan di sisi lain, mereka yang bisa bertahan dari wabah mengerikan ini harus dihadapkan dengan berbagai situasi sulit, salah satunya adalah kesulitan ekonomi. Hal inilah yang nyaris membuat keluargaku terpuruk. Untungnya, hobi dan kreativitas yang dimiliki ibu mampu melawan keterpurukan itu. Terlebih, ada JNE yang sangat membantu dalam membuat kami bangkit.
Bertahan dalam Situasi Mencekam
Berawal dari negeri tirai bambu, Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merambah begitu cepat ke seluruh penjuru bumi. Hampir semua negara diserang oleh wabah mengerikan ini, Indonesia tak terkecuali. Data sebaran dari World Health Organization (WHO) pada 11 Mei 2024, menunjukkan ada 235 negara yang terserang wabah Covid-19 dengan 772.838.745 kasus terkonfirmasi dan 6.988.678 kasus meninggal dunia. Saat itu, dunia kesehatan benar-benar sedang dilanda duka yang mendalam.
Bukan hanya itu, berbagai bidang kehidupan pun tak luput dari serangan wabah yang mengerikan ini. Salah satu yang paling terdampak setelah bidang kesehatan adalah bidang ekonomi. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Indonesia melalui website resminya mengungkapkan kondisi keuangan ketika terjadinya wabah Covid-19. Di mana saat itu pertumbuhan perekonomian Indonesia termasuk dalam kategori kritis. Hal tersebut disebabkan adanya penurunan kepada semua komponen Produk Domestik Bruto (PDB) kecuali konsumsi pemerintah akibat masuknya wabah Covid-19 di Indonesia.
Di sisi lain, perekonomian yang memburuk membuat banyak perusahaan harus mati-matian dalam mempertahankan keberlanjutan bisnisnya. Segala cara dilakukan agar perusahaan tidak gulung tikar, termasuk dengan memberlakukan kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Website Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia mencatat ada sekitar 2.265.366 pekerja yang terdampak wabah Covid-19. Hal ini membuat angka pengangguran bertambah, bahkan, ada banyak kepala keluarga yang tidak memiliki penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Beruntung bagiku karena perusahaan tempatku bekerja tidak terkena dampak wabah Covid-19 secara langsung. Sehingga aku masih tetap bekerja dan mendapatkan penghasilan tetap. Namun, rasa khawatir akan di PHK masih tetap menghantui. Sebab, saat itu perusahaanku menerapkan sistem kerja Work From Home (WFH) sehingga aku memutuskan untuk pulang kampung. Sebenarnya selama WFH pikiranku selalu dipenuhi dengan pertanyaan: “bagaimana kalau aku dirumahkan selamanya?” Sejujurnya pertanyaan itu terus membebani pikiranku. Aku takut bila harus kehilangan mata pencaharian yang selama ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Syukurlah, hal tersebut tak pernah terjadi.
Meskipun aku bisa sedikit lega karena masih mendapatkan penghasilan selama wabah Covid-19 menyerang, tetapi itu tidak berlaku untuk bapak. Sebab, bapak yang merupakan seorang pedagang keliling harus berkonfrontasi dengan peraturan pemerintah agar tetap mendapat penghasilan. Tentu saja bapak tidak akan menang, terlebih ada ancaman Covid-19 yang mengerikan. Hingga akhirnya beliau berhenti berdagang dan memutuskan untuk pulang kampung. Peristiwa inilah yang sempat membuat perekonomian keluargaku memburuk. Bagaimana tidak, aku harus bisa membagi penghasilan yang aku dapatkan untuk berbagai kebutuhan seperti membeli makanan, membayar kontrakan, membayar biaya kuliah, membantu pemasukan orang tua, dan lain sebagainya. Terus terang aku sangat khawatir dengan keadaan ekonomi keluarga kami.
Keadaan ini membuat aku dan bapak harus berpikir keras agar tetap bertahan. Berbagai pemikiran pun diungkapkan, salah satunya pemikiran bapak tentang melawan peraturan pemerintah. “Apakah bapak tetap berjualan saja, ya?” Tanya bapak kepadaku. Belum sempat aku menjawab, bapak kembali berkata. “Sekalipun bapak mengikuti peraturan pemerintah dan selamat dari Covid-19, tetapi keluarga kita masih terancam kematian karena kelaparan. Bagaimana bapak bisa menghidupi keluarga ini tanpa ada pemasukan?” Tambahnya. Aku hanya terdiam, membatu.
Mekarnya Bunga Plastik Ibu
Memang benar apa yang terdapat pada Quran surah Al-Baqarah ayat 286 bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Hal inilah yang aku alami tatkala sedang dirundung kebingungan karena harus bertahan dalam situasi genting di tengah wabah. Di saat putus asa menjadi pilihan utama, Allah memberikan petunjuknya. Sebuah petunjuk yang dapat memberikan kami jalan keluar dari masalah yang nyaris tak memiliki solusi. Sungguh, pertolongan-Nya sangat nyata, tanpa terduga, dan bisa datang dari mana saja. Bahkan, bisa dari hal sekecil apa pun, termasuk dari hobi yang dimiliki ibu.
Sejak wabah ini menyerang, ibu mulai aktif kembali menjalankan hobinya, yaitu membuat berbagai jenis bunga plastik yang sangat indah. Katanya, hanya untuk mengisi waktu luang saja agar tidak bosan di rumah. Namun, siapa sangka hobi ibu tersebut menjadi jalan untuk keluarga kami keluar dari keterpurukan. Aku yang melihat ibu sedang membuat bunga plastik penuh warna, seketika memiliki ide. Aku berpikir untuk menjual bunga plastik yang dibuat oleh ibu agar mendapatkan penghasilan. Bukankah sangat disayangkan bila bunga plastik indah yang ibu buat tidak dimanfaatkan?
Aku pun mengutarakan ide tersebut, tetapi ibu menolak. Beliau tidak percaya diri dengan bunga plastik buatannya itu. Katanya, bunga plastik tersebut terlihat jelek. Sebab, ibu membuat bunga plastik hanya untuk menyalurkan hobi saja, bukan untuk dikomersilkan. Aku justru melihat sebaliknya. Bunga plastik ibu mekar dengan sangat indah dan layak untuk dikomersilkan. Melihat peluang tersebut aku tak mau menyerah. Aku terus membujuk ibu, bahkan dengan dibantu oleh bapak dan keluarga yang lain. Hingga akhirnya ibu mau memasarkan bunga plastik tersebut dengan sedikit paksaan dari kami.
Awalnya kami memasarkan bunga plastik secara offline, yaitu dengan menitipkannya di warung milik bibi. Lucunya, warung bibi adalah konter yang menjual pulsa dan berbagai perlengkapan handphone. Sedikit aneh memang, tetapi tidak ada pilihan lain. Tak diduga, ternyata bunga plastik yang dititipkan di warung bibi habis terjual hanya dalam waktu dua hari saja. Hal tersebut membuktikan bahwa bunga plastik ibu sangat berpotensi bila dipasarkan. Sebab, hanya dalam kurun waktu yang relatif singkat, bunga plastik ibu sudah habis terjual. Dari sini ibu mulai percaya diri. Aku pun mulai menyusun rencana untuk memasarkan bunga plastik ibu secara online agar jangkauannya lebih luas.
JNE yang Selalu Menemani
Sebenarnya aku ingin memasarkan bunga plastik ibu di berbagai marketplace, tetapi ibu tidak mengerti caranya. Aku pun tidak mungkin memegang semua akun marketplace tersebut karena masih memiliki kesibukan sendiri. Alhasil, digunakanlah media sosial Facebook untuk memasarkan bunga plastik ibu. Mengapa Facebook? Sebab ibu hanya mengerti media sosial tersebut. Terlebih, bapak juga menggunakan media sosial ini sehingga mereka berdua bisa berdiskusi bila mengalami kesulitan. Cara pemasaran yang dilakukan sangat sederhana, ibu hanya memposting foto bunga plastik buatannya tersebut ke Facebook dengan mencantumkan harga dan nomor Whatsapp miliknya. Nantinya, proses pemesanan bisa melalui Whatsapp agar lebih mudah.
Ternyata pemasaran melalui Facebook cukup berhasil. Sebab, baru beberapa jam ibu memposting bunga plastik miliknya, sudah ada beberapa pelanggan yang menghubungi ibu untuk melakukan pemesanan. Saat itu aku bisa melihat raut wajah ibu yang bahagia karena masih tak percaya kalau bunga plastik buatannya ramai peminat. Tak mau membuang-buang waktu, ibu segera menyiapkan bunga plastik yang sudah dipesan agar bisa secepatnya dikirim. Hari itu, ibu berhasil menjual sekitar 6 tangkai bunga plastik yang dikirim menggunakan JNE.
Kami sengaja memilih jasa pengiriman JNE karena memiliki banyak cabang yang tersebar di mana-mana, bahkan sampai ke desa kami. Hal tersebut membuat ibu bisa dengan mudah pergi ke gerai JNE sendirian untuk mengirim bunga plastik ke pelanggan. Aku sendiri sangat mengapresiasi strategi JNE yang mampu menjangkau hingga ke pedesaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebab, tidak ada jasa pengiriman lain yang cabangnya sampai ke desaku kecuali JNE.
Terlebih, JNE juga menyediakan berbagai pilihan paket yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Seperti contohnya untuk pengiriman barang, JNE menyediakan produk JNE Express yang terdiri dari beberapa paket seperti paket REGULAR, YES, OKE, Super Speed, Diplomat, International Express, JTR, dan Jesika. Ibu selalu menggunakan paket REGULAR yang harganya terjangkau untuk mengirimkan bunga plastik ke pelanggan. Meskipun paket tersebut terbilang standard, tetapi kualitas pengirimannya tidak diragukan.
Banyaknya pilihan paket yang disediakan oleh JNE memiliki keuntungan tesendiri untuk pelanggan. Sebab, pelanggan bisa menyesuaikan budget pengiriman dengan paket yang tersedia. Tentu saja, pelanggan jadi bisa memilih paket yang dianggap paling hemat. Apa lagi paket-paket yang disediakan oleh JNE termasuk murah bila dibandingkan dengan nilai kepuasan yang akan didapatkan. Maka dari itu, pelanggan bisa dengan mudah memilih paket yang tersedia tanpa adanya kekhawatiran.
Selain itu, JNE juga memiliki reputasi yang baik soal kecepatan pengiriman. Hal ini merupakan fakta tak terbantahkan karena ibu pernah merasakannya sendiri. Ibu pernah bercerita kepadaku, bahwa di suatu sore ada pelanggan yang memesan bunga plastik dalam jumlah banyak. Untungnya, ibu sudah memiliki banyak stok bunga plastik sehingga beliau hanya perlu mengirimkannya saja. Setelah bunga plastik dikirim, pelanggan tersebut menginformasikan bahwa bunga plastik yang ia pesan akan digunakan untuk dekorasi pesta ulang tahun anaknya yang dilakukan besok sore. Sontak ibu pun kaget karena paket pengiriman yang ibu gunakan bukan paket pengiriman tercepat, melainkan hanya pengiriman reguler. Meskipun demikian, ibu tidak bisa berbuat banyak karena bunga plastik sudah terlanjur dikirim ke tempat tujuan. Tanpa diduga, ternyata keesokan harinya paket yang ibu kirim sudah sampai di tempat tujuan sebelum acara di mulai. Ibu pun bisa bernapas lega karena bunga plastik yang akan digunakan sebagai dekorasi acara ulang tahun bisa sampai tepat waktu.
Kelebihan lainnya yang ditawarkan oleh JNE adalah sistem online yang memudahkan. Dulu, sebelum jasa pengiriman barang membludak seperti sekarang, JNE sudah banyak melayani pelanggan dengan berbagai kemudahan. Salah satu kemudahan yang ditawarkan oleh JNE yaitu disediakannya sistem online untuk pelanggan. Sistem online tersebut meliputi aplikasi Lacak Pengiriman, Cek Tarif, Cari Lokasi Cabang Terdekat, dan Informasi Promo. Semua sistem online tersebut akan memudahkan pelanggan dalam melakukan kontrol dan pengawasan terhadap barang yang akan, sedang, dan telah dikirim.
Pada dasarnya, semua kelebihan yang ditawarkan oleh JNE bertujuan untuk memudahkan pelanggan dalam mengirim barang. Namun, terkadang ada masalah atau kendala yang terjadi dan tidak bisa ditangani oleh pelanggan itu sendiri. Maka dari itu, selain menawarkan semua kelebihan tersebut, JNE juga menyediakan layanan Customer Service yang bisa membantu pelanggan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Keberadaan Customer Service ini bukan hanya membantu pelanggan, tetapi juga bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan. Sebab, adanya Customer Service dapat membuat pelanggan merasa tenang dan terlayani dengan baik. Hal ini juga yang dirasakan oleh kami, keluarga yang telah lama menggunakan jasa pengiriman JNE.
Bukan Sebuah Akhir
Setelah pandemi berakhir, aku kembali bekerja ke kantor seperti biasa. Hal tersebut membuatku harus merantau dan meninggalkan kampung halaman. Untungnya, ibu dapat menjalankan bisnis ini sendiri sehingga aku bisa tenang meninggalkan beliau dan hanya memantau bisnisnya dari kejauhan.
Setelah pandemi berakhir, bisnis ibu terus meningkat. Semakin banyak orang yang memesan bunga plastik ibu, baik secara online maupun datang langsung ke tempat. Namun, hal yang tak terduga terjadi. Ibu dan bapak yang sedang berboncengan motor sehabis membeli bahan-bahan bunga plastik, mengalami kecelakaan di Jalan Pantura. Saat itu, bapak yang sedang mengendarai motor dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba menyeberang. Alhasil, tabrakan pun tak terelakkan. Beruntung bagi bapak karena hanya mengalami luka ringan, tetapi tidak dengan ibu. Tulang bahunya patah dan harus dioperasi.
Setelah menjalani operasi selama beberapa jam, akhirnya kesadaran ibu kembali pulih. Ibu mencoba terlihat kuat, walaupun sebuah pen dengan panjang sekitar 30 CM ditanam pada tulang bahunya yang ditandai dengan jahitan cukup panjang. Ibu pun harus beristirahat total dan hanya terbaring di atas kasur untuk beberapa minggu ke depan. Sejujurnya aku sangat iba melihat ibu tak berdaya, tetapi aku tidak bisa berbuat banyak. Aku hanya bisa menyemangati ibu agar cepat pulih kembali.
Di sisi lain, orang-orang yang memesan bunga plastik ibu tidak ada hentinya, hingga stok bunga plastik milik ibu habis terjual. Akibatnya, kami harus membatalkan pemesanan dan menghentikan aktivitas penjualan untuk sementara waktu. Tak masalah, sebab bagiku dan bapak, kesehatan ibu adalah yang utama. Awalnya, kami hanya menghentikan penjualan untuk sementara waktu hingga ibu sembuh. Namun, kenyataan berkata lain. Meskipun ibu sudah sembuh, tetapi kekuatannya tidak kembali sepenuhnya. Bahu ibu masih merasa sakit ketika melakukan aktivitas yang terlalu berat. Maka dari itu, kami memutuskan untuk menghentikan penjualan bunga plastik ibu untuk selamanya.
Meskipun ibu sudah tidak menjual bunga plastik lagi, tetapi kami masih setia menggunakan jasa pengiriman JNE. Baik ibu, istriku, dan seluruh keluargaku, selalu mempercayakan barang yang dikirimkan kepada JNE. Sebab JNE selalu di hati dan dapat diandalkan untuk menemani dalam berinovasi. Terima kasih JNE.
Connecting Happiness…
#JNE
#ConnectingHappiness
#JNE33Tahun
#JNEContentCompetition2024
#GasssTerusSemangatKreativitasnya