Saat ibu sedang membereskan berkas-berkas yang ada di lemari kamarnya, tanpa sengaja aku melihat sebuah dokumen usang yang berwarna kekuningan. Dari warnanya, aku bisa melihat bahwa dokumen tersebut sudah sangat tua. Penasaran, aku pun mengambil dokumen yang memiliki warna mencolok itu. Hingga aku sadari ternyata itu adalah sertifikat tanah milik ibu. Tanah yang di atasnya sudah dibangun rumah ini. Ketika aku melihat harganya, mataku terbelalak. Bagaimana tidak, tanah yang kini berharga puluhan juta ini, dulunya dibeli dengan harga puluhan ribu saja. Bayangkan saja jika ibu adalah investor yang membeli tanah di masa lalu dan menjualnya sekarang, tentu beliau akan mendapatkan keuntungan yang melimpah. Hal inilah yang akhirnya membuat aku sadar akan pentingnya investasi.
Investasi itu…
Secara harfiah, investasi diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan penanaman modal yang dilakukan oleh seorang investor agar mendapatkan sejumlah keuntungan. Kata investasi sendiri berasal dari bahasa inggris, yaitu investation yang memiliki kata dasar invest (menanamkan). Kemudian kata tersebut disadur ke dalam bahasa Indonesia sehingga terciptalah kata investasi.
Ada banyak jenis instrumen investasi yang bisa dipilih, antara lain deposito, obligasi, saham, emas, properti, dan sebagainya. Para investor bisa memilih instrumen investasi sesuai kriteria yang ditentukannya. Tentu saja, pemilihan jenis instrumen investasi tersebut harus dilakukan dengan matang. Sebab, bagaimanapun juga, investasi bagaikan pisau bermata dua. Investasi bisa sangat menguntungkan, tetapi juga bisa merugikan. Maka dari itu, setiap langkah dalam berinvestasi harus benar-benar diperhitungkan.
Ada banyak pengalaman membahagiakan karena berinvestasi, mulai dari pengalaman sahabat, keluarga, hingga pengalamanku sendiri. Ya, aku pernah mendapatkan keuntungan investasi hingga lebih dari dua kali lipat dari modal yang dikeluarkan. Namun, aku menganggap bahwa itu hanyalah keberuntungan pemula saja. Sebab saat itu aku masih awam dengan yang namanya investasi dan hanya ikut-ikutan berinvestasi saja. Jangan ditiru, ya!
Pengalaman lain dalam berinvestasi datang dari temanku. Saat itu ia berinvestasi dengan membeli saham pada salah satu perusahaan. Tak disangka, beberapa minggu kemudian saham perusahaan tersebut naik drastis. Hal ini membuat temanku mendapatkan banyak keuntungan dari investasi tersebut.
Itu hanyalah sedikit cerita membahagiakan tentang investasi di sekitarku. Di luar sana, masih banyak orang-orang sukses dan menjadi konglomerat karena investasi. Salah satunya adalah Warren Edward Buffett. Pria yang lahir pada tanggal 30 Agustus 1930 ini disebut sebagai bapak investasi yang berhasil menempati jejeran orang terkaya ketiga di dunia tahun 2015 versi Forbes. Bahkan, karirnya yang cemerlang di bidang investasi membuatnya dijuluki sebagai Wizard of Omaha (Penyihir dari Omaha).
Jika ditelaah lebih dalam, sebenarnya investasi itu sangat penting untuk mempersiapkan kebutuhan finansial di masa depan. Tentu saja dengan langkah dan strategi yang matang, sehingga terhindar dari kerugian. Salah satu langkah yang harus dilakukan sebelum berinvestasi adalah memilih instrumen investasi yang tepat. Lalu, bagaimana cara memilih instrumen investasi yang tepat?
1. Lakukan Analisis Mendalam.
Hal ini wajib dilakukan, sebab dengan melakukan analisis, para investor dapat memperkirakan banyak hal yang akan terjadi di masa depan. Perkiraan tersebut muncul karena adanya analisis secara fundamental yang sangat mendalam, sehingga tingkat keakuratannya tinggi. Analisis secara mendalam meliputi berbagai faktor seperti mengetahui risiko yang mungkin terjadi, minat masyarakat terhadap produk atau jasa yang diinvestasikan, kesesuaian dengan tujuan investasi, dan sebagainya.
2. Pertimbangkan Risiko yang Ada.
Setiap investasi pasti memiliki risikonya masing-masing, maka dari itu, setiap risiko harus dipertimbangkan dengan bijak. Jangan sampai mengabaikan faktor risiko hanya karena euforia suatu instrumen investasi tertentu yang sedang ngetrend. Sebab seorang investor yang baik tidak akan mengabaikan risiko sekecil apa pun. Semua risiko yang ada, pasti dipertimbangkan dengan bijak. Ingat, tujuan berinvestasi adalah mencari keuntungan, bukan mengikuti trend semata.
3. Sesuaikan dengan Kondisi Keuangan.
Setiap investor akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu instrumen investasi. Sebab, dalam menentukan instrumen investasi harus mempertimbangkan kondisi keuangan. Jika modal yang harus dikeluarkan untuk berinvestasi pada suatu instrumen tertentu terlalu besar, cobalah untuk memilih instrumen investasi yang lain. Jangan sampai berhutang hanya karena memaksakan diri untuk berinvestasi pada instrumen tersebut. Jadi, selalu sesuaikan instrumen investasi dengan kondisi keuangan yang ada.
Setelah mengetahui cara memilih instrumen investasi yang tepat, para investor sudah siap untuk memulai investasi. Namun, ingat, selalu perhitungkan langkah dengan bijak agar investasi yang dilakukan bisa mendatangkan banyak cuan. Maka dari itu, mulailah dengan memilih instrumen investasi yang tepat.
Di Sisi Lain…
Ketika sebagian orang sedang asik membicarakan investasi, di sisi lain ada orang-orang yang bahkan sedang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (hunian). Ada banyak orang yang belum bisa memenuhi kebutuhan hidup tersebut, terutama papan (hunian). Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, ada sekitar 14 juta dari 70 juta orang yang belum memiliki rumah layak huni. Jika dipersentasikan, maka jumlah orang yang belum memiliki rumah layak huni mencapai 20%.
Melihat data tersebut, pemerintah tidak tinggal diam. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 terdapat Fokus Program Pelayanan Dasar Masyarakat yang salah satunya adalah Pengembangan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Target dari program tersebut yaitu membuat 70% masyarakat memiliki akses terhadap perumahan dan pemukiman layak, aman, serta terjangkau pada tahun 2024. Selain itu, di dalam Rencana Strategis PUPR 2020-2024 terdapat Target Pembangunan Sektor Perumahan sebanyak lima juta unit rumah yang terdiri dari Subsidi Perumahan, Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (P2BT), Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA), Sarana Multigriya Finansial (SMF), dan Kolaborasi Pemerintah.
Dari sini dapat dilihat bagaimana perbedaan dua sudut masyarakat, yaitu ada yang sibuk berinvestasi untuk mencari penghasilan tambahan, sedangkan di sisi lain ada masyarakat yang kesulitan mendapatkan hunian. Jika kamu ada di sisi masyarakat yang berinvestasi, apa yang akan kamu lakukan? Memberikan semua uang yang hendak diinvestasikan untuk membantu mereka yang tidak memiliki hunian? Tentu tidak. Lalu, apa langkah yang bisa dilakukan agar tetap bisa berinvestasi sembari membantu mereka yang membutuhkan hunian?
Berinvestasi Sambil Membantu Orang Lain, Mungkinkah?
Bukankah kita sesama masyarakat Indonesia akan merasa bersalah tatkala kita sedang sibuk berinvestasi, tetapi di luar sana masih banyak masyarakat lain yang belum bisa memiliki hunian? Apakah mungkin kita sebagai masyarakat bisa membantu pemerintah dalam membuka akses perumahan layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah? Mungkinkah jika kita bisa berinvestasi sembari membantu mereka untuk mendapatkan hunian?
Jawabannya: sangat mungkin.
Lalu, bagaimana caranya berinvestasi sambil membantu orang lain agar mendapatkan hunian?
SMF Indonesia, Jawabannya!
Salah satu wujud dari Program Strategis PUPR 2020-2024 adalah terbentuknya PT. Sarana Multigriya Finansial (SMF) Indonesia sebagai salah satu pelaksana program tersebut. Menurut website resmi DJKN Kementerian Keuangan Republik Indonesia, SMF (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah pembinaan dan pengawasan Menteri Keuangan yang bergerak di bidang pembiayaan sekunder perumahan, yang menjadi motornya.
PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF didirikan pada tahun 2005 dengan mengemban misi dari pemerintah untuk mengalirkan dana jangka panjang ke penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dengan tersedianya dana tersebut diharapkan semakin banyak fasilitas KPR yang dapat terjangkau masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah.
Raharjo Adisusanto – Direktur Utama PT. Sarana Multigriya Finansial (2011-2016)
Ada dua mekanisme yang digunakan SMF dalam menyalurkan dana dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan, yaitu:
- SMF melakukan sekuritisasi atas hak tagih KPR dengan menerbitkan EBA di pasar modal. Dimana SMF dapat berperan sebagai penerbit, penata sekuritisasi, pendukung kredit, dan investor.
- SMF menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR dengan sumber dana dari penerbitan surat utang di pasar modal.
Selain itu, dalam rangka mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan, SMF memiliki 4 pilar strategis, yaitu:
- Pilar Produk: Menciptakan produk yang sesuai kebutuhan pasar.
- Pilar Reputasi: Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan guna menciptakan relasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan.
- Pilar Sinergi: Membuka peluang kerja sama dan memberdayakan kemitraan dengan entitas lain.
- Pilar Operasional: Meningkatkan kemampuan operasional dengan dukungan organisasi yang andal.
Sejak didirikan, SMF telah memfasilitasi sekuritisasi hingga total Rp. 5.5 triliun. Hal tersebut membuat Badan Usaha Milik Negara ini berhasil mendapatkan banyak penghargaan dari institusi dalam dan luar negeri. Selain itu, SMF juga berhasil mendapatkan peringkat AAA dari PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Perlu diketahui bahwa AAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo.
SMF memiliki beberapa produk dan layanan, salah satunya adalah EBA Ritel. Efek Beragun Aset (EBA) merupakan instrumen investasi yang tergolong baru, yang memiliki karakteristik hampir sama seperti obligasi, yaitu instrumen investasi pendapatan tetap. EBA dapat ditransaksikan di pasar modal karena sudah melalui proses sekuritisasi dari sekumpulan KPR menjadi instrumen investasi pendapatan tetap.
Meskipun karakteristiknya hampir menyerupai obligasi, tetapi keduanya merupakan instrumen investasi yang berbeda. Bedanya, pada EBA Ritel terdapat amortisasi pokok yang akan dibayarkan bersamaan dengan periode pembayaran kupon (setiap 3 bulanan).
Setiap investasi pasti memiliki keuntungan dan risikonya masing-masing, begitupun dengan EBA Ritel. Ada keuntungan dan risiko yang harus diketahui terlebih dahulu sebelum memilih jenis investasi ini. Lalu, apa saja keuntungan dan risiko pada investasi EBA Ritel?
Keuntungan
- Bunga per tahun diatas deposito (8.75%).
- Aman.
- Modal kecil, mulai dari Rp. 100.000.
- Dana likuid dan dapat diperjualbelikan kapan saja.
- Memiliki peringkat tertinggi dari Pefindo, yaitu AAA.
Risiko
- Fluktuasi harga pada pasar sekunder karena perubahan suku bunga.
- Pelunasan KPR lebih awal yang dapat mempengaruhi yield yang diterima investor.
Bisa dikatakan bahwa risiko instrumen investasi EBA Ritel sangat kecil dan jarang terjadi. Maka dari itu, EBA Ritel merupakan passive income masa kini yang #AmanNyamanCuan.
Selain itu, berinvestasi di EBA Ritel juga sangat mudah dilakukan. Hanya dengan 4 langkah saja, kita sudah bisa menjadi investor di EBA Ritel. Berikut ini langkah-langkah berinvestasi di EBA Ritel.
Hal terpenting yang menjadi alasan utama pemilihan instrumen investasi EBA Ritel karena investasi ini bisa membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah. Sebab, dana yang kita investasikan akan disalurkan ke sektor perumahan untuk mendorong pemilikan rumah yang terjangkau bagi setiap keluarga.
Untuk informasi lebih detail seputar SMF dan investasi EBA Ritel, silakan follow akun instagramnya yaitu @ptsmfpersero dan @inveseries. Di instagram tersebut juga terdapat banyak informasi menarik seputar SMF dan investasi yang bisa didapatkan. Informasi lainnya bisa dilihat pada website resmi SMF Indonesia di https://www.smf-indonesia.co.id/
Kesimpulan
Investasi merupakan salah satu pilihan yang bisa dilakukan oleh seseorang agar mendapatkan cuan. Ada banyak jenis instrumen investasi yang bisa dipilih yaitu saham, obligasi, properti, dan sebagainya. Tentu saja, setiap instrumen memiliki keuntungan dan risikonya masing-masing. Maka dari itu, dalam memilih jenis instrumen investasi harus dipertimbangkan dengan matang terlebih dahulu. Ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk memilih instrumen investasi, yaitu: lakukan analisis mendalam, pertimbangkan risiko yang ada, dan sesuaikan dengan kondisi keuangan.
Saat sebagian orang mulai sadar akan investasi, di sisi lain, ada orang-orang yang bahkan belum memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama kebutuhan akan hunian. Banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki rumah sendiri. Maka dari itu, rasanya sangat bersalah ketika kita berbicara investasi tetapi ada saudara kita yang bahkan sedang kesulitan untuk mendapatkan hunian.
Untungnya, ada PT. Sarana Multigriya Finansial (SMF) yang siap memberikan sarana untuk berinvestasi sembari membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar mendapatkan rumah. Salah satu produk dari SMF, yaitu EBA Ritel, akan menyalurkan dana investasi ke sektor perumahan sehingga mendorong pemilikan rumah yang terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Dengan begitu, selain berinvestasi, secara tidak langsung kita juga sudah membantu mereka yang berpenghasilan rendah untuk mendapatkan rumah.
Sumber:
- https://www.smf-indonesia.co.id/
- https://www.youtube.com/watch?v=UfLKENI6Szc&t=5449s&ab_channel=DPDRI
- https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/baca/12948/Peran-PT-SMF-Persero-Mendukung-Program-Sejuta-Rumah.html#:~:text=PT%20Sarana%20Multigriya%20Finansial%2FSMF,sekunder%20perumahan%2C%20yang%20menjadi%20motornya.
- https://www.smf-indonesia.co.id/sekuritisasi
- https://www.youtube.com/watch?v=m1xlVC6S8Q8&t=109s&ab_channel=VisualPesonaNusantara
- https://bions.id/learning/detail/25
- https://www.smf-indonesia.co.id/eba-ritel