Cover Kampung Lali Gadget

Achmad Irfandi, Sang Penyelamat Anak dari Kecanduan Gadget

Pada era yang serba digital ini, penggunaan gadget sangat penting karena hampir semua kegiatan manusia dilakukan secara online. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, penggunaan gadget meningkat drastis karena banyak orang yang membatasi interaksi dan berdiam diri di dalam rumah demi mencegah penularan covid-19. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada kuartal II tahun 2020 terdapat 196,7 juta pengguna internet di Indonesia. Hasil tersebut menunjukan adanya peningkatan sebesar 8,9 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan pengguna internet tersebut berbanding searah dengan penggunaan gadget di Indonesia.

Meningkatnya pengguna gadget merupakan sebuah bukti adanya kesadaran untuk melek teknologi di masyarakat. Namun begitu, masyarakat juga harus waspada dengan dampak negatif yang selalu menghantui disetiap penggunaan gadget tersebut. Sebab bagaimanapun juga, gadget merupakan pisau bermata dua yang memiliki manfaat dan mudarat. Oleh karena itu, kita sebagai pengguna harus bijak dalam menggunakan gadget.

Dampak Buruk Penggunaan Gadget pada Anak

Masalah lain muncul ketika penggunaan gadget diberikan kepada anak, sebab anak-anak belum memiliki kemampuan berpikir yang baik untuk mempertimbangkan mana yang bermanfaat dan mana yang akan mendatangkan mudarat. Oleh karena itu, meskipun kesadaran untuk melek teknologi harus ditanamkan sejak dini, namun penggunaan gadget pada anak tetap harus mendapatkan pengawasan yang ketat.

Jika dibandingkan dengan manfaatnya, penggunaan gadget pada anak memiliki mudarat yang lebih banyak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puji Asmaul Chusna dengan judul “Pengaruh Media Gadget pada Perkembangan Karakter Anak” mengungkapkan bahwa ada banyak dampak negatif yang akan muncul dari penggunaan gadget pada anak, diantaranya: anak akan sulit bersosialisasi, lamban dalam perkembangan motorik, dan perubahan perilaku yang signifikan. Sehingga perlu adanya peran orang tua untuk mengawasi, mengontrol, dan memperhatikan segala aktivitas anak terhadap gadget yang dimilikinya.

Perilaku anak-anak, terutama anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, salah satunya adalah penggunaan gadget. Di usia tersebut, peran orang tua dalam mendidik dan memberikan pelajaran kepada anak harus tegas. Termasuk untuk melarang anak agar tidak menggunakan gadget secara berlebihan serta mengawasi penggunaan gadget pada anak dengan ketat. Sebab menurut penelitian yang dilakukan oleh Layyinatus Syifa dkk, yang berjudul “Dampak Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Psikologi pada Anak Sekolah Dasar” menunjukan bahwa selain memiliki dampak positif, penggunaan gadget pada anak juga memiliki dampak negatif.

Solusi Kecanduan Gadget pada Anak
Anak-anak yang sedang Menggunakan Gadget
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Penelitian tersebut mengungkapkan adanya dampak positif dari penggunaan gadget pada anak SD, yaitu anak dapat dengan mudah mencari informasi tentang pembelajaran dan memudahkan untuk berkomunikasi dengan teman. Akan tetapi gadget juga memiliki dampak buruk yang berhubungan dengan pertumbuhan emosi dan perkembangan moral anak.

Dari segi pertumbuhan emosi, gadget dapat mengubah anak menjadi mudah marah, suka membangkang, menirukan tingkah laku dalam gadget serta berbicara sendiri pada gadget. Sedangkan pengaruhnya dari sisi perkembangan moral yaitu berdampak pada kedisiplinan, anak menjadi malas melakukan apapun, meninggalkan kewajibannya untuk beribadah, dan berkurangnya waktu belajar akibat terlalu sering bermain game atau menonton Youtube.

Bisa disimpulkan bahwa dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak lebih banyak daripada dampak positifnya. Maka dari itu, jika tidak ada kegiatan positif yang dilakukan dengan menggunakan gadget, sebaiknya jauhkan gadget tersebut dari anak. Jangan sampai masa bahagia anak-anak direnggut karena kecanduan gadget yang disebabkan tidak adanya perhatian dan pengawasan yang ketat dari orang tua. Sudah seharusnya isu ini menjadi penting dan mendapat perhatian yang lebih dari kita semua.

Sang Pahlawan, Achmad Irfandi

Seorang pemuda dari Wonoayu, Sidoarjo, merasa prihatin tatkala melihat anak-anak yang sedang memainkan gadget selama berjam-jam tanpa henti. Mereka bahkan rela berkumpul di sebuah warung kopi hanya untuk menghubungkan gadgetnya dengan wifi gratis yang disediakan warung tersebut. Melihat kondisi seperti itu, pria yang bernama Achmad Irfandi ini ingin mengembalikan masa kanak-kanak yang seharusnya dipenuhi dengan keceriaan tanpa harus duduk diam sambil menatap gadget.

Achmad Irfandi yang kala itu masih berusia 25 tahun, terus memikirkan cara untuk mengatasi kecanduan gadget yang sudah meracuni anak-anak, sebab ia merasa memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan kearifan lokal dan interaksi hangat dari anak-anak di pedesaan. Hingga akhirnya muncul sebuah gagasan untuk mengedukasi anak-anak tersebut tentang literasi dan seni melalui permainan tradisional. Bersama beberapa temannya, ia kemudian menjalankan gagasan tersebut.

Gagasan Luar Biasa dari Achmad Irfandi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gagasan yang diusung Achmad Irfandi terlihat sederhana, ia hanya ingin mengedukasi anak-anak agar tidak kecanduan gadget dengan menggunakan media permainan tradisional. Namun gagasan tersebut memiliki makna yang sangat luar biasa, sebab selain dapat menjauhkan anak-anak dari dampak negatif penggunaan gadget, juga bisa menghidupkan kembali permainan tradisional yang selama ini jarang dimainkan.

Dari sinilah peran seorang Achmad Irfandi untuk menghentikan kecanduan anak pada gadget, dimulai. Ia bagaikan seorang pahlawan yang ingin menyelamatkan moral anak bangsa dengan cara yang luar biasa. Pahlawan masa kini yang bahkan pemikirannya saja jarang dimiliki oleh pemuda lain.

Di masa modern ini, pembangunan masyarakat tidak harus jadi Bupati, tidak harus jadi Camat, tidak harus jadi Kepala Desa, tapi jadi pemuda yang kreatif, kita juga bisa membangun daerah kita.

Achmad Irfandi

Kampung Lali Gadget

Awalnya Achmad Irfandi mengumpulkan pemuda Wonoayu melalui instagram untuk membuat daerahnya tersebut menjadi berbeda dengan daerah lain dan menjadi daerah yang luar biasa. Ternyata niatnya tersebut disambut baik oleh para pemuda Wonoayu yang juga memiliki keinginan seperti dirinya. Hingga dibentuklah Komunitas Wonoayu Kreatif yang diinisiasi oleh Achmad Irfandi.

Kegiatan pertama yang dilakukan oleh Komunitas Wonoayu Kreatif bertujuan untuk menghidupkan kembali literasi bagi anak-anak yang saat ini mulai kecanduan gadget. Tentunya hal tersebut tidak akan mudah karena anak-anak generasi ini lebih memilih gadget ketimbang harus membaca buku atau hanya sekadar memainkan permainan tradisional yang tidak melibatkan gadget. Masalah yang besar ini justru membuat Achmad Irfandi semakin memutar otak untuk menemukan solusinya. Hingga akhirnya digagaslah sebuah kegiatan bernama Dolanan tanpa Gadget, yang berarti Permainan tanpa Gadget. Kegiatan inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya Kampung Lali Gadget (KLG) yang berarti Kampung Lupa Gadget.

Kampung Lali Gadget
Kampung Lali Gadget (Kampung Lupa Gadget)
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kampung Lali Gadget yang dipelopori oleh Achmad Irfandi bersama Komunitas Wonoayu Kreatif merupakan sebuah wilayah yang dibangun untuk membuat anak-anak lupa dengan gadget. Di dalam KLG terdapat berbagai macam kegiatan untuk mengenalkan kebudayaan, salah satunya bermain permainan tradisional yang akan membuat anak-anak lupa dengan gadgetnya. Selain itu, KLG juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk membuat dan menjual mainan, makanan serta minuman untuk pengunjung.

Luar biasanya, Achmad Irfandi memulai proyek untuk membangun KLG dengan biaya swadaya yang dikumpulkan dari komunitas. Bahkan, lahan seluas 45 x 50 meter yang digunakan untuk membangun KLG merupakan lahan pinjaman dari perangkat desa. Mereka benar-benar membuat KLG dari nol dengan mengandalkan kaki sendiri (Berdikari).

Kita memulai kegiatan kecil-kecilan tentunya dengan dana swadaya, bukan dari dana pemerintah, bukan dari manapun. Kami murni iuran dari komunitas ini.

Achmad Irfandi

Meskipun dibangun dengan dana seadanya, namun kegiatan pertama KLG yang melibatkan 475 anak dari Surabaya dan Sidoarjo, berjalan dengan lancar. Anak-anak yang mengikuti kegiatan tersebut merasa gembira karena bisa memainkan permainan tradisional yang kini jarang dimainkan. Permainan tradisional tersebut juga membuat anak-anak melupakan gadget. Inilah keberhasilan seorang Achmad Irfandi, sang pahlawan dari Wonoayu, untuk memperbaiki moral penerus bangsa.

Melihat antusiasme yang baik dari para pengunjung, Achmad Irfandi semakin bersemangat untuk meneruskan kegiatan yang dilakukan setiap hari minggu tersebut. Hingga sekarang, ada sekitar 100 lebih anak-anak yang hadir di setiap eventnya. Hal ini membuat KLG semakin populer dan mulai banyak masyarakat yang peduli untuk memberikan donasi. Ada banyak dukungan dari semua kalangan masyarakat untuk memberikan bantuan moril maupun materil. Bahkan, kini kegiatan KLG juga melibatkan akademisi dan pemerintah.

Meneladani Sifat Achmad Irfandi

Hei para pemuda! Sedang apa engkau saat ini? Apakah sedang bekerja mencari uang, sedang merintis karir, atau sedang memimpin sebuah perusahaan? Percayalah, menurut Achmad Irfandi, semua itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan melakukan kegiatan yang dapat memperbaiki masa depan bangsa. Melalui Kampung Lali Gadget, ia ingin membuat bangsa Indonesia lebih maju dengan cara menyelamatkan moral anak-anak dari ancaman kecanduan gadget. Selain itu, ia juga sudah berhasil menjadi pemuda yang peduli dan peka terhadap masalah yang ada di sekitarnya. Sehingga Achmad Irfandi layak untuk disebut sebagai pahlawan masa kini.

Kita sebagai anak muda jangan hanya hidup menumpang di daerah kita, kemudian mencari rezeki, kemudian kawin, macam-macam, bekerja, membangun rumah tangga di daerah kita, jangan hanya seperti itu. Kita adalah power daerah kita, kita adalah power bagi masyarakat kita, mari bangun masyarakat kita. Kalau semua pemuda bisa kerja, semua pemuda bisa cari duit, semua pemuda bisa menikah, hidup enak, itu sudah biasa. Tapi untuk jadi pemuda yang luar biasa, mulailah kepekaan terhadap masyarakat kita, selesaikan masalah di masyarakat kita, kita mulai social innovation, kita bangun masyarakat kita. Itu, jadi pemuda yang luar biasa.

Achmad Irfandi

Meneladani sosok seorang Achmad Irfandi memang bukan perkara yang mudah, sebab banyak pemuda di zaman ini yang mulai terkontaminasi dengan sikap acuh tak acuh terhadap masalah yang ada di lingkungan sekitar. Namun demikian, sebagai pemuda yang baik dan peduli terhadap nasib bangsa, kita tetap harus mencoba untuk meneladani sosok pahlawan yang ada di dalam diri Achmad Irfandi. Sosok pemuda yang peduli dan peka terhadap masalah yang ada di sekitarnya, sosok pemuda yang mampu membangun sebuah komunitas luar biasa, dan pemuda yang mempelopori gerakan untuk menyelamatkan anak-anak dari kecanduan gadget.

Referensi

https://blog.apjii.or.id/index.php/2020/11/09/siaran-pers-pengguna-internet-indonesia-hampir-tembus-200-juta-di-2019-q2-2020/

http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/dinamika/article/view/842

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/22310

https://sidoarjonews.id/achmad-irfandi-sosok-pelopor-yayasan-kampung-lali-gadget-klg-di-sidoarjo/

https://www.jawapos.com/surabaya/25/10/2021/achmad-irfandi-pendiri-kampung-lali-gadget/

https://www.youtube.com/watch?v=xjO7l1837SA

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top