Cover PON XX Papua

Mentari Harapan Baru dari Timur yang Siap Menyongsong Ajang PON XX Papua

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX akan tetap diselenggarakan pada bulan Oktober tahun 2021 ini. Walaupun seharusnya acara PON XX diselenggarakan tahun 2020 kemarin dan sempat diundur, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat para atlet untuk berkompetisi. Menyambut berita baik ini, para atlet sudah mempersiapkan berbagai latihan dan strategi untuk dapat memenangkan kejuaraan tersebut. Terutama para atlet dari tanah ‘surga’ Papua, yang merupakan tuan rumah dari ajang Pekan Olahraga Nasional tahun 2021. Mereka berlomba untuk dapat meraih medali emas pada kompetisi yang diikuti oleh para atlet dari seluruh Indonesia ini. Lalu siapa saja ‘mentari harapan baru dari timur’ yang akan bertanding di PON XX Papua dan bagaimana strategi mereka? Ayo, cek!

Medi Bonggoibo

Medi Bonggoibo
Medi Bonggoibo
Sumber: Antara News

Atlet lari 3.000 meter asal Pulau Numfor, Kabupaten Biak Numfor ini memiliki impian untuk mengenakan kalung medali emas pada lehernya dalam ajang PON XX. Meskipun ini adalah kali pertama ia mengikuti ajang Pekan Olahraga Nasional, namun pria berusia 25 tahun ini optimis dapat mewujudkan mimpinya tersebut. Dalam ajang Olahraga ini, ia akan mewakili kontingen tuan rumah Provinsi Papua.

Dalam rangka mewujudkan mimpinya tersebut, Medi Bonggoibo selalu tekun dalam melakukan latihan. Bahkan, setiap hari ia berlatih di lapangan atletik Universitas Cenderawasih Perumnas Waena Kota Jayapura. Fokus latihan ini adalah untuk meningkatkan fisik dan teknik berlari agar dapat memenangkan pertandingan. Menurutnya, kemampuan penuh harus dikeluarkan agar target mendapatkan medali emas dapat terealisasikan.

Medi Bonggoibo sadar betul bahwa lawan yang akan dihadapinya pada PON XX adalah para atlet nasional yang hebat, sehingga untuk mendapatkan medali emas tidak akan mudah. Namun ia tetap memegang teguh impiannya tersebut, karena tempat dilaksanakannya PON XX adalah daerahnya sendiri. Hal ini akan membuat ia mendapat dukungan penuh dari para penonton jika dibandingkan dengan peserta lain dari luar daerah.

Dikutip dari Antara News, Medi Bonggoibo mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengharapkan dukungan dan doa dari warga Papua agar para atlet yang mewakili papua dapat berprestasi pada ajang PON XX.

“Karena itu kami sangat berharap adanya dukungan doa restu dari warga Papua sehingga atlet yang mewakili Papua bisa meraih prestasi di PON XX,” ungkapnya.

Agustinus Mahuze

Agus Mahuse
Agustinus Mahuze
Sumber: Humas KONI Papua

Atlet yang satu ini selalu mempersembahkan medali pada ajang PON cabor atletik lempar lembing yang diikutinya. Pertama kali ia mengikuti ajang Pekan Olahraga Nasional yaitu pada PON XVII, dan berhasil membawa medali perak. Empat tahun kemudian, pada PON XVIII, Agustinus Mahuze berhasil meningkatkan prestasinya dengan mempersembahkan medali emas bagi kontingen Papua. Tak hanya berhenti di situ, atlet Papua yang satu ini juga berhasil menyabet medali emas pada ajang PON XIX yang diadakan pada tahun 2016 di Jawa Barat.

Walaupun bukan termasuk bintang baru, namun semangatnya akan terus bersinar untuk memberikan harapan bagi warga Papua dalam ajang PON XX yang akan diselenggarakan bulan Oktober nanti. Harapan itu akan diwujudkan dengan dibarengi kerja keras dan latihan yang rutin. Sebab, harapan tanpa adanya usaha hanyalah omong kosong belaka. Oleh sebab itu, ia akan terus berlatih dan berjuang sekuat tenaga agar bisa memberikan penampilan yang terbaik pada ajang PON XX.

“Target saya sebagai tuan rumah di PON XX nanti yah saya berharap bisa kembali memberikan yang terbaik untuk Tanah Papua,” Ujarnya.

Selain itu, atlet yang berasal dari Merauke ini juga berharap agar Gubernur Provinsi Papua dan pemerintah selalu memperhatikan nasib atlet yang berprestasi. Terutama adanya jaminan pekerjaan tetap untuk para atlet tersebut.

“Saya berharap Pak Gubernur dan pemerintah, mau memperhatikan atlet seperti saya yang sudah tiga kali PON mengharumkan nama Papua. Saya mohon diperhatikan dan setidaknya bisa dipekerjakan juga di KONI atau sebagai ASN,” Pintanya. Dikutip dari Jubi.

Tanius Asso

Tanius Asso
Tanius Asso, Pelatih Muktar, dan Tim Menteri PUPR
Sumber: Antara News

Pelari yang dibimbing oleh pelatih Muktar ini, juga memiliki impian untuk meraih medali emas dalam ajang PON XX. Hal ini membuatnya giat untuk berlatih dan mengikuti segala instruksi pelatihnya agar dapat meningkatkan strategi dan teknik berlari. Tanius Asso mengakui bahwa pada kelas lari 1.500 meter, memiliki tantangan yang sangat berat. Sebab, pesertanya adalah atlet pilihan nasional yang sudah memiliki banyak pengalaman di tingkat nasional.

Meskipun demikian, pelatih Muktar tetap optimis bahwa anak asuhnya dapat meraih medali pada ajang PON XX. Hal ini disampaikan bukan tanpa alasan, melainkan karena Tanius Asso berhasil mendekati rekor atlet nasional yaitu mencapai waktu kurang lebih 04 menit. Tentu saja ini adalah kabar gembira karena kontingen Papua dari kelas lari 1.500 meter memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan medali.

Tidak ada yang tidak mungkin, semua hal bisa saja terjadi pada kejuaraan PON XX Papua. Tak terkecuali bahwa ada atlet Papua yang mungkin bisa memecahkan rekor atlet nasional. Pelatih Muktar terus mengarahkan anak asuhnya untuk berlatih dengan rutin agar bisa menjadi bekal dalam menghadapi pertandingan PON XX Papua. Ia juga berharap agar para pelari asal kontingen Papua dapat menorehkan prestasi dengan mendapatkan medali emas.

“Doa dan harapan saya sebagai pelatih saat pertandingan PON XX Papua berlangsung 2-15 Oktober 2021 para pelari asal kontingen tanah Papua bisa menorehkan prestasi merebut medali.” Harap Muktar. Dikutip dari Antara News.

Seila Waimuri

Seila Waimuri
Seila Waimuri
Sumber: Jubi/ Sudjarwo Husain

Dijuluki Srikandi dari tanah papua, Seila Waimuri berhasil membuktikan pada masyarakat Papua bahwa tekad yang kuat mampu mengalahkan segalanya. Terlahir dari keluarga yang tidak memiliki latar belakang sebagai olahragawan, ia berhasil menjadi atlet angkat berat andalan Papua. Pada debut pertamanya, di PON XIX Jawa Barat, ia berhasil membawa medali perunggu untuk kontingen Papua. Semua itu didapatkan karena kerja keras dan kesukaannya dalam olahraga angkat berat ini.

“Saya memilih olahraga angkat berat bukan karena siapa-siapa, orang tua juga tidak ada basic olahraga, tapi karena saya suka dan hobi saja.” Kata Seila, dikutip dari Papua Times.

Selain berprestasi pada ajang PON XIX, wanita yang lahir di Jayapura ini juga pernah menjuarai beberapa ajang olahraga angkat berat lainnya. Salah satunya pada ajang Kejurnas Riau, ia berhasil mendapatkan medali emas untuk yang pertama kalinya. Seila mengaku tak muluk-muluk pada ajang PON XX yang merupakan kali kedua baginya. Ia hanya ingin mempersembahkan medali bagi tanah Papua di nomor 84 kg.

“Kalau target dari pelatih medali emas, saya optimis. Catatan di Jawa Barat 2016 lalu saya sudah lampaui. Persiapan untuk sekarang ini sudah matang, semua target ada di tangan pelatih. Untuk persiapannya kurang 2 bulan, tinggal dimatangkan saja untuk raih prestasi terbaik di PON XX” Ungkapnya, dikutip dari Papua Times.

Musa Kodi

Musa Kodi pada PON XIX
Sumber: Papua Times

Musa Kodi, atlet angkat berat yang pernah membawa medali pada beberapa kejuaraan ini, akan bergabung dengan kontingen Papua pada PON XX. Tercatat ia pernah mendapatkan medali pada beberapa kejuaraan PON sebelumnya, yaitu pada PON XVIII dan PON XIX. Pada kejuaraan PON XVIII, ia berhasil mendapatkan medali perunggu. Prestasi tersebut meningkat pada PON XIX, ia berhasil membawa medali emas untuk kontingen Papua Barat pada saat itu. Berdasarkan track record tersebut, Musa Kodi digadang-gadang akan mendapatkan medali kembali pada ajang PON XX Papua. Menurut Noak Baransano, asisten pelatih khusus bagi Musa, mengungkapkan bahwa ia optimis jika Musa Kodi akan kembali mendapatkan medali emas.

“Kami sangat optimis sekali dengan dia. Angkatannya di PON itu bahkan di Pra PON kemarin belum ada yang melampaui. Total angkatannya 952 dari tiga jenis. Yang juara di Pra PON XX itu angkatannya masih di bawah semua,” Pungkas Noak, dikutip dari Papua Times.

Meskipun diunggulkan, namun Musa Kodi tidak muluk-muluk dalam ajang PON XX ini. Sebab, walaupun sudah dua kali mengikuti PON, namun ini adalah kali pertama ia ikut kontingen Papua. Sebelumnya, atlet angkat berat ini mewakili kontingen Papua Barat pada PON XVIII dan PON XIX.

“Intinya saya tidak mau menjanjikan, tapi saya akan berusaha sekuat tenaga dan sebagai manusia beriman kita juga harus berdoa untuk berikan yang terbaik bagi Papua karena waktu menuju PON XX sudah semakin mepet sekali. Saya memilih pindah memperkuat Papua karena saya ingin membela tanah Papua karena saya asal dari Boven Digoel” Ungkapnya, dikutip dari Papua Times.

Charli Matatar

Charli Matatar
Charli Matatar
Sumber: Papua Times

Terinspirasi dari kakak sulungnya yang menjadi seorang kenshi (sebutan untuk atlet kempo), Charli Matatar membulatkan tekadnya untuk menekuni cabang olahraga bela diri kempo juga. Sejak lulus SMA tahun 2000 silam, ia dilatih langsung oleh kakak sulungnya yang merupakan seorang kenshi tersebut. Dari sini, Charli menemukan jati diri dan memantapkan hatinya pada olahraga bela diri kempo.

Charli bergabung dengan tim kontingen Papua pada tahun 2011 silam, yang sebelumnya memperkuat kontingen Papua barat. Kerja keras dan latihan yang rutin, berhasil membuatnya membawa medali perak pada PON XIX Jawa Barat. Jauh sebelum itu, ia juga pernah menorehkan prestasi pada ajang SEA GAMES tahun 2013 di Myanmar. Bahkan, ia juga pernah memperkuat tim Indonesia yang bertanding ke Jepang untuk mengikuti kompetisi dalam kelas yang sama.

“Setelah PON Riau tahun 2012 itu saya kebetulan ikut seleksi Pelatnas di Jakarta untuk SEA Games tahun 2013 di Myanmar, di situ saya dapat medali emas. Sebelum berangkat ke Myanmar kita tim Indonesia berangkat ke Jepang ikut kejuaraan dunia, dan waktu itu kita dapat 6 medali emas, 7 perak dan 3 perunggu, kita saat itu urutan 2 dan Jepang urutan 1,” Ungkapnya, dikutip dari Papua Times.

PON XX merupakan kali ketiga ia memperkuat tim PON Papua. Pada kompetisi kali ini, ia sadar betul akan menghadapi lawan yang tangguh. Terutama atlet dari kontingen Sulawesi Utara, Riau, dan NTT. Namun dengan berlatih secara rutin dan mendapat dukungan langsung dari warga Papua, ia berharap dapat membawa medali emas pada PON XX yang diadakan di daerahnya tersebut.

“Kalau di PON saya yang ketiga ini, harapan saya bisa dapat medali emas. Semua pasti punya angan-angan seperti itu untuk mendapatkan yang lebih baik. Oleh sebab itu saya berusaha dengan berlatih dan berlatih. Saingan saya di kelas 65 kg itu ada Sulut, Riau, dan NTT, dan memang tidak dipungkiri bahwa mereka juga bagus. Tapi main sebagai tuan rumah adalah motivasi tersendiri bagi saya dan kita harus tampil lebih all out,” Katanya, dikutip dari Papua Times.

James Lengkang

James Lengkang
James Lengkang dan Tim
Sumber: Papua Times

Kiprahnya di meja biliar sudah tak diragukan lagi. Ia selalu menjadi langganan peraih medali emas di nomor Carom pada kompetisi biliar tingkat nasional maupun internasional. Anggota Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) ini, memang sudah cukup lama menekuni cabang olahraga biliar. Tercatat ia sudah bergabung bersama POBSI sejak tahun 2010 silam. Hingga saat ini, James Lengkang sudah berhasil menorehkan berbagai prestasi dari ajang Kejurnas maupun PON. Prestasinya di ajang Kejurnas antara lain satu medali emas dan satu perak pada Kejurnas 2010, satu medali emas di Kejurnas 2011, satu medali perak di Kejurnas 2014, satu medali emas di Kejurnas 2015, dan dua medali emas di Kejurnas 2017. Sedangkan prestasi pada ajang PON antara lain mendapatkan medali perunggu di PON XVIII, dan dua medali emas di PON XIX.

Di ajang PON XX, James Lengkang berambisi mendapatkan banyak medali emas. Sebab ia akan turun pada empat Carom sekaligus. Apalagi ajang PON kali ini diselenggarakan di tanahnya sendiri, tentunya hal tersebut akan menambah motivasi untuk meraih ambisinya tersebut. Kunci agar tercapainya ambisi yang ia miliki, tak lepas dari usaha keras yang dijalaninya. Sebab menurutnya, berusaha dengan sungguh-sungguh akan memberikan hasil yang optimal.

“Itu lebih baik bagi saya untuk mendapatkan medali emas. Target saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai hasil optimal,” Ujarnya, dikutip dari Papua Times.

Yusak Refasi

Yusak Refasi
Sumber: Papua TImes

Pernah mendapat medali perak sebanyak dua kali pada ajang Pekan Olahraga Nasional, yaitu di PON XVIII Riau dan PON XIX Jawa Barat. Atlet Dasalomba ini tak mengendurkan semangatnya dan terus berlatih dengan giat untuk memberikan penampilan terbaik di ajang PON XX Papua. Strategi yang ia gunakan hingga mencapai titik ini adalah dengan ‘mencuri’ teknik dan gerak-gerik dari para atlet seniornya. Dengan menerapkan strateginya tersebut, ia berhasil membawa medali emas pertamanya ketika berkompetisi dalam kejuaraan atletik di Jakarta.

“Saya pelajari gerak gerik atlet yang lain dan mencuri ilmu dan saya akhirnya bisa. Saya ikut kejuaraan di Jakarta dan sumbang medali emas pertama di situ. Usia saya waktu itu masih 18 tahun tapi bertanding dengan atlet senior,” Kata Yusak, dikutip dari Papua Times.

Beberapa torehan prestasi lainnya juga didapatkan oleh anak nelayan dari Nabire ini. Hal ini sempat membuat namanya tercatat untuk masuk Pelatnas, namun tidak diikutsertakan. Ia tidak menjelaskan dengan detail mengenai ketidakikutsertaannya dalam Pelatnas tersebut. Namun prestasi-prestasi yang didapatkannya tentu sangat membanggakan.

“Setelah itu saya dipanggil masuk Pelatnas tapi tidak masuk ke timnas, padahal ada nama kita cuma tidak diikutkan. Tahun 2013 saya ikut Hongkong Open dan saya meraih juara 1 tolak peluru nomor perorangan, dan di 400 meter saya turun dapat perak di level Asia itu. Saya dapat dua medali. Lalu 2014 saya ikut Malaysia Open dan dapat juara 2,” Bebernya, dikutip dari Papua Times.

Farrel Armandio Tangkas

Farrel Armandio Tangkas
Farrel Armandio Tangkas
Sumber: Humas PRSI

Salah satu atlet renang nasional yang akan memperkuat kontingen Papua dalam ajang PON XX adalah Farrel Armandio Tangkas. Perenang yang pernah mencatatkan rekor nasional di ajang Jakarta Swimming Championship 2019 ini, digadang-gadang akan mampu membawa medali emas di PON XX. Rekor yang pernah ia raih yaitu mencatatkan waktu 2 menit 01,16 detik di nomor 200 meter gaya punggung putra. Selain itu, ia juga pernah mencatatkan rekor nasional pada ajang SEA Age Group Filipina tahun 2018 dan berhasil mendapatkan medali perak pada SEA Games 2019. Berbekal track record tersebut, banyak pihak yang optimis jika Farrel mampu berprestasi di ajang PON XX Papua.

Semua prestasi yang dimilikinya tidak semata-mata didapatkan begitu saja. Butuh perjuangan dan kerja keras agar bisa sampai pada titik itu. Bahkan, William Tedja Adrisurya, pelatih yang membimbing Farrel, mengungkapkan bahwa dirinya menggembleng anak didiknya dan sempat mengubah nomor renang agar mendapatkan gaya yang cocok. Hingga ia menemukan bahwa Farrel lebih cocok pada nomor 200 meter gaya punggung, dan itu terbukti ketika anak didiknya tersebut berhasil meraih prestasi di nomor tersebut.

“Saya menggembleng Dio (Farrel) dengan gaya yang baru yang menjadi pilihan, yaitu gaya punggung. Puji Tuhan, setelah bertanding pada nomor ini, dia langsung bisa menempatkan diri pada peringkat daerah hingga nasional. Saya katakan soal adanya peluang di nomor gaya punggung dan saya yakinkan juga Dio akan mampu bersaing pada fase paling tinggi di tingkat nasional” Ujar William. Dikutip dari Portal Berita Tanah Papua, Jubi.

Stevanie Maysche Ibo

Stevanie Maysche Ibo
Stevanie Maysche Ibo
Sumber: Instagram @stevani_ibo26

Stevanie Maysche Ibo, atlet yang berasal dari Jayapura ini sudah mendapat berbagai medali dari ajang nasional maupun internasional. Tercatat ia sudah mendapatkan banyak medali dari kejuaraan yang pernah diikutinya. Prestasinya tersebut tentu sangat membanggakan bagi keluarga maupun warga Papua. Prestasi yang pernah diraih Stevanie antara lain sebagai berikut.

  • Medali emas nomor kayak double putri 500 meter di PON XIX Jawa Barat tahun 2016.
  • Medali perak nomor Traditional Boat Race (TBR) 200 meter di Asian Games Jakarta tahun 2018.
  • Medali emas nomor kayak putri 200 meter dan 500 meter di Asian Canoe Sprint Championship Thailand 2019.
  • Medali emas nomor kayak putri 200 meter dan Traditional Boat Race (TBR) 1000 meter di Kejurnas Pra PON 2019.
  • Medali emas nomor kayak putri 200 meter dan 500 meter di SEA Games Filipina 2019.

Pencapaian tersebut tentu saja tidak didapatkan dengan mudah. Ia harus terus berlatih dengan keras dan berusaha sekuat tenaga untuk sampai di titik ini. Berdasarkan track record tersebut, banyak pihak yang optimis jika atlet dayung yang berusia 25 tahun ini akan kembali menorehkan prestasi di ajang PON XX Papua. Kalaupun ia gagal, itu tak akan membuatnya putus asa. Sebab, keberanian untuk terus mencobalah kunci dari kesuksesan itu.

Kata Stevanie
Kata Stevanie Maysche Ibo
Sumber: Instagram @ponxx2020papua

Sumber:

https://jubi.co.id/papua-agustinus-mahuze-butuh-pekerjaan-tetap/

https://www.antaranews.com/berita/2043374/pemerintah-putuskan-pon-xx-tetap-digelar-2021-di-papua

https://www.antaranews.com/berita/2220866/impian-pelari-papua-raih-emas-pon-xx

https://www.papuatimes.co.id/2021/07/07/seila-waimuri-siap-amankan-emas-angkat-berat/


https://www.papuatimes.co.id/2021/07/07/lifter-musa-kodi-tinggalkan-gaharu-demi-membela-tanah-papua/

https://www.papuatimes.co.id/2021/07/05/charli-matatar-siap-amankan-emas-pon-xx/

https://www.papuatimes.co.id/2021/07/12/pon-xx-james-lengkang-kolektor-emas-biliar/

https://www.papuatimes.co.id/2021/07/13/pon-xx-yusak-refasi-bidik-emas-dasa-lomba/

https://papua.tribunnews.com/2021/06/28/stevanie-maysche-ibo-atlet-dayung-pon-xx-papua-sudah-raih-5-medali

https://jubi.co.id/papua-diperkuat-atlet-renang-pencatat-rekor-nasional/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top