Telkom University

Mempelajari Teknologi Internet of Things (IoT) yang Menyenangkan dan Sangat Bermanfaat untuk Kehidupan Bersama Telkom University

Aku merupakan salah satu orang yang beruntung karena pernah berkenalan secara langsung dan mendalami ilmu tentang teknologi Internet of Things (IoT). Sebab, aku bisa menerapkan ilmu tentang IoT ini di dalam kehidupan nyata. Banyak hal yang sudah aku dapatkan karena mempelajari IoT, antara lain mendapat pengalaman menjadi pembicara pada acara workshop kampus, membuat sistem pengendali jarak jauh, hingga membuat skripsi tentang IoT. Pokoknya, ilmu tentang IoT sangat bermanfaat untuk kehidupanku. Selain itu, aku juga yakin bahwa IoT akan sangat bermanfaat untuk kehidupan umat manusia di masa depan. Maka dari itu, izinkan aku menceritakan sedikit pengalaman tentang IoT untuk menggambarkan betapa pentingya teknologi ini.

Bertemu dengan IoT

Siapa yang tak kenal dengan salah satu pakar teknologi terkemuka dari Indonesia, Bapak Onno Widodo Purbo? Aku yakin hampir semua orang yang bergelut di bidang teknologi, mengenal tokoh yang sering disebut dengan nama Kang Onno ini. Sebab dedikasinya terhadap dunia teknologi di Indonesia sangat besar, salah satunya adalah perjuangan dalam menyediakan akses internet yang mudah dan murah bagi masyarakat. Berkat dedikasinya tersebut, beliau berhasil mendapatkan penghargaan Jonathan B. Postel Service Award, yang bisa dibilang merupakan penghargaan tertinggi di bidang internet. Maka dari itu, tak heran bila kini namanya sangat terkenal di kalangan praktisi Information Technology (IT) di Indonesia.

Aku merupakan salah satu orang yang beruntung karena bisa bertemu secara langsung dan mendapatkan ilmu dari Kang Onno. Melalui beliau juga aku diperkenalkan dengan teknologi IoT. Meskipun diperkenalkan dengan waktu yang singkat dalam sebuah seminar, tetapi aku begitu terkesima dengan teknologi ini. Sebab saat itu materi yang disampaikan oleh Kang Onno sangat menarik dan mudah dipahami. Apa lagi ditambah dengan praktek langsung, jadi semakin berkesan.

Aku dan Kang Onno W Purbo

Pada acara seminar tersebut Kang Onno membawa sebuah alat kecil yang bernama Arduino. Sejujurnya aku sangat kagum dengan kemampuan alat yang di dalamnya terdapat microcontroller ini. Sebab hanya dengan menggunakan script tertentu, arduino mampu memanipulasi aliran listrik yang dikeluarkan sehingga bisa mengendalikan alat-alat elektronik. Sebagai contoh, Kang Onno menggunakan lampu led yang sudah dihubungkan dengan arduino agar bisa berkedip sesuai script yang tertulis pada arduino IDE. Keren! Sejak bertemu dengan Kang Onno, aku mulai mempelajari arduino hingga akhirnya berkenalan dengan konsep IoT.

Meskipun sudah terlihat mengesankan, tetapi itu merupakan kemampuan dasar dari arduino. Sebab masih banyak hal luar biasa yang bisa dilakukan oleh alat ini ketika dihubungkan dengan internet, salah satunya adalah pembuatan sistem atau aplikasi berbasis IoT. Aku pernah membuat sistem semacam ini. Sistem tersebut kuberi nama “Alat Pengendali Lampu Jarak Jauh”. Cara kerjanya sangat sederhana, hanya dengan mengirim sebuah ‘kata kunci’ pada Chat Bot di telegram, aku bisa mengendalikan lampu rumah dari jarak jauh, di manapun aku berada. Meskipun sederhana, tetapi sistem seperti ini memiliki manfaat yang sangat besar karena bisa menghemat listrik dan mengurangi pemanasan global.

Semakin hari, aku semakin jatuh cinta dengan arduino dan konsep IoT. Sehingga aku dan beberapa teman terus mempelajarinya. Ternyata, apa yang aku pelajari tersebut pada akhirnya bisa membuahkan hasil. Sebab, aku dan teman-teman berkesempatan menjadi pembicara dalam sebuah workshop tentang arduino dan IoT yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HIMATIF). Bagiku, itu merupakan suatu keberhasilan karena puncak tertinggi dari memiliki ilmu adalah dengan mengamalkannya kepada orang lain. Sungguh, sangat senang rasanya bisa membagikan ilmu yang aku punya ini walaupun sedikit.

Selain menggunakan arduino, aku dan teman-teman juga mempelajari konsep IoT yang digabungkan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI), menggunakan Raspberry Pi. Bisa dikatakan bahwa Raspberry Pi berada di level yang lebih tinggi dari arduino karena mampu memproses data dengan cepat dan belajar secara otomatis dari pola atau fitur dalam data tersebut. Pembelajaran tentang IoT dan AI yang aku lakukan bersama teman-teman juga mendapatkan keberhasilan. Sebab, kami diberikan kesempatan lagi untuk berbagi ilmu melalui acara Seminar dan Workshop Raspberry Pi yang diselenggarakan oleh salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Cikarang, Bekasi.

Workshop Arduino
Workshop Raspberry Pi

Beruntung bagiku karena selain dapat berbagi ilmu, aku dan teman-teman juga bisa meraih prestasi dari penerapan ilmu tentang arduino dan IoT. Prestasi ini aku dapatkan ketika melakukan penelitian bersama teman-teman yang menghasilkan artikel berjudul “Pemanfaatan Sensor Mikro DHT11-Arduino untuk Monitoring Suhu dan Kelembaban Udara”. Penelitian yang dipresentasikan dalam acara Seminar Nasional dengan tema Harmony with Nature tersebut berhasil mendapatkan apresiasi dari panitia dengan menjadi Juara 3 Artikel Terbaik.

Seminar Nasional Wiko Nurdian

Pada intinya, artikel yang aku buat bersama teman-teman ini menunjukkan hasil dari pemanfaatan sensor DHT11 untuk memonitoring suhu dan kelembaban udara. Sensor DHT11 sendiri merupakan salah satu sensor yang bisa dihubungkan dengan arduino yang mampu mendeteksi suhu dan kelembaban udara sekitar. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sensor DHT11 layak digunakan untuk memonitoring suhu dan kelembaban udara dengan hasil sangat baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Wiko Lulus Tes

Penerapan teknologi IoT yang aku pelajari terus memberikan manfaat, bahkan hingga aku lulus kuliah. Di akhir perkuliahan, saat aku dituntut untuk membuat skripsi agar bisa lulus, aku pun menggunakan teknologi IoT ini dalam skripsi. Saat itu aku merancang dan membuat sebuah alat untuk monitoring cuaca yang berbasis IoT. Alhamdulillah, skripsi dengan judul “Rancang Bangun Alat Meteorologi Otomatis Berbasis Internet of Things” itu berhasil membuatku meraih gelar Sarjana Komputer (S.Kom). Senang rasanya bisa menyelesaikan pendidikan dengan menerapkan konsep IoT.

Aku yakin konsep teknologi IoT akan banyak diterapkan pada sistem dan aplikasi di masa depan. Sebab, penerapan dari teknologi ini dapat memberikan banyak manfaat dalam kehidupan, aku sudah merasakannya sendiri.

Pengertian

Arduino merupakan senarai perangkat keras terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa peralatan elektronik interaktif berdasarkan hardware dan software yang fleksibel dan mudah digunakan. Pada aplikasi Arduino, Mikrokontroler diprogram menggunakan bahasa pemrograman C atau C++, dengan pustaka khas arduino. Karena sifatnya yang terbuka maka siapa saja dapat mengunduh skema hardware arduino dan membangunnya.Wikipedia
Arduino IDE (Integrated Development Environment) adalah perangkat lunak yang digunakan untuk memprogram dan mengunggah kode ke papan Arduino. Ini adalah alat inti yang digunakan oleh para pengembang, pemula, dan pecinta elektronika untuk mengembangkan berbagai macam proyek berbasis Arduino.arduinoindonesia.id

Manfaat IoT

Manfaat dari penerapan konsep IoT sudah dirasakan oleh berbagai kalangan, mulai dari perusahaan, lembaga, hingga perorangan pun bisa menikmatinya. Maka tak heran bila di masa depan, IoT akan menjadi salah satu teknologi yang paling banyak digunakan. Saat ini saja konsep IoT sudah banyak diterapkan di berbagai sektor seperti industri, kesehatan, konstruksi, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.

Menurut Yudho Yudhanto dan Abdul Azis dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Teknologi Internet of Things” menuturkan bahwa manfaat IoT dapat dibagi kedalam tiga manfaat utama, yaitu sebagai berikut.

Manfaat IoT

Improved Customer Engagement

Penggunaan konsep IoT dapat mengotomatisasi segala tindakan sehingga dapat meningkatkan pengalaman pengguna. Salah satu contohnya yaitu penerapan IoT pada sebuah mobil. Sistem di dalam mobil terhubung dengan internet sehingga bisa mendeteksi adanya masalah dan mengirimkan pemberitahuan pada pengguna maupun pabrikan. Dengan begitu, pihak pabrikan bisa membuat jadwal dan memberitahu pengguna untuk melakukan service. Tentu saja proses tersebut dilakukan secara online dan otomatis sehingga pihak pabrikan bisa memastikan ketersediaan bagian mobil yang rusak dan ingin diganti.

Technical Optimization

Sistem yang sudah ada dapat ditingkatkan kegunaannya dan dibuat menjadi lebih baik dengan menerapkan konsep IoT di dalamnya. Masih dengan contoh penerapan IoT pada sebuah mobil. Bayangkan bila teknologi IoT diterapkan pada beberapa mobil yang berbeda untuk mendapatkan data seperti jarak tempuh, penggunaan bensin, titik pemberhentian, dan sebagainya. Data dari mobil-mobil tersebut kemudian dianalisis oleh pabrikan untuk meningkatkan desain dan membuatnya lebih efisien.

Reduce Waste

Selain memudahkan pengguna dan membuat sistem lebih baik, konsep IoT juga bisa mengurangi sampah produksi. Dengan kata lain, IoT bisa mengurangi risiko kerugian karena kesalahan produksi. Sebagai contoh, mobil yang menggunakan konsep IoT dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi pada mobil tersebut kemudian mengirimkan laporannya kepada pihak pabrikan secara online. Setelah laporan diperiksa, ternyata pabrikan menemukan penyebab masalah yang terjadi karena kerusakan mesin saat proses produksi. Pabrikan hanya perlu melacak vendor yang membuat mesin tersebut dan memperbaikinya dari sisi vendor bersangkutan agar produk yang dihasilkan menjadi baik.

Implementasi IoT dalam Kehidupan

Konsep teknologi IoT sudah banyak diterapkan dan digunakan dalam kehidupan manusia, sebab teknologi ini memiliki banyak manfaat serta membantu pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Bahkan, saat ini IoT terus berkembang dan bertransformasi menjadi teknologi yang andal sehingga mampu mengerjakan berbagai pekerjaan manusia. Secara garis besar, konsep teknologi IoT dapat diterapkan ke dalam beberapa sistem, yaitu:

Sistem Monitoring

Sistem monitoring yang menggunakan konsep IoT dapat diimplementasikan hampir di semua sektor, seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, industri, dan sebagainya. Contohnya di sektor industri, sistem monitoring dapat diterapkan untuk memantau suhu mesin. Hal ini memungkinkan pemantauan suhu mesin dari jarak jauh, sehingga bila suhu mesin tidak normal, teknisi dapat mengetahuinya dengan cepat. Informasi dari sistem monitoring ini, memungkinkan teknisi untuk memperbaiki mesin secepat mungkin. Bahkan, bisa melakukan langkah antisipasi agar tidak terjadi kerusakan.

Sistem Keamanan

Konsep IoT juga dapat diimplementasikan pada sistem keamanan. Saat ini ada banyak sistem keamanan yang sudah menggunakan konsep IoT di dalamnya, antara lain: pendeteksi gempa bumi pada gedung, alat anti maling yang dapat melacak sepeda motor, alarm kebakaran, dan sebagainya. Sistem keamanan tersebut akan menyajikan data secara realtime sehingga dapat dipantau dan dikontrol dengan mudah sekalipun dari jarak jauh. Tentu saja, hal ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari sistem keamanan tersebut.

Sistem Kendali

Sistem kendali yang mengimplementasikan konsep IoT memungkinkan seseorang mengendalikan barang-barang elektronik dari jarak jauh menggunakan koneksi internet. Sistem kendali ini tidak terbatas pada alat elektronik kecil saja, tetapi juga bisa diterapkan pada alat-alat besar seperti: pengendali mesin industri, pengendali crane, pengendali robot canggih, pengendali jembatan penyeberangan, hingga pengendali bom nuklir. Konsep IoT membuat semua alat tersebut dapat dikendalikan dengan mudah kapan pun dan dari mana pun.

Sistem Otomatisasi

Implementasi konsep IoT yang dikombinasikan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) akan menciptakan sistem otomatisasi yang luar biasa. Sebab selain dapat dikendalikan dari jarak jauh, sensor-sensor yang dikombinasikan dengan AI dapat berjalan lebih baik dan pintar, sehingga mampu mengambil keputusan sendiri. Sistem semacam ini sangat bermanfaat dan dapat diterapkan di berbagai sektor seperti industri, pendidikan, kesehatan, pertanian, dan sebagainya. Salah satu contohnya adalah sistem penyiraman otomatis yang diterapkan pada sektor pertanian.

Sistem Pintar

Penerapan konsep IoT sangat luas, salah satunya bisa diterapkan pada sistem pintar. Contoh sederhana dari sistem pintar yang menerapkan konsep IoT adalah smart home. Pada dasarnya, smart home merupakan gabungan antara sistem keamanan, sistem kendali, sistem monitoring, dan sistem otomatisasi. Namun, ada juga smart home yang hanya menerapkan beberapa dari sistem di atas, misalnya hanya sistem kendali dan sistem otomatisasi saja. Meskipun demikian, tetap saja smart home masih sangat andal untuk digunakan.

Ayo Belajar IoT

Sedari tadi membicarakan tentang IoT, sebenarnya apa sih Internet of Things (IoT) itu?

Orang pertama yang mengenalkan konsep IoT adalah Kevin Ashton, Co-Founder Auto-ID Lab MIT, dalam presentasinya kepada Proctor & Gamble tahun 1999. Kevin Ashton juga berhasil mengembangkan Radio Frequency Identification (RFID) yang digunakan pada barcode detector untuk supply-chain management domain. Selain itu, ia memulai Zensi, sebuah perusahaan yang membuat energi untuk teknologi penginderaan dan monitoring.

Berikut ini kutipan Kevin Ashton pada Jurnal RFID yang ditulis pada tanggal 22 Juli 2009.

If we had computers that knew everything there was to know about things-using data they gathered without any help from us-we would be able to track and count everything, and greatly reduce waste, loss and cost. We would know when things needed replacing repairing or recalling, and whether they were fresh or past their best. We need to empower computers with their own means of gathering information, so they can see, hear and smell the world for themselves, in all its random glory.

Kevin Ashton

Menurutnya, hampir semua data yang beredar di internet berasal dari hasil input atau capture yang dilakukan manusia ke dalam sistem. Menelaah hal tersebut, Kevin Ashton berpikir untuk membuat sebuah konsep yang memungkinkan mesin melakukan input atau capture ke dalam sistem. Pada akhirnya, pemikiran dari Kevin Ashton tersebut mengawali kelahiran dari konsep IoT.

Sedangkan menurut Rekomendasi ITU-T Y.2060, IoT dapat diartikan sebagai berikut:

Sebuah penemuan yang mampu menyelesaikan permasalahan yang ada melalui penggabungan teknologi dan dampak sosial. Jika ditinjau dari standarisasi secara teknik, IoT dapat digambarkan sebagai infrastruktur global untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, memungkinkan layanan canggih dengan interkoneksi, baik secara fisik dan virtual berdasarkan pada yang telah ada dan perkembangan informasi serta teknologi komunikasi (ICT).

Recommendation ITU-T Y.2060

Jika diartikan secara harfiah, Internet of Things terdiri dari dua kata, yaitu Internet dan Things. Kedua kata tersebut memiliki arti sebagai berikut:

  • Internet: Jaringan komputer yang sangat luas, mencakup seluruh dunia dengan menggunakan protokol TCP/IP. Digunakan untuk berbagi informasi dan berkomunikasi dalam lingkup tertentu.
  • Things: Merupakan objek-objek dari dunia fisika yang diambil melalui sensor-sensor lalu dikirim menggunakan internet.

Meskipun hanya terdiri dari dua kata, Internet dan Things, tetapi untuk mewujudkan konsep IoT yang utuh dibutuhkan satu komponen lagi, yaitu komponen pendukung Teknologi Semantic. Teknologi pendukung ini digunakan untuk pertukaran informasi dan mempermudah model penyimpanan dalam skema Internet of Things. Ketiga komponen tersebut dapat diilustrasikan pada gambar berikut.

Konsep Utama IoT

Di dalam penggunaan teknologi IoT terdapat beberapa komponen penting yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah konsep yang sempurna. Maka dari itu, semua kebutuhan tersebut harus dipastikan ada dan berjalan dengan baik. Lalu, hal penting apa saja yang diperlukan tersebut? Menurut Harmon dkk (2015), ada 10 hal penting dalam solusi penggunaan IoT, yaitu:

  1. Sensor.
    Sensor adalah salah satu hal penting dalam konsep IoT. Sebab, melalui sensor-sensor inilah input data diperoleh. Data yang dihasilkan tersebut bisa sangat besar sehingga terkadang membutuhkan tempat penyimpanan. Sensor-sensor ini akan berkomunikasi dengan peralatan IoT lainnya melalui sebuah chanel komunikasi seperti wifi.
  2. Keamanan.
    Semua sistem pasti memiliki kelemahan, termasuk sistem yang menggunakan teknologi IoT. Maka dari itu, setidaknya harus ada 4 level keamanan yang dibutuhkan, yaitu: pengamanan dalam lingkungan yang dieksekusi, pengamanan untuk komunikasi, pengamanan dalam database, dan pengamanan tempat penyimpanan untuk data sensor.
  3. Fault Tolerance.
    Merupakan kunci penting dalam elemen infrastruktur yang berfungsi ketika terjadi masalah seperti bencana alam, koneksi internet terputus, listrik padam, dan sebagainya. Selain itu, Fault Tolerance juga diperlukan apabila sistem terancam dari malware yang mampu mencuri data, sehingga malware tersebut dapat diatasi sebelum menyebar lebih luas.
  4. Energy Harvesting.
    Ada kondisi dimana tempat untuk menaruh peralatan IoT tidak menunjang sumber daya yang cukup, seperti contohnya tidak ada suplai listrik. Maka dari itu, sistem IoT tersebut harus memastikan bahwa peralatan IoT akan terus beroperasi selama 10-20 tahun tanpa adanya campur tangan manusia Dalam hal ini, suplai listrik bisa dipenuhi menggunakan sel surya.
  5. Konektivitas.
    Jaringan IoT harus memiliki kemampuan untuk mengatur tingkat konektivitas sensor. Konektivitas lambat digunakan ketika sensor tidak menangkap hal penting. Sebaliknya, konektivitas cepat dibutuhkan ketika ada hal penting yang tertangkap oleh sensor. Contohnya: sensor yang mendeteksi keberadaan api dalam sebuah ruangan harus bisa melakukan konektivitas yang cepat.
  6. Pengelolaan.
    Musabab menggunakan internet untuk berkomunikasi, maka dari itu, biasanya peralatan IoT ditaruh secara berjauhan. Sehingga pengelolaan alat IoT tersebut harus benar-benar diperhatikan agar tidak mudah rusak. Pengelolaan yang dimaksud meliputi algoritma, profil, pembaruan sistem, dan parameter utama dalam pengelolaan.
  7. Mesh-Networked Devices.
    Peralatan IoT harus bisa berkomunikasi satu sama lain untuk memproses data secara bersama-sama tanpa perlu melewati jaringan backend, berbagi data, atau berkomunikasi dengan peralatan lain di sekitarnya yang tidak berkepentingan.
  8. Application Programming Interface (API) yang Terbuka.
    Akses data yang terbuka agar bisa disebar dan digunakan untuk pengembangan aplikasi inovatif harus dimiliki oleh jaringan IoT. Hal tersebut perlu dilakukan agar menciptakan komunikasi yang lebih baik karena data dari input sensor sangat banyak sehingga harus bisa disimpan tanpa perlu dianalisis terlebih dahulu.
  9. Backend atau Penyimpanan dengan Cloud.
    Di sini statistik dan data akan disimpan, diproses, serta dianalisis untuk menghasilkan keputusan besar yang dapat digunakan. Seperti contohnya data cuaca yang sudah direkam dan dikirim oleh sensor ke penyimpanan cloud dapat diproses serta dianalisis untuk memprediksi cuaca di daerah tertentu.
  10. Komunikasi Jaringan Sensor.
    Ada beberapa metode yang digunakan oleh alat IoT untuk dapat berkomunikasi, antara lain menggunakan LAN, RFID, 3G, DSL, GPRS, dan Wifi. Perangkat IoT tersebut memiliki persyaratan agar dapat berkomunikasi sehingga dapat membuat keputusan, mengurus diri sendiri, memperbaiki diri sendiri, memproses informasi, mengkonfigurasi diri sendiri, dan berperan aktif menonaktifkan diri sendiri.

Selain hal penting yang diperlukan dalam konsep IoT menurut Harmon, terdapat pendapat lain yang mengungkapkan adanya dua hal tambahan di luar kesepuluh hal di atas. Pendapat tersebut datang dari Miorandi dkk (2012) yang menambahkan dua hal berikut:

  1. Scalability.
    Perkembangan teknologi IoT memicu munculnya masalah scalability, seperti interkoneksi yang berisiko dan rumit ketika peralatan IoT semakin banyak, atau sulitnya knowledge management yang ada karena mungkin untuk dibuatnya versi digital dari setiap alat yang sebelumnya sudah ada di dunia nyata.
  2. Kemampuan Melacak Alat.
    Perkembangan teknologi seharusnya sejalan dengan pengembangan alat yang terhubung dengan jaringan IoT. Sehingga peralatan IoT tersebut semakin efektif dan canggih. Seperti contohnya kemampuan peralatan IoT agar bisa dilacak di dunia nyata.

Nah, itulah sedikit pengetahuan tentang Internet of Things (IoT). Bagi teman-teman yang ingin mendalami teknologi IoT, sebaiknya pelajari melalui lembaga pendidikan yang kompeten seperti Telkom University. Sebab Telkom University memiliki visi, misi, dan prestasi yang sangat baik di bidang teknologi, termasuk IoT tentunya. Maka dari itu, mari berkenalan dengan Telkom University.

Telkom University

Telkom University merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Indonesia yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Telkom University berdiri pada tahun 1990 yang awalnya bernama Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (STT Telkom). Sekitar 17 tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 2007, STT Telkom kembali mengubah namanya menjadi Institut Teknologi Telkom.

Di sisi lain, berdiri juga Perguruan Tinggi dari Telkom lainnya, yaitu Institut Manajemen Telkom, Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia Telkom, dan Politeknik Telkom. Pada tanggal 14 Agustus 2013, keempat institusi yang ada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) tersebut digabungkan dan berdirilah Universitas Telkom atau Telkom University.

Sejarah Telkom University

Sampai saat ini, Telkom University terus berkembang pesat karena konsisten dalam menjalankan visi dan misi, serta tekad kuat untuk meraih tujuan yang sudah ditentukan. Lalu, apa sih Visi, Misi, dan Tujuan dari Telkom University?

Visi Telkom University

Menjadi research and entrepreneurial university pada tahun 2023, yang berperan aktif dalam pengembangan teknologi, sains, dan seni berbasis teknologi informasi

Misi Telkom University

  • Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan berstandar internasional berbasis teknologi informasi.
  • Mengembangkan, menyebarluaskan dan menerapkan teknologi, sains, dan seni yang diakui secara internasional.
  • Memanfaatkan teknologi, sains, dan seni untuk kesejahteraan dan kemajuan peradaban bangsa melalui pengembangan kompetensi entrepreneurial.

Selain memiliki visi dan misi yang luar biasa, Telkom University juga memiliki tujuan yang sangat visioner. Tujuan tersebut merupakan salah satu motivasi untuk semua komponen Telkom University agar bekerja dan belajar dengan maksimal sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Berikut ini tujuan didirikannya Telkom University.

Tujuan Telkom University

  • Tercapainya kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan.
  • Menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing global.
  • Terciptanya budaya riset multidisiplin dan atmosfer akademik lintas budaya berstandar internasional.
  • Menghasilkan produk inovasi yang bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui pengembangan budaya entrepreneurial.

Pada akhirnya, visi, misi, dan tujuan yang dimiliki oleh Telkom University berhasil membawanya menjadi universitas swasta yang unggul. Siapa pun pasti akan mengetahui universitas ini ketika namanya disebutkan. Tak heran bila Telkom University menjadi universitas swasta pilihan utama bagi para pelajar atau akademisi yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebab Telkom University memiliki banyak keunggulan seperti berikut.

Keunggulan Telkom University

Keunggulan Telkom University

  • Akreditasi Unggul.
    Merupakan Perguruan Tinggi Swasta yang pertama di Indonesia meraih akreditasi unggul. Universitas yang memiliki akreditasi tersebut memiliki prestasi akademik yang baik dan melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi di Indonesia.
  • Perguruan Tinggi Swasta Terbaik.
    Telkom University menjadi Perguruan Tinggi Swasta terbaik pada tahun 2019 dan 2020 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan penilaian berbasis Output – Outcome Base.
  • Anugerah Inovasi Indonesia.
    Mendapatkan prestasi di bidang inovasi selama tiga tahun berturut-turut, yakni pada tahun 2018 dan 2019 meraih penghargaan inovasi dari Widyapadhi untuk kategori Manajemen Inovasi dan tahun 2020 meraih Anugerah Inovasi Indonesia untuk kategori Manajemen Inovasi juga.
  • Klaster Mandiri.
    Berhasil masuk dalam Klaster Mandiri (tertinggi) untuk Kinerja Penelitian Kemenristek dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN).
  • UI Green Metric.
    Pada tahun 2020, Telkom University berhasil meraih peringkat ke-9 di Indonesia dan ke-123 di dunia sebagai kampus terhijau menurut UI GreenMetric World University Rankings.
  • Abdimas Sangat Bagus.
    Kemenristek memberikan predikat sangat baik untuk Telkom University dalam bidang pengabdian kepada masyarakat pada tahun 2016-2019.
  • ISO 21001:2018 Educational Organizations Management.
    Telkom University berhasil meraih sertifikasi ISO 21001:2018 pada 20 Mei 2021 dari British Standards Institution (BSI).
  • QS Stars.
    Meraih bintang lima dari penilaian Quacquarelli Symonds (QS) pada tahun 2020 yang melingkupi bidang Teaching, Employability, Academic Development, Facilities, dan Inclusiveness.

Telkom University merupakan Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Indonesia yang memiliki cukup banyak fakultas. Saat ini, setidaknya ada 7 fakultas yang diisi oleh beberapa jurusan yang ada di dalamnya. Fakultas dan jurusan tersebut yaitu sebagai berikut.

Fakultas dan Jurusan Telkom University

  1. Fakultas Teknik Elektro, terdiri dari Jurusan Teknik Telekomunikasi (S1), Teknik Elektro (S1 dan S2), Teknik Fisika (S1), Teknik Komputer (S1), Teknik Biomedis (S1), Teknik Sistem Energi (S1).
  2. Fakultas Rekayasa Industri, terdiri dari Jurusan Teknik Industri (S1 dan S2), Sistem Informasi (S1 dan S2), Teknik Logistik (S1).
  3. Fakultas Informatika, terdiri dari Jurusan Informatika (S1, S2, dan S3), Teknologi Informasi (S1), Rekayasa Perangkat Lunak (S1), PJJ Informatika (S1), Sains Data (S1), Ilmu Forensik (S2).
  4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terdiri dari Jurusan Manajemen (S1 dan S2), Akuntansi (S1), PJJ Manajemen (S2).
  5. Fakultas Komunikasi dan Bisnis, terdiri dari Jurusan Administrasi Bisnis (S1 dan S2), Ilmu Komunikasi (S1 dan S2), Hubungan Masyarakat Digital (S1), Penyiaran Digital (S1).
  6. Fakultas Industri Kreatif, terdiri dari Jurusan Desain Komunikasi Visual (S1), Desain Produk (S1), Desain Interior (S1), Kriya (S1), Seni Rupa (S1), Desain (S2).
  7. Fakultas Ilmu Terapan, terdiri dari Jurusan Teknologi Telekomunikasi (D3), Rekayasa Perangkat Lunak Aplikasi (D3), Sistem Informasi (D3), Sistem Informasi Akuntansi (D3), Teknologi Komputer (D3), Manajemen Pemasaran (D3), Perhotelan (D3), Terapan Teknologi Rekayasa Multimedia (S1).

Telkom University untuk Pencinta IOT

Di dalam Telkom University terdapat Pusat Riset (Research Center) yang merupakan lembaga atau institusi yang didirikan untuk melakukan penelitian dengan tujuan menghasilkan inovasi, menemukan solusi, dan sebagainya. Secara lengkap, Research Center dapat diartikan sebagai berikut.

Research center (pusat penelitian) Telkom University adalah suatu lembaga atau institusi yang didirikan untuk melakukan penelitian dalam bidang tertentu, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, kesehatan, lingkungan, ekonomi, dan lain sebagainya. Tujuan utama dari research center adalah untuk menghasilkan pengetahuan baru, meningkatkan pemahaman tentang topik tertentu, mengembangkan inovasi, dan menemukan solusi.

Telkom University

Setidaknya ada lima Research Center yang ada di Telkom University, yaitu: AICOMS, AdCNet, Humic Engineering, Digital Business Ecosystem, dan IoT Center. Nah, bagi yang tertarik dengan dunia IoT, bisa kenalan dengan IoT Center. Pantau terus website resminya di https://iotcenter.telkomuniversity.ac.id/ karena ada banyak hal menarik seputar IoT di sana.

IoT Center Telkom University

Sebenarnya, IoT Center sudah dipersiapkan sejak tahun 2017 yang memiliki tujuan untuk mewujudkan visi dan misi Telkom University, serta merespon perkembangan teknologi yang sangat pesat di tingkat nasional maupun global yang tertuang dalam RENSTRA Telkom University 2019-2023. Meskipun demikian, Direktorat IoT Telkom University Research Center baru diresmikan pada tanggal 1 Juni 2018 berdasarkan SK Rektor Universitas Nomor: KR. 177/SDM6/BSDM/2018.

Direktorat Research Center IoT Telkom University merupakan pusat penelitian dan implementasi di bidang Internet of Things dan teknologi pendukungnya yang selalu mampu memenuhi kebutuhan nasional dan global. Direktorat IoT Research Center Telkom University menyelenggarakan kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang IoT, pengembangan produk sesuai kebutuhan pasar, melayani jasa implementasi IoT, penyelenggaraan pelatihan, serta penyelenggaraan Seminar dan Expo. Bidang studi yang dikembangkan oleh Direktorat Pusat Riset IoT Universitas Telkom antara lain: Sistem Elektronik, Sensor, Aktuator, Sistem Tertanam, Sistem Komunikasi, Rekayasa Jaringan, Sistem Tenaga, Energi, Sistem Cerdas dan Cerdas, dan Aplikasi IoT.

IoT Center

Bisa dikatakan bahwa IoT Center ini merupakan pusat dari penelitian yang berhubungan dengan IoT. Maka dari itu, terdapat banyak informasi dan ilmu seputar IoT yang sangat bermanfaat, baik dalam bentuk teori maupun implementasi.

Selain itu, IoT Center juga sering melakukan kegiatan bermanfaat untuk mengenalkan dan mengembangkan teknologi IoT kepada mahasiswa. Kegiatan tersebut antara lain webinar dan workshop IoT, pelatihan tentang IoT, hingga konferensi nasional di bidang IoT. Tentu saja, dalam kegiatan tersebut banyak ahli IoT yang dapat dijumpai sehingga peserta berkesempatan menimba ilmu tentang IoT secara langsung pada ahlinya. Keren!

Apakah kamu juga ingin menjadi ahli di bidang IoT?

Ayo #RaihMasaDepanmu bersama Telkom University!

Sumber:

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Internet_untuk_Segala
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Arduino
  • https://www.arduinoindonesia.id/2018/07/software-arduino-ide.html
  • Buku “Pengantar Teknologi Internet of Things” ditulis oleh Yudho Yudhanto dan Abdul Azis.
  • https://wikocak.com/mengenal-internet-of-things-yang-telah-memberikan-kemudahan-untuk-umat-manusia/
  • Buku “Pengantar Teknologi Internet of Things” yang ditulis oleh Yudho Yudhanto dan Abdul Azis.
  • https://telkomuniversity.ac.id/
  • https://telkomuniversity.ac.id/sejarah-telkom-university/
  • https://telkomuniversity.ac.id/visi-misi-dan-tujuan/
  • https://telkomuniversity.ac.id/research-center/
  • https://iotcenter.telkomuniversity.ac.id/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top