ASUS Vivobook Pro 14 OLED

Memanfaatkan Fitur dan Keunggulan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) untuk Meraih Prestasi

Berkompetisi dan berprestasi adalah dua hal yang selalu aku inginkan. Sebab dengan berkompetisi, aku bisa mendapatkan semangat baru dalam hidup ini. Apalagi ketika berhasil meraih prestasi, tentu semangat itu akan bertambah. Selain itu, ada banyak hal yang bisa aku dapatkan dari berkompetisi, antara lain mendapatkan pengalaman baru, teman baru, dan ilmu baru. Maka dari itu, ijinkan aku untuk membagikan sedikit kisah perjalananku dalam berkompetisi. Tujuanku membagikan kisah ini agar dapat dijadikan pelajaran untuk para pembaca sekalian. Inilah kisahku, seorang penyendiri yang haus akan prestasi.

Awal Mula Menyukai Kompetisi

Cerita ini berawal ketika aku menjadi siswa baru pada salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di daerahku. Saat itu, semua siswa baru diharuskan memilih minimal satu Ekstrakurikuler (ekskul) yang terdapat di sekolah tersebut. Ada lima ekskul yang bisa dipilih, yaitu Pramuka, Paskibra, PMR, Pecinta Alam, dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Awalnya aku bingung harus memilih ekskul apa, sebab seorang penyendiri seperti aku akan malas untuk menghadiri perkumpulan seperti itu. Namun, salah satu teman menyarankan agar aku memilih ekskul DKM. Musabab aku mengenal temanku ini sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP), maka dari itu aku mengikuti saran darinya. Pikirku, biar ada teman ngobrol di organisasi.

Setelah resmi menjadi siswa di sekolah tersebut, aku pun mulai menyesuaikan diri dengan budaya yang ada di situ. Aku ingin menjadi siswa yang baik dan pintar agar bisa meneruskan kuliah di Jurusan Teknologi, jurusan yang sudah aku incar sejak masih duduk di bangku SMP. Selain itu, aku juga harus mulai membiasakan diri berkumpul dengan organisasi DKM yang sudah kupilih. Sejujurnya, ini kali pertama aku menjadi anggota dari sebuah organisasi. Sebab ketika masih SMP, aku tidak pernah memikirkan hal semacam ini. Bahkan, aku tidak mengetahui ekskul apa saja yang ada di SMP.

Sebulan pertama mengikuti organisasi, aku harus ekstra berjuang agar bisa beradaptasi. Pasalnya, aku yang suka menyendiri ini harus berkumpul dengan banyak siswa di organisasi DKM. Jelas hal ini sangat bertentangan dengan kebiasaanku yang justru selalu menjauhi keramaian. Namun, ada beberapa alasan yang membuat aku tetap bertahan, antara lain dapat mendekatkan diri dengan Tuhan dan selalu berkumpul di musala yang sejuk. Menurutku, selagi organisasi ini bisa memberikan dampak positif maka aku akan terus membiasakan diri untuk mengikutinya.

Organisasi DKM

Keputusanku untuk tetap bertahan di organisasi DKM ternyata sangat tepat. Sebab, melalui organisasi ini aku diperkenalkan dengan serunya berkompetisi. Saat itu, sebagai junior yang baru masuk organisasi, aku dan beberapa siswa lainnya diharuskan mengikuti perlombaan untuk menambah pengalaman. Kebetulan sedang ada perlombaan yang diselenggarakan oleh IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Institut tersebut mengadakan lomba Acapella Islami tingkat SMA se-Kabupaten Cirebon. Maka dari itu, organisasi DKM lah yang paling layak untuk mengikuti perlombaan ini. Jadi, aku dan empat teman lainnya (salah satunya adalah senior) diutus untuk mengikuti lomba Acapella Islami tersebut.

Sebenarnya Acapella merupakan hal baru untuk organisasi ini, tetapi senior kami memaksakan diri untuk mengikuti perlombaan tersebut agar juniornya cepat mendapat pengalaman. Katanya, biar dia juga mendapatkan pengalaman baru untuk membimbing perlombaan Acapella. Alhasil, kami pun harus belajar dengan keras agar menguasai seni musik dari mulut tersebut. Saat berlatih dengan teman-teman, aku merasakan suasana yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Entah mengapa, aku yang biasanya malas untuk melakukan hal-hal seperti ini, justru bersemangat. Aku begitu tertantang untuk mengikuti perlombaan ini.

Singkat cerita, hari perlombaan pun tiba. Siang itu, alih-alih masuk ke kelas untuk mengikuti pembelajaran, aku dan beberapa siswa lain justru meninggalkan sekolah karena harus mewakili SMA dalam perlombaan Acapella. Jujur, pada saat itu aku merasa bangga. Aku merasakan sensasi yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Sensasi tersebut sangat candu, sehingga membuat aku ingin merasakannya lagi. Bisa dikatakan bahwa inilah awal mula aku menyukai kompetisi. Walaupun pada perlombaan Acapella tim kami kalah, tetapi tidak membuat semangatku menurun. Justru aku lebih bersemangat untuk mengikuti kompetisi-kompetisi lainnya.

Musabab senang dalam mengikuti setiap kompetisi, aku terlihat seperti siswa yang rajin di dalam organisasi DKM. Maka dari itu, aku dianjurkan oleh beberapa teman untuk mendaftarkan diri sebagai pengurus OSIS. Iseng, akhirnya aku pun mendaftar sebagai pengurus OSIS dan diterima. Namun, itu hanya sementara. Sebelum habis masa jabatan, aku berhenti menjadi pengurus OSIS karena suatu alasan yang tidak bisa aku jelaskan. Hal yang ingin aku sampaikan yaitu: Kompetisi telah membuat aku berubah ke arah yang lebih baik. Berubah dari siswa yang (mungkin) malas, menjadi siswa yang aktif.

Jangan Menyerah Sebelum Bertanding

Setelah hampir sepuluh bulan mengikuti perlombaan dengan mewakili organisasi DKM, aku masih merasa kurang, aku semakin haus dengan kompetisi. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti perlombaan individu yang masuk ke dalam kategori mata pelajaran. Aku berpikir untuk berani mencoba hal baru sebelum naik kelas. Setidaknya ada pengalaman berkesan yang bisa aku dapatkan di kelas satu SMA ini, seperti mewakili sekolah untuk mengikuti kejuaraan tingkat nasional misalnya.

Aku masih ingat betul, saat itu sekolah sedang mencari siswa untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Ada beberapa cabang OSN yang bisa diikuti oleh para siswa, yaitu Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Astronomi, Kebumian, Ekonomi, Geografi, dan Informatika. Sebenarnya aku ingin memilih cabang Informatika, tetapi aku batalkan. Sebab aku merasa belum memiliki kemampuan yang mencukupi di bidang tersebut. Oleh sebab itu, aku memilih cabang Kebumian karena merasa memiliki kemampuan yang lumayan di bidang ini.

Bagiku, mengikuti cabang OSN apa pun tak masalah. Sebab yang terpenting adalah lulus seleksi OSN dan mewakili sekolah untuk bertanding di tingkat Kabupaten. Motivasiku mengikuti kompetisi ini karena OSN merupakan salah satu kompetisi paling bergengsi di kalangan para siswa. Siapa pun yang dipilih oleh sekolah untuk mengikuti olimpiade ini, pasti merupakan siswa yang cerdas. Hal inilah yang membuat aku bersemangat. Aku ingin membuktikan bahwa diriku bisa menjadi bagian dari siswa cerdas tersebut.

Siang itu, setelah pulang sekolah akan diadakan seleksi OSN cabang Kebumian. Hal ini membuat hatiku sangat berdebar sedari pagi. Berbagai pertanyaan pun mulai memenuhi kepala.

Apakah siswa yang ikut seleksi ada banyak? Apakah aku bisa mengerjakan soal-soal yang ada? Apakah aku bisa lulus seleksi? Apakah…

Ketegangan ini sempat membuat aku goyah. Seketika aku merasa tak memiliki keberanian untuk mengikuti seleksi. Rasanya aku ingin mundur saja. Namun, semua itu aku tepis. Aku mencoba untuk tetap tenang hingga waktu yang sudah ditentukan tiba.

Setelah pulang sekolah, aku segera menuju ruang Multimedia untuk mengikuti seleksi OSN. Aku melihat ruang Multimedia dari jauh, mulai banyak yang berkumpul di sana. Perlahan namun pasti, dengan hati yang tak karuan, langkah ini semakin mendekat. Setelah sampai di depan ruangan Multimedia, aku terkejut. Ternyata yang ikut OSN cabang Kebumian kebanyakan adalah teman sekelasku.

Mentalku saat itu langsung down. Bagaimana tidak, kelasku merupakan kelas unggulan. Dimana kelas tersebut diisi oleh anak-anak yang pandai. Bahkan, aku sendiri merasa minder masuk di kelas ini. Sepertinya hanya keberuntungan saja aku bisa sekelas dengan mereka. Sebab aku merasa tidak memiliki kemampuan yang hebat seperti teman-teman sekelasku itu.

Kalah Sebelum Bertanding

Wiko, ikut OSN Kebumian juga?

Tanya salah satu teman sekelasku.

Engga, kok. Aku cuma mau liat aja.

Jawabku berbohong.

Saat itu juga aku mengurungkan niat untuk mengikuti seleksi OSN Kebumian. Aku merasa tidak memiliki kemampuan untuk melawan teman-teman sekelasku. Pikirku, aku pasti kalah melawan mereka. Ya, aku kalah sebelum bertanding. Aku pun pulang dengan kegagalan.

Menyerah sebelum bertanding adalah kesalahan terbesarku dalam mengikuti kompetisi. Jujur, ketika mengingat peristiwa tersebut aku merasa menjadi seorang yang pengecut. Seorang yang tidak berani mencoba karena takut gagal. Oleh karena itu, aku bertekad untuk tidak mengulanginya.

Setelah kejadian tersebut aku memutuskan untuk berhenti berkompetisi di bidang mata pelajaran, terutama OSN. Aku pun naik ke kelas dua SMA tanpa ada kenangan indah yang tercipta. Di kelas dua, semua siswa diwajibkan memilih jurusan yang sesuai, yaitu IPA atau IPS. Kalau tidak salah ada tiga parameter yang digunakan untuk menentukan penjurusan tersebut, yaitu nilai raport, hasil tes penjurusan, dan minat siswa.

Sebenarnya nilai raport dan hasil tes penjurusan milikku menunjukan bahwa aku masuk jurusan IPA. Namun, aku menolaknya. Aku merasa lebih enjoy mempelajari Geografi dan kawan-kawan ketimbang harus memahami rumus Fisika atau Kimia yang meresahkan. Maka dari itu, aku lebih memilih jurusan IPS.

Musabab hal tersebut, sempat ada perdebatan antara aku dan Ibu Sri, wali kelasku. Ibu Sri menginginkan aku untuk memilih jurusan IPA karena dianggap mampu. Bahkan, beliau sampai memanggil orang tuaku untuk membicarakan perihal penjurusan ini. Meskipun begitu, aku tetap menolaknya. Mungkin ini terlihat aneh, sebab di saat yang bersamaan banyak siswa yang menginginkan jurusan IPA tetapi ditolak karena nilai raport dan hasil tes penjurusan tidak memenuhi. Aku justru menolak jurusan yang didambakan banyak siswa tersebut.

Memang benar bahwa jurusan IPA sering dianggap sebagai tempat berkumpulnya orang-orang pintar, tetapi setelah aku pikir-pikir, kalau aku tidak enjoy dalam menjalaninya, buat apa? Jujur saja, aku ingin melawan paradigma tersebut. Aku ingin membuktikan bahwa anak IPS juga memiliki kemampuan. Maka dari itu, keputusanku untuk memilih jurusan IPS sudah bulat. Ibu Sri dan orang tuaku pun menyerah. Aku resmi menjadi anak IPS.

Di sinilah titik balik perjalananku dalam mengikuti kompetisi, sebab aku mendapatkan kepercayaan diri lagi untuk bertanding. Awalnya aku bertemu dengan seseorang yang unik dan cerdas di kelas ini sehingga menjadikannya rival. Namanya Mohd. Dede, aku biasa memanggilnya Dede. Berbeda dengan aku yang pasif dalam berbicara, ia justru terlihat seperti manusia hiperaktif yang tidak ada lelahnya.

Aku dan Dede selalu bertanding untuk mendapat nilai yang terbaik ketika ujian. Jelas, dia selalu memenangkan pertandingan tersebut. Bukannya menyerah, aku yang sering kalah justru semakin bersemangat untuk memenangkan pertandingan ini. Kami selalu fokus untuk bertanding sehingga melupakan apa yang ada di sekitar. Bahkan, pemikiran-pemikiran negatif tentang kompetisi pun tak lagi membebani kepala. Aku enjoy saja dalam menjalaninya. Hingga tanpa disadari ternyata langkahku sudah cukup jauh.

Pada suatu siang, tiba-tiba aku dan Dede dipilih oleh sekolah untuk mengikuti perlombaan Geografi Tingkat Nasional, tanpa seleksi. Mengejutkan? Memang. Aku pun sama terkejutnya.

National Geo Smart Competition 2013 GEOSAC

Acara ini bernama National Geo-Smart Competition (GEOSAC) tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sekolah kami mengirim dua kelompok, yang mana setiap kelompok terdiri dari dua orang. Namun, sekolah kami mengirim lima siswa, satu siswa sebagai cadangan.

Berangkatlah kami ke Bandung sebagai utusan dari sekolah untuk mengikuti perlombaan GEOSAC. Senang sekali bisa mewakili sekolah untuk mengikuti kompetisi yang sangat besar ini. Terlebih, ini adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di Kota Kembang. Kota indah yang selama ini hanya aku lihat dari televisi. Kini aku bisa merasakan dinginnya udara Kota Bandung secara langsung.

Oh, iya. Walaupun ini kompetisi kelompok, tetapi penilaiannya dilakukan per individu. Jadi kami harus berjuang sendiri tanpa mengandalkan teman sekelompok. Ada beberapa ujian yang harus kami ikuti selama dua hari berturut-turut, antara lain Ujian Tulis Tahap Pertama, Ujian Tulis Tahap Kedua, dan Ujian Praktek bernama GEOTRACK.

Menurutku, Ujian praktek inilah yang paling menyenangkan. Sebab semua peserta diajak menyusuri keindahan Gunung Batu untuk menjawab setiap soal yang terdapat di pos-pos tertentu. Aku bisa merasakan sejuknya udara dan lembabnya kabut di Kota Kembang ini. Terlebih, saat itu cuaca sedang mendung sehingga hawa dingin yang menusuk tulang sangat membekas. Wah, pokoknya ini adalah pengalaman yang tak akan pernah aku lupakan.

Geo Track - Geosac 2013

Setelah menyelesaikan semua susunan acara, kami pun dikumpulkan di sebuah aula yang sangat besar milik UPI. Inilah waktu yang sangat menegangkan karena di akhir acara akan ada pengumuman pemenang. Aku sendiri tidak berharap banyak, sebab aku sadar bahwa semua siswa yang mengikuti kompetisi ini merupakan perwakilan siswa terbaik dari sekolah masing-masing. Jadi, kesempatan bagiku untuk menang sangat kecil, aku tak mau berekspektasi lebih. Maka dari itu, apa pun hasilnya aku akan menerimanya dengan lapang dada.

Benar saja, setelah pembawa acara menyebutkan pemenang dari mulai juara sepuluh hingga juara satu, tidak ada namaku di sana. Namun, nama Mohd. Dede dipanggil sebagai Juara Kedua. Aku kalah lagi darinya. Tak masalah, masih ada kesempatan bagiku untuk mengalahkannya di kompetisi yang lain. Asalkan tidak menyerah, aku yakin pasti bisa.

Meskipun gagal mendapat juara pada kompetisi GEOSAC, tetapi aku masih dipercaya oleh sekolah untuk mengikuti kompetisi-kompetisi yang lain, salah satunya adalah Olimpiade Online Nasional Ainun Habibie 2013. Olimpiade ini diadakan secara online dan diikuti oleh seluruh SMA/sederajat se-Indonesia. Berbeda dengan GEOSAC yang penilaiannya per individu, olimpiade ini dinilai berdasarkan kelompok. Aku dan sembilan teman lainnya, tentu saja salah satunya Dede, berhasil masuk ke tahap semifinal. Hasil yang cukup membanggakan, mengingat olimpiade tersebut merupakan ajang di tingkat nasional.

Olimpiade Online Nasional Ainun Habibie 2013

Selain dipercaya untuk mengikuti Olimpiade Online Nasional Ainun Habibie 2013, di tahun yang sama, aku juga dipercaya untuk mewakili sekolah dalam ajang bergengsi OSN. Berbeda dengan siswa lain yang harus mengikuti seleksi, aku justru dipilih langsung untuk mewakili sekolah tanpa harus mengikuti seleksi tersebut.

Apakah aku bermimpi?

Pikirku.

Mendengar hal tersebut jantungku terasa berdetak kencang, mataku terbelalak, dan darahku seperti mengalir dengan cepat. Aku sempat tak percaya ketika mendengarnya. Bagaimana tidak, aku yang dulu kalah sebelum bertanding untuk mengikuti seleksi OSN, kini dipilih langsung oleh sekolah tanpa harus mengikuti seleksi.

Oh, iya. Ternyata bukan hanya aku yang dipilih langsung oleh sekolah untuk mengikuti OSN tanpa seleksi, tetapi Dede juga. Bahkan, Dede berhasil lulus hingga ke tahap Provinsi, sedangkan aku hanya sampai tahap Kabupaten saja. Lagi-lagi, aku kalah darinya. Dia memang rivalku yang hebat. Aku selalu ingin mengalahkannya tetapi tidak bisa. Tak masalah, sebab menghadapi rival yang hebat dan sulit dikalahkan seperti dia, akan membuat semangatku semakin berkobar.

Keadaan Bukan Menjadi Halangan

Setelah lulus SMA, aku harus menerima kenyataan pahit karena tidak bisa melanjutkan pendidikan. Padahal selama duduk di bangku SMA, aku selalu membayangkan bisa berkuliah di jurusan Teknik Informatika, jurusan yang berhubungan dengan komputer. Sebab sudah sejak kecil aku menyukai semua hal tentang komputer dan teknologi. Namun, apa mau dikata. Aku harus menerima keadaan ini.

Alih-alih berkuliah, aku pun mencoba peruntungan dengan melamar pekerjaan. Alhamdulillah, aku diterima bekerja pada sebuah perusahaan di daerah Bekasi. Selama bekerja, aku selalu membawa kertas atau buku serta pulpen untuk menulis. Aku selalu menulis apa pun yang ada di kepalaku, entah itu ide, opini, kejadian yang aku alami, hingga menulis tentang pelajaran-pelajaran di sekolah. Aneh? Memang. Aku melakukan hal tersebut karena belum move on dari suasana perkuliahan yang selama ini kuinginkan.

Setelah dua tahun bekerja, aku masih memiliki keinginan untuk meneruskan pendidikan. Sehingga aku menggunakan uang tabungan untuk mendaftar kuliah. Sebenarnya, hal ini sudah aku rencanakan sejak pertama bekerja, yaitu berkuliah dengan menggunakan uang sendiri. Akhirnya, aku pun mendaftar kuliah Program Studi Teknik Informatika pada salah satu Universitas swasta yang ada di Bekasi. Aku memilih Universitas ini karena jadwal perkuliahannya bisa disesuaikan dengan jadwal pekerja seperti diriku.

Senang sekali bisa merasakan bangku perkuliahan, apalagi tanpa harus membebani kedua orang tua. Walaupun banyak yang bilang kalau aktivitasku ini sangat melelahkan, tetapi aku tidak pernah merasakannya. Sebab aku menjalani hal tersebut dengan enjoy dan hati yang ikhlas. Selama menjalani status sebagai pekerja dan mahasiswa, jiwa kompetisiku tidak pernah memudar. Aku masih ingin berkompetisi dan berprestasi.

Hingga di semester lima (kalau tidak salah) aku mengikuti seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang, yaitu bidang Teknologi (PKM-T). Saat itu aku dan tiga teman lainnya membuat sebuah alat penghitung panjang dan harga ikan hias berbasis Computer Vision, salah satu cabang Artificial Intelligence. Meskipun proposal PKM-T yang kami ajukan gagal, tetapi ide kami diapresiasi oleh pihak kampus dalam bentuk beasiswa.

PKM Wiko Pelita Bangsa

Setelah mengetahui bahwa aku bisa mendapat beasiswa dari kompetisi yang diikuti, aku pun semakin bersemangat. Namun, ada satu syarat yang harus terpenuhi agar aku mendapat beasiswa, yaitu mendapat kemenangan dari kompetisi yang diikuti. Tak masalah, aku akan mencobanya. Aku pun semakin bersemangat. Meskipun demikian, ternyata berkompetisi sebagai mahasiswa yang merangkap sebagai pekerja, tidak-lah mudah. Aku kesulitan untuk mengatur waktu. Rasanya, waktu 24 jam sehari sangat kurang bagiku.

Hingga akhirnya angin segar pun datang. Dede, rivalku di SMA, tiba-tiba menghubungi aku untuk menunjukan sebuah kompetisi karya ilmiah yang diadakan oleh kampusnya, Universitas Padjadjaran (Unpad). Dalam susunan acara tahunan yang dilakukan oleh kampus tersebut, terdapat ajakan untuk melakukan penelitian. Nah, nantinya beberapa penelitian terbaik akan mendapatkan apresiasi. Saat itu kami membuat artikel penelitian yang berjudul Pemanfaatan sensor mikro DHT11-Arduino untuk monitoring suhu dan kelembaban udara bersama 2 orang teman lainnya. Alhamdulillah, kami berhasil mendapatkan Juara III Artikel Terbaik dalam acara tersebut.

Wiko Juara

Setelah berhasil meraih prestasi dari kompetisi itu, aku pun menghubungi pihak kampus. Pihak kampus juga sangat mengapresiasi prestasi tersebut dan memberikan beasiswa kepadaku. Rasanya sangat menyenangkan dan membanggakan karena selain dapat membiayai kuliah sendiri, aku juga berhasil mendapatkan beasiswa dari kampus. Jujur, beasiswa tersebut sangat membantu aku, terutama saat aku kekurangan biaya. Selama berkuliah, aku mencatat hanya dua tahun saja mengeluarkan uang. Sisanya, aku membiayai kuliah dari beasiswa.

Aku berhasil membuktikan bahwa keadaan bukanlah halangan untuk terus berkompetisi dan berprestasi.

Pentingnya Teman untuk Meraih Prestasi

Sekarang aku sudah lulus kuliah dan sepenuhnya menyandang status sebagai pekerja. Aku bekerja di salah satu perusahaan penyedia hosting dan domain yang ada di Indonesia. Di sini, aku ditugaskan sebagai Customer Service sekaligus Technical Support. Walaupun terlihat merepotkan, tetapi percayalah, pekerjaanku ini sangat sangat sangat santai. Ada banyak waktu luang yang aku dapatkan ketika bekerja, sehingga seringkali aku merasa bosan.

Untungnya sejak bekerja di perusahaan ini, aku diberikan layanan hosting dan domain gratis. Sehingga aku bisa menyalurkan hobi menulis di blog pribadi untuk mengusir rasa bosan. Setelah beberapa tahun menulis di blog, aku merasa bosan kembali. Aku membutuhkan suasana baru dalam menulis. Hingga akhirnya, aku menemukan sebuah informasi kompetisi blog. Informasi tersebut membangkitkan hasrat untuk berkompetisi yang selama ini terpendam. Aku kembali bergairah untuk mengikuti kompetisi dan berprestasi lagi. Aku pun mencoba untuk mengikuti kompetisi blog tersebut.

Ternyata persaingan kompetisi blog sangat ketat. Jatuh bangun aku berjuang untuk mendapatkan prestasi dari lomba blog, mulai dari begadang membuat artikel, mempelajari artikel para pemenang, hingga membuat tulisan dengan gaya yang berbeda, tetapi tetap saja aku belum bisa bersanding dengan para langganan juara. Kalau tidak menyukai kegiatan menulis dan tidak gemar berkompetisi, mungkin aku sudah menyerah. Namun, aku mengurungkan niat tersebut karena masih ingin berkompetisi dan meraih prestasi.

Setelah kebal dengan gempuran dan puluhan kali mencoba mengikuti kompetisi blog, akhirnya aku berhasil mendapatkan juara. Aku masih ingat betul ketika pertama kali mendapat juara, yaitu Juara Favorit. Ada perasaan senang bercampur tertantang. Tentu saja aku merasa senang karena berhasil menjadi pemenangan, walaupun hanya juara favorit. Namun, ada rasa tertantang juga untuk menjadi juara pertama. Awalnya aku pesimis, tetapi dengan keyakinan di dalam hati, aku memantapkan diri untuk menjadi yang pertama.

Lomba Blog

Aku terus mencoba dan mencoba, tetapi belum juga mendapat juara pertama. Paling banter hanya menempati posisi sepuluh besar atau juara favorit saja. Hal ini membuat aku berpikir dan mengatur strategi lagi, karena mungkin ada yang salah dengan strategi dan teknik menulis yang aku terapkan. Sekian lama berpikir, akhirnya aku menemukan jawabannya. Ternyata aku membutuhkan teman dalam berkompetisi. Menurutku, teman dalam berkompetisi sangat penting karena bisa membantu kita ketika mengalami masalah.

Dulu, aku memiliki teman sekaligus rival dalam berkompetisi, yaitu Dede. Sekarang, aku tidak memiliki teman untuk berkompetisi blog. Aku merasa sendirian, kesulitan, dan tidak ada yang membantu karena tidak memiliki teman berkompetisi. Maka dari itu, aku harus menemukan teman untuk berbagi pendapat, pengalaman, pengetahuan, dan lain sebagainya di dunia kompetisi blog ini. Namun, di lingkungan tempat tinggalku saat ini, rasanya sulit sekali untuk mencari teman yang sama-sama gemar menulis dan berkompetisi. Aku harus benar-benar mencari teman yang memiliki kesukaan sama seperti diriku, tetapi siapa?

Hingga akhirnya, aku menemukan jawabannya. Aku ingin menjadikan semua peserta yang mengikuti kompetisi blog sebagai teman. Dulu saja aku bisa menjadikan Dede sebagai rival sekaligus teman dalam berkompetisi, mengapa tidak aku terapkan sekarang? Jadi, alih-alih menganggap peserta blog sebagai pesaing, aku justru menganggap mereka semua sebagai teman.

Aku berkenalan dengan para peserta blog, termasuk peserta langganan juara. Ternyata mereka juga ‘welcome’, tidak memperlakukan aku sebagai pesaing, melainkan sebagai teman. Aku pun menyadari satu hal bahwa kompetisi blog bukan hanya tentang pertarungan, tetapi juga pertemanan. Dari sini, aku menemukan pengetahuan baru tentang kompetisi.

Setelah berteman dengan banyak blogger profesional langganan juara dan belajar dari mereka, akhirnya aku berhasil mendapatkan juara pertama. Senang? Jelas. Puas? Tentu tidak. Aku masih ingin terus berkompetisi dan meraih prestasi lagi dan lagi.

Laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)

Ternyata teman untuk mengikuti kompetisi blog bukan hanya manusia saja, tetapi juga gawai yang mumpuni. Sebab untuk menulis blog bukan hanya tentang merangkai kata, tetapi juga memasukan berbagai komponen pendukung seperti gambar, infografis, animasi, dan video. Nah, untuk membuat semua komponen tersebut dibutuhkan laptop yang bisa diandalkan. Laptop yang bisa mendukung segala aktivitas dengan cepat, mampu menjaga kesehatan mata, dan mudah dibawa-bawa.

ASUS M3400

Langsung kucari laptop dengan spesifikasi yang sudah aku tentukan. Hingga akhirnya aku pun menemukan laptop tersebut, yaitu laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400). Aku yakin fitur dan keunggulan laptop ini bisa diandalkan untuk menemaniku dalam meraih prestasi.

Lalu, fitur dan keunggulan seperti apa yang menjadi alasanku memilih laptop ini? Mari aku perkenalkan laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400).

Display

Laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dibekali dengan layar ASUS OLED sebesar 14 inch yang memiliki aspek rasio 16:10, rasio layar to body sebesar 84%, dan dilengkapi dengan teknologi NanoEdge sehingga membuat pengguna merasa nyaman ketika menatapnya. Mari kita bahas satu persatu fitur yang ada pada display laptop ini.

OLED adalah singkatan dari Organic Light-Emitting Diode yang merupakan sebuah semikonduktor sebagai pemancar cahaya dengan bahan dasar yang terbuat dari lapisan organik. Teknologi OLED dapat digunakan pada aplikasi layar atau sensor yang terkenal fleksibel karena ketipisannya yang mencapai 1 mm.

ASUS OLED bekerja dengan cara menggeser spektrum sinar biru yang berbahaya untuk mata tanpa mengurangi kualitas dan akurasi warnanya. Layar ini sudah lulus beberapa sertifikasi, antara lain dari TUV Rheinland, PANTONE, dan VESA. Sertifikasi ini membuat layar ASUS OLED memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Warna lebih kaya dan akurat.

Lulus sertifikasi dari PANTONE Validated Display merupakan bukti bahwa layar ASUS OLED memiliki tingkat reproduksi warna yang kaya dan akurat. Sebab perusahaan desainer warna ini mempunyai berbagai jenis warna yang paling lengkap, berkualitas, dan konsisten. PANTONE menggunakan Pantone Matching System (PMS) untuk membedakan warna yang tampil di layar dan warna yang sesungguhnya.

OLED Warna Lebih Kaya dan Akurat

ASUS OLED mampu memproduksi 133% warna pada color space sRGB atau setara dengan 100% warna pada color space DCI-P3. DCI sendiri merupakan singkatan dari Digital Cinema Initiative, sedangkan P3 merupakan serangkaian kondisi tampilan layar modern yang mampu mereproduksi warna menggunakan sistem proyeksi sinema digital. Color space DCI-P3 sangat cocok digunakan untuk profesional yang bekerja diantara gradasi dengan banyak warna.

2. Aman untuk kesehatan mata.

Fitur Eye Care pada layar ASUS OLED yang dilengkapi dua teknologi (Low Blue Light dan Flicker-free), dapat melindungi kesehatan mata pengguna. Menurut penelitian, spektrum sinar biru yang berbahaya untuk kesehatan mata terdapat pada spektrum 415nm sampai 455nm, dimana tingkat kerusakan terbesar berada di antara spektrum 420nm hingga 430nm. Teknologi Low Blue Light yang terdapat pada ASUS OLED mampu menghilangkan spektrum cahaya biru yang berbahaya untuk mata, sehingga pengguna bisa menggunakannya tanpa khawatir akan merusak mata.

OLED Aman untuk Kesehatan Mata

Sedangkan Teknologi Flicker-free merupakan sebuah teknologi yang mampu membuat mata pengguna menjadi nyaman meskipun berlama-lama di depan komputer. Perlu diketahui bahwa sebenarnya layar laptop menghasilkan flicker/kedipan yang tidak terlihat sehingga dapat mengganggu kesehatan mata. Nah, teknologi Flicker-free ini memiliki keseimbangan yang baik dalam menampilkan gambar di layar sehingga dapat memastikan gambar tersebut tidak berkedip.

3. Tampilan jernih meski tingkat kecerahan rendah.

Ada beberapa kondisi yang mengharuskan pengguna untuk menurunkan tingkat kecerahan layar pada laptopnya. Namun, di sisi lain, menurunkan tingkat kecerahan layar justru akan membuat tingkat akurasi warna pada layar juga menurun sehingga berbeda dengan warna aslinya. Masalah seperti itu tidak akan terjadi pada layar ASUS OLED, sebab layar ini sudah menggunakan teknologi 3D color gamut yang memiliki 60% volume warna lebih besar dibandingkan dengan layar laptop pada umumnya.

OLED Tampilan Jernih Meski Tingkat Kecerahan Lancar

Volume warna yang lebih besar dapat menghadirkan tingkat reproduksi warna yang sangat tinggi pada rentang tingkat kecerahan yang lebih luas. Bahkan ASUS OLED tetap mampu menampilkan warna dengan jelas, kaya, dan akurat pada tingkat kecerahan rendah. Dimana layar laptop pada umumnya hanya mampu mereproduksi warna sebesar 11%. Inilah salah satu kelebihan dari ASUS OLED yang mungkin akan disukai banyak pengguna karena dapat menampilkan visual berkualitas dengan tingkat kecerahan rendah sehingga mata bisa nyaman ketika menatapnya.

4. Memiliki detail warna dan visual terbaik.

Layar ASUS OLED terdiri dari jutaan lampu LED yang sangat kecil, hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan layar pada umumnya yang masih menggunakan panel blacklight. Setiap LED yang terdapat pada ASUS OLED bisa dimatikan secara penuh sehingga menghasilkan warna hitam sempurna dan membuat kontras warna yang sangat tinggi. Luar biasanya, rasio kontras ASUS OLED hingga 1.000.000:1 sehingga pengguna dapat menikmati setiap detail warna dengan sangat jelas. Hal inilah yang membuat ASUS OLED berhasil mengantongi sertifikasi DisplayHDR 500 True Black dari VESA.

OLED Memiliki Detail Warna dan Visual Terbaik

Sertifikasi dari VESA tersebut merupakan bukti bahwa ASUS OLED sudah mendukung teknologi High Dynamic Range (HDR) yang membuat konten visual terlihat lebih nyata. VESA sendiri merupakan singkatan dari Video Electronics Standards Association, yaitu sebuah organisasi yang membawahi 285 anak perusahaan yang bertugas untuk mengatur dan mendukung standar tampilan komputer maupun perangkat elektronik lainnya. Salah satu standar yang dikeluarkan oleh VESA adalah DisplayHDR untuk panel LCD maupun DisplayHDR True Black untuk layar emisi (OLED dan AMOLED).

5. Visual jelas tanpa efek blur.

Biasanya di dalam suatu video terdapat gerakan visual dengan kecepatan tinggi seperti mobil balap, benda jatuh, dan hempasan peluru yang menyebabkan efek blur. Efek blur seperti ini bisa membuat mata tidak nyaman maupun mengurangi sisi estetika visual. Masalah tersebut dapat diatasi oleh ASUS OLED yang memiliki response time super kencang mencapai 0.2 ms atau 50 kali lebih cepat dari layar laptop pada umumnya.

OLED Visual Jelas Tanpa Efek Blur

Response time super kencang yang dimiliki oleh ASUS OLED akan membuat efek blur tak terlihat, sehingga visual yang ditampilkan dapat maksimal sekalipun dalam kecepatan tinggi. Kelebihan ini akan membuat pengalaman menonton film menjadi lebih nyata. Selain itu, pengguna juga bisa melihat teks berjalan dengan sangat baik tanpa efek blur.

Selain dibekali dengan layar ASUS OLED, display laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) juga dilengkapi dengan desain NanoEdge yang membuat laptop ini memiliki bezel sangat tipis sehingga memungkinkannya masuk ke dalam chassis yang langsing. Rasio layar to body laptop ini mencapai 84% dengan aspek rasio 16:10, hal tersebut membuat pengguna merasa nyaman ketika menatap dan menggunakannya.

Keyboard dan Touchpad

Laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) menggunakan keyboard ergonomis dengan key travel 1.35 mm sehingga proses mengetik menjadi nyaman. Seperti yang diketahui bahwa keyboard ergonomis dirancang untuk meminimalisir ketegangan otot, kelelahan, dan keluhan lainnya. Sehingga pengguna tak akan mudah lelah ketika mengetik. Selain itu, keyboard laptop ini juga dilengkapi dengan backlit sehingga memudahkan proses pengetikan walaupun di ruangan gelap. Backlit pada keyboard ini memiliki tiga tingkat kecerahan yang bisa diatur menggunakan tombol F7.

Keyboard dan Touchpad ASUS M3400

Selain keyboard yang nyaman, laptop ini juga dilengkapi dengan touchpad yang lebar sehingga memudahkan navigasi ketika menggunakannya. Touchpad ini berada di tengah-tengah body laptop agar tidak mengganggu proses pengetikan. Pengguna masih bisa mengetik dengan nyaman meskipun touchpadnya lebar, karena tangan tidak mudah masuk ke area touchpad.

Audio, Kamera, dan Mikrofon

Audio laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dilengkapi dengan dua speaker dari harman/kardon yang mengarah ke bawah. Terdapat software DTS Audio Processing yang digunakan untuk meningkatkan volume dan bass, serta bebas distorsi pada speaker tersebut. Software ini juga akan membuat speaker kecil terdengar lebih besar dan lebih baik. Sehingga menonton film atau bermain game terasa lebih hidup dengan suara yang sangat imersif.

Sementara itu, untuk pengambilan gambar atau melakukan panggilan video, laptop ini dibekali dengan kamera 720P 30 fps. Artinya kamera ini mampu menampilkan 30 gambar secara berurutan dalam waktu satu detik. Kamera ini tergolong sangat baik untuk ukuran sebuah laptop karena akan menampilkan gambar HD. Sehingga gambar yang dihasilkan dan panggilan video yang sedang dilakukan bisa memuaskan.

Audio, Mic, Camera ASUS M3400

Perihal untuk komunikasi jarak jauh seperti panggilan video atau meeting online, laptop ini juga bisa diandalkan. Sebab mikrofon yang terpasang pada laptop ini dilengkapi dengan teknologi ASUS AI Noise-Canceling yang mampu meredam kebisingan selain suara manusia. Ada dua fitur yang melengkapi teknologi ini, yaitu fitur ClearVoice Mic dan fitur ClearVoice Speaker di MyASUS.

Fitur ClearVoice Mic mampu menyaring kebisingan di sekitar pengguna dan menormalkan semua suara dari posisi berbeda menggunakan mode Multi-Presenter. Sementara itu, fitur ClearVoice Speaker mampu menyaring semua kebisingan selain ucapan manusia sehingga pengguna hanya mendengar ucapan lawan bicara.

Konektivitas

Pengguna bisa melakukan berbagai konektivitas pada laptop ini, baik melalui I/O port maupun jaringan nirkabel. Terdapat beberapa I/O port pada laptop ini, yaitu:

  • 1x USB 3.2 Gen 2 Type-A
  • 2x USB 2.0 Type-A
  • 1x HDMI 1.4
  • 1x 3.5mm Combo Audio Jack
  • Micro SD card reader
Konektor ASUS M34000

Selain melalui I/O port, pengguna juga bisa melakukan konektivitas melalui jaringan nirkabel. Sebab laptop ini sudah dibekali dengan bluetooth 5 yang super cepat dan WiFi 6 dengan tingkat latensi yang sangat rendah. Bukan hanya itu, WiFi 6 pada laptop ini juga dilengkapi dengan teknologi ASUS WiFi Master eksklusif sehingga mampu memberikan kecepatan jaringan super cepat untuk transfer file besar, game online yang responsif, dan obrolan video yang sangat lancar. Selain itu, di dalam teknologi ASUS WiFi Master juga terdapat fitur ASUS WiFi SmartConnect sehingga laptop pengguna dapat terhubung dengan sumber WiFi terbaik.

Prosesor dan Penyimpanan

Dapur pacu laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) ditenagai oleh AMD Ryzen 7 5800H. Sehingga sangat mudah untuk menangani program-program berat tanpa adanya drama nge-hang. Selain itu, RAM DDR4 sebesar 16 GB yang tertanam pada laptop ini akan membuat performanya semakin gahar karena dapat berjalan lancar meskipun sedang membuka banyak program (multitasking).

Performa ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

Perihal penyimpanannya, laptop ini dibekali oleh Solid State Drive (SSD) sebesar 512 GB. Ruang penyimpanan sebesar itu bisa digunakan untuk menyimpan banyak film, gambar, animasi, musik, dan dokumen. Selain itu, SSD juga memiliki performa mumpuni sehingga proses baca/tulis data sangat cepat.

Sistem Pendingin

Panas pada laptop merupakan ancaman yang cukup serius karena bisa menyebabkan beberapa kerusakan fatal. Maka dari itu, laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) disenjatai dengan Dual-fan Cooling System dan IceCool Plus Thermal Technology yang mampu menjaga suhu laptop tetap stabil. Terdapat dua kipas yang pembuangannya mengarah ke belakang menuju engsel layar sehingga sangat efisien. Selain itu, kecepatan kipas yang terdapat pada laptop ini juga bisa diatur melalui software MyASUS dengan tiga pilihan mode, yaitu Performance Mode, Standard Mode, dan Whisper Mode. Pengguna juga bisa mengubah mode tersebut dengan mudah melalui shortkey Fn+F.

Sistem Pendingin ASUS Vivobook M3400

Suhu kerja laptop ini pernah diuji pada Performance Mode oleh Channel Youtube Jagat Review dengan cara memainkan game GTA V selama 30 menit. Hasilnya, suhu prosesor ada pada kisaran 770C-820C, sementara untuk integrated graphics nya berada pada kisaran 620C-670C. Sedangkan suhu body paling panas masih berada di bawah 400C. Sangat aman!

Battery

Sumber daya laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) ditopang oleh high-capacity battery sebesar 50 Wh (3S1P, 3-cell Li-ion). Daya baterai sebesar itu mampu memenuhi kebutuhan laptop selama kurang lebih 10 jam. Hal tersebut juga pernah diuji oleh Channel Youtube Jagat Review yang menjalankan laptop dengan Standard Mode, brightness 50%, volume 25%, layar 2.8K 90Hz, dan 1080P video playback yang bertahan sekitar 10 jam.

Baterai ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

Channel Youtube tersebut juga melakukan pengujian untuk Battery Charging ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400). Hasilnya, pengisian baterai selama 30 menit pertama bisa mencapai 49%. Sedangkan untuk pengisian daya sampai full membutuhkan waktu sekitar 135 menit. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi baterai sampai full tersebut masih terbilang normal, mengingat laptop ini dibekali dengan berbagai perangkat yang sangat powerful.

Sistem Operasi

Sistem Operasi Windows 11 Home sudah terpasang pada laptop ini sehingga pengguna tidak perlu membeli lisensinya. Seperti yang diketahui bahwa Windows 11 merupakan versi terbaru dari sistem operasi besutan Microsoft, sehingga performa dan keamanannya dapat terjamin. Windows 11 juga memiliki berbagai keunggulan dari versi sebelumnya. Hal tersebut merupakan kabar baik bagi para pengguna laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) karena dapat menggunakan sistem operasi ini dengan gratis.

Windows 11 ASUS Vivobook

Salah satu fitur yang mencolok dari Windows 11 adalah Widget. Pengguna bisa mengatur widget ini sesuai keinginan agar dapat membuka berbagai hal dengan mudah, seperti mengetahui jadwal meeting, daftar tugas, deadline di kalender, hingga melihat prediksi cuaca hari ini. Selain itu, terdapat juga teknologi Intel Bridge yang berfungsi untuk menjalankan berbagai aplikasi android pada laptop dengan mudah.

Sistem Keamanan

Perihal sistem keamanan, laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) sudah menggunakan sistem terbaru yang banyak dipakai di era yang serba mudah ini. Salah satu kemudahan yang terdapat pada sistem keamanan tersebut berasal dari Teknologi One-Touch Login. Teknologi ini membuat pengguna bisa login dengan mudah tanpa harus memasukan password secara manual, sebab sensor sidik jari yang digunakan untuk memverifikasi password secara biometrik terdapat pada tombol powernya.

Sistem keamanan laptop ini tidak hanya berada pada tingkat sistem operasi saja, tetapi juga terdapat pada tingkat hardware. Sebab terdapat BIOS Booting User Password Protection yang melengkapi sistem keamanannya. Jelas, pemberian password pada tingkat hardware ini akan memperkuat sistem keamanan pada laptop ini.

Sistem Keamanan ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400

Selain itu, terdapat juga Trusted Platform Modules (TPM) yang terintegrasi ke dalam motherboard dan berfungsi untuk melindungi kunci enkripsi, kredensial pengguna, dan data sensitif lainnya sehingga malware atau hacker tidak bisa mengakses atau merusak data tersebut.

Menyangkut sistem keamanan, ASUS sangat jeli dan teliti hingga hal-hal terkecil. Permasalahan seperti terlihatnya privasi pengguna ketika sedang melakukan panggilan video atau meeting online, dapat dihindari karena pada laptop ini terpasang webcam shield. Fitur tersebut memungkinkan pengguna untuk menutup atau membuka kamera dengan cepat dan mudah.

Desain

Selain dibangun dengan tenaga pacu yang mumpuni, laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) juga didukung dengan penampilan yang menarik. Hal utama yang dilihat dari desain laptop adalah ukuran atau dimensinya. Laptop ini memiliki dimensi proporsional yang cocok untuk pengguna dengan mobilitas tinggi. Sebab, walaupun layarnya lebar tetapi ukurannya masih tergolong mudah untuk dibawa-bawa. Dimensinya yaitu 31.58 x 22.63 x 1.89 ~ 1.92 cm dengan berat 1.4 kg membuatnya sangat ringan dan mudah dibawa ke sana-sini.

Desain ASUS Vivobook M3400

Laptop ini masuk ke dalam jenis Form Factory Clamshell atau kulit kerang yang merupakan jenis laptop ada umumnya. Material yang digunakan untuk membuat laptop ini adalah alumunium yang memiliki berbagai keunggulan seperti kuat, lebih awet, dan terlihat lebih mewah. Terdapat dua warna menarik yang bisa dipilih, yaitu Cosmos Blue dan Solar Silver.

Hal menarik dari desain laptop ini juga terletak pada tombol Enter di keyboard. Seperti laptop jenis Vivobook lainnya, laptop ini juga memiliki motif garis peringatan pada tombol Enter. Selain itu, desain menarik yang paling menonjol dari laptop ini yaitu tekstur logo ASUS 3D dengan pola chevron anodized yang terdapat di belakang layar. Desain seperti ini akan membuat kesan yang berbeda dan mewah pada siapa pun yang melihatnya.

Alasan Memilih Laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)

Fitur lengkap dan mumpuni yang melekat pada laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) rasanya sudah cukup untuk dijadikan alasanku dalam memilih laptop ini. Sebab aku bisa memanfaatkan semua fitur tersebut untuk mengikuti berbagai kompetisi blog dan mencetak banyak prestasi. Aku yakin laptop ini bisa diandalkan sebagai teman berkompetisi. Namun, dari semua keunggulan yang ditawarkan, ada tiga alasan utama yang membuat aku memilih laptop ini, yaitu:

Performa Cepat karena Menggunakan AMD Ryzen 500 H-Series

Hadir dengan ditenagai AMD Ryzen™ 5000 H-Series Mobile Processors yang memiliki full powerful performance core untuk multitasking bahkan video editing. Selain powerful, prosesor ini memberikan daya baterai lebih awet sehingga produktivitas harian semakin maksimal. Dilengkapi dengan kartu grafis integrasi AMD Radeon yang memberikan performa gaming yang tanpa lag. Produktivitas harian dimanapun dan kapanpun jadi maksimal dengan performa prosesor dan kartu grafis dari AMD ini.

ASUS Vivobook Cepat

Laptop dengan performa yang cepat akan membantu aku dalam membuat berbagai konten yang dibutuhkan untuk mengikuti kompetisi blog. Terlebih dalam mengikuti lomba blog dibutuhkan kecepatan untuk membuat artikel dan berbagai komponen pendukungnya, sehingga bisa menyelesaikan artikel yang dilombakan tepat waktu. Perlu diketahui bahwa kompetisi blog biasanya memiliki batas waktu tertentu yang sudah diatur oleh pihak penyelenggara.

Bisa Menjaga Kesehatan Mata Berkat Layar ASUS OLED

Laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) sudah menggunakan layar OLED yang bisa menjaga kesehatan mata penggunanya. Seperti yang sudah diketahui bahwa layar OLED mampu menggeser spektrum warna biru yang berbahaya untuk mata, sehingga aku bisa menggunakan laptop ini dalam waktu lama tanpa perlu khawatir dengan kesehatan mata. Aku yakin, semua konten kreator pasti akan memilih layar OLED karena selain bisa menjaga kesehatan mata, layar ini juga memiliki kualitas visual yang mumpuni.

ASUS OLED Vivobook

Aku merupakan seorang karyawan yang bekerja di depan laptop selama 8 jam per hari. Itu belum termasuk waktu untuk menulis artikel blog, membuat gambar ilustrasi atau infografis, serta membuat video sebagai komponen pendukung. Maka dari itu, aku bisa menghabiskan waktu sekitar 10-15 jam di depan laptop dalam sehari. Kegiatanku tersebut mengharuskan aku menggunakan layar OLED yang bisa menjaga kesehatan mata penggunanya.

Mudah Dibawa-bawa karena Ramping dan Ringan

Dimensi proporsional laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) membuatnya terlihat ramping dan ringan meskipun memiliki layar yang lebar. Laptop dengan desain seperti ini cocok digunakan untuk konten kreator yang memiliki mobilitas tinggi karena mudah dibawa-bawa. Selain itu, laptop ini juga sangat tipis, ketebalannya di bawah 2 cm sehingga mudah ditaruh di dalam tas.

ASUS Vivobook Ringan

Laptop dengan bobot yang ramping dan ringan merupakan laptop yang aku butuhkan. Sebab aku sangat menyukai kegiatan di alam bebas, seperti di pegunungan, hutan, maupun pantai. Maka dari itu, laptop yang ramping dan ringan ini akan mudah dimasukan ke dalam tas dan mudah dibawa-bawa. Hal tersebut membuat aku bisa menulis blog kapan pun dan dimana pun aku berada.

Kesimpulan

Berkompetisi dan berprestasi merupakan dua hal yang selalu aku inginkan. Sebab ada perasaan menyenangkan ketika aku dihadapkan dengan suatu tantangan tertentu, seperti kompetisi misalnya. Selain itu, dengan berkompetisi aku mendapatkan banyak hal seperti pengalaman baru, teman baru, ilmu baru, dan sebagainya.

Saat ini aku sedang menyukai kegiatan menulis blog, sehingga sering mengikuti kompetisi di bidang tersebut. Meskipun kompetisi blog memiliki persaingan yang ketat, tetapi aku tidak menyerah begitu saja. Aku terus berjuang dan berjuang, hingga akhirnya menemukan kunci agar bisa berprestasi. Kuncinya adalah memiliki teman dalam berkompetisi.

Pemenang Lomba Blog

Aku pun segera mencari teman agar bisa menemaniku dalam berkompetisi, sampai-sampai semua peserta blog juga aku jadikan teman. Selain itu, aku juga menemukan teman digital yang cocok untuk berkompetisi, yaitu ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang sangat mumpuni. Alasan aku memilih laptop ini karena memiliki fitur yang banyak dan keunggulan yang aku butuhkan. Beberapa keunggulan utama yang menjadi alasan bagiku memilih laptop ini, antara lain performanya yang cepat, layar yang mampu menjaga kesehatan mata, dan ringan sehingga mudah dibawa-bawa.

Setelah mendapatkan teman berkompetisi ini, aku berharap bisa terus menjadi juara pertama dalam setiap kompetisi blog yang aku ikuti. Aamiin.

2 komentar untuk “Memanfaatkan Fitur dan Keunggulan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) untuk Meraih Prestasi”

  1. mantep mas seperjuangan sangat memotivasi artikelnya. saya juga lagi berusaha mas wiko buat dapet beasiswa kampus supaya bisa meringankan biaya perkuliahan lewat beberapa prestasi semoga bisa diterima

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top