Zero Waste

Zero Waste sebagai Solusi untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Asap hitam pekat yang berasal dari cerobong pabrik terlihat membumbung tinggi ke udara. Warnanya yang gelap membaur menjadi satu dengan stratus yang sedang menghiasi langit biru. Seketika stratus berubah warna menjadi kelabu, menunjukan kontaminasi yang tak terelakkan. Di sisi lain, asap kendaraan bermotor yang sedang berlalu-lalang menambah kontaminasi di udara. Hal tersebut membuat kumpulan asap yang mengandung gas karbon dioksida, klorofluorokarbon, gas metana, nitrogen monoksida, dan belerang dioksida, menumpuk di atmosfer bumi. Akibatnya, emisi gas rumah kaca kian menumpuk.

Mengenal Efek Rumah Kaca

Rumah kaca adalah sebuah bangunan yang dinding dan atapnya terbuat dari kaca. Tujuan dibuatnya rumah kaca untuk menangkap panas matahari agar tetap berada di dalam rumah. Sehingga ketika malam yang dingin datang, udara di dalam rumah akan tetap hangat. Para petani di negara empat musim sering menggunakan rumah kaca agar kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan meskipun pada malam hari yang sangat dingin.

Efek Rumah Kaca

Pada dasarnya efek rumah kaca (ERK) sama seperti kondisi yang terjadi di dalam rumah kaca, dimana panas matahari terperangkap di atmosfer bumi sehingga membuat suhu di bumi menjadi hangat. Ada beberapa gas di atmosfer yang menangkap panas matahari, antara lain freon, metana, nitrogen dioksida, dan karbon dioksida. Gas-gas tersebut disebut sebagai gas rumah kaca.

Gas rumah kaca bisa dihasilkan secara alami oleh kegiatan manusia sehari-hari, seperti mengemudikan kendaraan bermotor, menggunakan energi listrik, membakar sampah, dan hal-hal kecil lainnya. Bahkan, di dalam sepiring makanan yang kita santap juga terdapat karbon yang merupakan penyumbang gas rumah kaca. Selain itu, gas rumah kaca juga bisa ditemukan pada kotoran hewan dan sampah makanan yang membusuk.

Bagai Pisau Bermata Dua

Sebenarnya efek rumah kaca dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi. Sebab, dengan adanya efek rumah kaca, suhu antara siang dan malam di bumi tidak berbeda jauh. Efek rumah kaca akan mempertahankan kehangatan suhu di bumi tatkala malam yang dingin mulai tiba. Maka dari itu, sedikit-banyak efek rumah kaca dapat bermanfaat untuk kehidupan di bumi.

Dampak Efek Rumah Kaca

Namun, efek rumah kaca yang berlebihan akan membuat suhu bumi terus meningkat secara signifikan. Akibatnya, pemanasan global tak dapat dihindari. Tanda-tanda pemanasan global yang kini sudah kita rasakan antara lain perubahan cuaca yang tak menentu, naiknya ketinggian permukaan laut, rusaknya ekosistem, dan mencairnya es di kutub.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), penyebab utama naiknya suhu global sejak pertengahan abad ke-20 yaitu adanya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. IPCC juga melakukan simulasi perhitungan kenaikan suhu bumi yang menghasilkan kesimpulan bahwa peningkatan suhu global bisa mencapai 1.5 – 4.5 derajat celcius pada tahun 2030. Peningkatan suhu bumi ini akan berdampak besar terhadap lingkungan dan kehidupan manusia, terutama kekacauan pola cuaca dan iklim.

Zero Waste untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Seiring berkembangnya dunia industri, konsumsi energi juga semakin bertambah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan emisi gas karbon dioksida sejak tahun 1950-an silam. Menurut data dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang dipaparkan dalam website resmi NASA, mengatakan bahwa suhu rata-rata permukaan bumi telah meningkat sekitar 2.0 derajat fahrenheit atau 1.1 derajat celcius sejak akhir abad ke-19. NOAA juga menjelaskan bahwa naiknya suhu bumi sebagian besar disebabkan oleh peningkatan karbon dioksida dan emisi buatan manusia lainnya ke atmosfer. Melihat fakta tersebut, kita sebagai manusia yang tinggal di bumi harus bisa mengurangi efek rumah kaca yang berlebihan agar suhu di bumi tidak semakin panas.

Salah satu cara untuk mengatasi peningkatan suhu bumi karena emisi gas rumah kaca adalah dengan menerapkan konsep Zero Waste dalam kehidupan sehari-hari. Konsep zero waste adalah upaya untuk mengurangi sampah dari mulai produksi hingga berakhirnya suatu produksi. Ada lima cara yang bisa dilakukan untuk menjalankan konsep zero waste, yaitu:

  1. Reduce: Mengurangi penggunaan produk yang bisa menjadi sampah.
  2. Reuse: Menggunakan kembali barang yang masih bisa dipakai, alih-alih membuangnya.
  3. Recycle: Mendaur ulang sampah sehingga bisa digunakan kembali dalam bentuk lain.
  4. Refuse: Menolak dan menghindari penggunaan produk yang tidak dibutuhkan.
  5. Rot: Membusukkan sampah organik menjadi kompos.

Konsep zero waste bisa mencegah pemanasan global yang disebabkan oleh gas rumah kaca karena dapat mengurangi produksi sampah. Seperti yang diketahui bahwa sampah merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca. Sebab, diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Gas metana sendiri berkontribusi sebesar 15% terhadap pemanasan global.

Penyebab Pemanasan Global

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa rata-rata orang di perkotaan pada tahun 1995 menghasilkan sampah 0.8 kg per hari dan terus meningkat hingga 1 kg per hari pada tahun 2000. Meningkatnya jumlah penduduk membuat produksi sampah juga ikut meningkat, sehingga diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan per hari sekitar 500.000.000 kg atau 190.000 ton per tahun. Artinya, pada tahun tersebut Indonesia akan menghasilkan emisi gas metana sebesar 9500 ton ke atmosfer.

Oleh sebab itu, konsep zero waste merupakan salah satu cara termudah bagi kita untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Sebab dengan konsep zero waste, kita bisa mengurangi produksi sampah. Jika produksi sampah berkurang, maka produksi gas metana yang merupakan salah satu penyumbang pemanasan global juga ikut berkurang. Selain itu, zero waste juga memiliki dampak positif lainnya seperti menjaga kebersihan lingkungan, menghemat pengeluaran, mengasah kreativitas, dan sebagainya.

Ada cara mudah yang bisa dilakukan untuk menerapkan konsep zero waste dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut:

  • Menggunakan kantong ramah lingkungan yang bisa dipakai berkali-kali untuk berbelanja.
  • Mengambil makanan secukupnya dan menghabiskannya.
  • Mengolah sampah botol plastik menjadi hiasan rumah, pot bunga, dan sebagainya.
  • Menahan diri agar tidak membeli produk yang tidak terlalu dibutuhkan.
  • Membuat lubang biopori di taman sebagai media pembuatan pupuk dari sampah organik.
  • Menghemat penggunaan air.
  • Mengganti tisu dengan sapu tangan.

Diharapkan dengan menerapkan konsep zero waste dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa mengurangi produksi sampah dan mencegah peningkatan emisi gas rumah kaca yang bisa menyebabkan pemanasan global.

Ayo peduli, lindungi bumi!

Sumber

  • https://dlhk.jogjaprov.go.id/mengenal-lebih-dekat-gas-rumah-kaca
  • http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/home/index.php?page=detail_news&newsid=474
  • https://www.nasa.gov/press-release/nasa-noaa-data-show-2016-warmest-year-on-record-globally
  • http://fis.uny.ac.id/id/informasi/atasi-sampah-dengan-zero-waste
  • https://p3ekalimantan.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2021/11/Kontribusi-Sampah-terhadap-Pemanasan-Global.pdf

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top