Hutan

Syahdu Karya Semesta yang Mengagumkan, Kini Terancam Hilang

Jika ditanya, karya apa yang paling indah untuk dilihat? Maka aku akan menjawab, karya yang tercipta dari komponen semesta. Kukira semua orang akan setuju dengan jawaban tersebut, benar begitu? Tentu saja. Sebab karya yang tercipta dari komponen semesta merupakan wujud dari eksistensi Sang Pencipta, tak ada yang bisa menandinginya. Lalu, apakah karya tersebut akan kekal hingga hari akhir nanti? Pertanyaan ini bisa kita jawab sendiri karena kita lah yang diutus sebagai khalifah di muka bumi ini. Masalahnya, apakah kita bisa mengemban tugas sebagai khalifah untuk menjaga dan melestarikan karya semesta tersebut?

Menikmati Karya Semesta

Seorang penyendiri seperti aku biasanya akan mencari tempat sunyi untuk menenangkan diri. Sebab tempat sunyi dan jauh dari hiruk, bagaikan surga yang ada di angan. Sejujurnya, aku lebih menyukai berada di tempat-tempat yang dihiasi dengan suara-suara alam daripada suara keegoisan manusia yang terkadang memaksa masuk ke telinga. Maka dari itu, aku lebih sering pergi ke alam yang menyajikan sejuta keindahan dan ketenangan daripada pergi ke kota yang menawarkan sejuta kemewahan.

Ada banyak cara yang bisa aku lakukan untuk menikmati karya semesta, salah satunya dengan mengunjungi tempat-tempat yang menyajikan keindahan alam seperti lautan, pantai, pegunungan, hutan, air terjun, dan komponen semesta lainnya. Semua itu dapat membuat aku merasakan ketenangan yang sangat dalam, bahkan bisa membuatku hanyut dalam lamunan.

Dari semua tempat yang menyajikan keindahan alam, aku paling menyukai tempat yang memadukan keindahan pegunungan, hutan, dan air terjun. Sebab menikmati sejuknya udara pegunungan, rindangnya hutan, dan suara gemercik air terjun, mampu mendamaikan hati. Bahkan hati yang sedang gundah gulana.

Karya semesta yang mampu menghipnotis mata, membuat aku selalu ingin melihatnya. Hal tersebut yang menjadi alasanku untuk mencari tempat-tempat indah yang menyajikan panorama alam. Sebenarnya aku ingin mencari tempat tersebut di seluruh Indonesia, tetapi itu tidak mudah karena berbagai alasan. Maka dari itu, aku mencari tempat-tempat tersebut di sekitar daerah tempat tinggalku. Tak masalah, sebab aku tinggal di Kabupaten Cirebon, salah satu daerah yang memiliki Gunung Ciremai.

Ada banyak karya semesta yang menyajikan keindahan alam di sekitar tempat tinggalku. Walaupun aku harus sedikit keluar dari Kabupaten Cirebon, tetapi jaraknya masih terbilang dekat. Setiap ada kesempatan, pasti aku selalu meluangkan waktu untuk menikmati karya semesta nan indah itu. Lalu, karya semesta seperti apa yang aku dapatkan?

Pegunungan Biru

Setiap orang pasti akan takjub melihat deretan pegunungan biru yang menutupi cakrawala. Ketika kabut mulai menghilang, pegunungan itu berubah warna menjadi hijau dan menampilkan deretan hutan yang menawan. Ditambah dinginnya udara yang merasuk, membangunkan jiwa, membuat aku terpana. Sesekali aku melipat tangan di dada, menyembunyikan jari-jari dibalik lengan untuk menutupi rasa dingin. Meskipun demikian, entah mengapa aku tidak ingin meninggalkan tempat ini. Aku begitu mengagumi hingga merasa terpaku di sini. Tuhan, indah sekali ciptaanMu.

Hutan Menjulang

Berteduh dari teriknya sinar mentari di bawah rindangnya hutan pinus yang menjulang tinggi, merupakan cara terbaik untuk mendapatkan perlindungan sekaligus perasaan nyaman. Sejuknya angin sepoi-sepoi yang sewaktu-waktu menerpa wajah, menambah keasrian suasana. Suara penghuni hutan yang terkadang saling bersahutan pun seakan membawaku hanyut ke dalam lamunan. Di sini sangat tenang, karena hanya bunyi alam yang terdengar. Sesekali suara ranting-ranting pohon pinus yang saling melambai, memecah lamunan, menyadarkanku untuk mensyukuri karya semesta yang sedang kunikmati ini.

Air Terjun nan Jelita

Gemercik air terjun yang terdengar, bagaikan suara yang menghipnotis jiwa. Menghilangkan semua beban pikiran, masalah, dan suara ego manusia yang memaksa masuk ke telinga. Butiran air yang terbang menerpa raga, seakan meluruhkan sifat buruk manusia. Sejenak kupejamkan mata dan membiarkan semuanya berjalan sesuai instrumen yang dikendalikan semesta. Aliran sungai yang berbenturan dengan bebatuan, seperti menahan aku untuk tidak pergi dari tempat ini. Panorama air terjun nan jelita, merupakan salah satu bentuk dari karya semesta. Luar biasa indahnya.

Hutan Merupakan Inti dari Keindahan

Petualangan yang sering aku lakukan untuk menemukan karya semesta, akhirnya membuatku sadar bahwa hutan memiliki peran penting untuk menciptakan keindahan. Sebab tanpa hutan, tak akan ada lagi deretan pegunungan biru yang menakjubkan; tanpa hutan, tak akan ada lagi payung alam yang mampu menghalangi teriknya mentari siang; tanpa hutan, tak akan ada lagi air terjun jernih nan jelita.

Bayangkan saja, apa yang akan terjadi pada deretan pegunungan biru tanpa adanya hutan yang melengkapi. Mungkin hanya akan terlihat gundukan tanah gersang berwarna coklat yang tinggi menjulang. Tak ada sedikit pun keindahan yang tergambar. Saat kemarau datang, tak ada yang mampu menghalangi sinar mentari sehingga terasa menyengat badan. Namun, saat musim hujan datang, tak ada penghalang untuk membendung derasnya aliran sungai. Sehingga membuat air terjun tak terlihat jelita lagi, melainkan menyeramkan.

Keindahan yang bisa dirasakan bukan hanya tentang citra, tetapi juga suara. Di dalam hutan, ada banyak suara penghuninya yang mampu memberikan kenyamanan pada telinga. Bayangkan, apa jadinya bila tidak ada hutan yang menjadi tempat tinggal mereka. Tentu saja, pertunjukan keindahan suara itu akan sirna mengikuti hutan yang perlahan menghilang.

Maka dari itu, aku menyimpulkan bahwa hutan merupakan inti dari semua keindahan. Jika aku tetap ingin menikmati karya semesta dengan sejuta keindahannya, maka aku harus menjaga hutan yang merupakan sumber keindahan tersebut.

Berkenalan dengan Hutan

Selain berperan sebagai inti dari keindahan, hutan juga memiliki peran yang besar untuk keberlangsungan hidup manusia. Maka dari itu, sudah seharusnya kita bisa menjaga hutan dan melestarikannya sebagai bentuk dari simbiosis mutualisme.

Nah, cara terbaik untuk menjaga dan melestarikan hutan adalah dengan mengenalnya terlebih dahulu. Sebab ada pepatah yang mengatakan bahwa:

Tak kenal, maka tak sayangā€¦

Oleh sebab itu, mari kita berkenalan dengan hutan agar bisa menjaga dan melestarikannya.

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

Pasal 1 Ayat (2) UU No. 41 Tahun 1999

Menurut website resmi Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, hutan memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, yaitu sebagai berikut:

  • Berperan Sebagai Paru-Paru Dunia.
    Manusia dan hewan bernapas dengan menghirup oksigen serta mengeluarkan karbondioksida. Hutan merupakan penghasil oksigen terbesar serta mampu menyerap karbondioksida yang dihasilkan oleh manusia dan hewan. Maka tak heran bila hutan dijuluki sebagai paru-paru dunia.
  • Menjaga dan Mempertahankan Kesuburan Tanah.
    Hutan berperan penting untuk menyuburkan tanah. Sebab ada banyak zat yang dihasilkan oleh hutan untuk kesuburan tanah, seperti daun-daun yang berguguran, buah yang jatuh, dan sebagainya. Semua itu akan membusuk dan terurai di dalam tanah sehingga membuatnya subur.
  • Sebagai Sarana Tempat Tinggal Makhluk Hidup.
    Ada jutaan manusia dan hewan yang tinggal di dalam hutan. Jika hutan rusak, maka ada banyak manusia dan hewan yang kehilangan tempat tinggalnya. Fungsi hutan sebagai habitat makhluk hidup harus tetap dilestarikan agar manusia dan hewan tidak kehilangan tempat tinggal mereka.
  • Menjaga Sumber Keanekaragaman Hayati.
    Selain dihuni oleh manusia dan hewan, hutan juga dihiasi oleh berbagai macam tumbuhan. Hal tersebut merupakan keanekaragaman hayati yang bisa dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan dan obat-obatan. Maka dari itu, hutan harus terus dilestarikan agar sumber daya hayati tidak hilang.
  • Mencegah Terjadinya Bencana Alam.
    Keberadaan hutan dapat mencegah bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, sebab akar pepohonan mampu menahan air dalam tanah. Bayangkan saja, apa yang terjadi jika tidak ada hutan? Tentu bencana alam tersebut bisa datang kapan saja. Oleh sebab itu, lakukan reboisasi agar hutan tetap lestari.

Menurut artikel dari website resmi Kabupaten Buleleng, ada beberapa jenis hutan yang diklasifikasikan berdasarkan fungsi, jenis pohon, proses terjadi, tempat, iklim, dan tujuannya. Mari kita mempelajari jenis-jenis hutan tersebut agar mengenal lebih dalam tentang hutan.

Hutan Berdasarkan Fungsinya

Hutan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi empat, yaitu Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam, Hutan Wisata, dan Hutan Produksi.

  • Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang dilindungi untuk menjaga fungsi-fungsi ekologisnya, terutama yang menyangkut kesuburan tanah dan tata air agar tetap bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar.
  • Hutan Suaka Alam adalah kawasan hutan yang dilindungi karena memiliki ciri khas dan memiliki peran penting sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, hewan, dan ekosistemnya. Menurut website rimbakita.com, terdapat beberapa contoh Hutan Suaka Alam yang ada di Indonesia, antara lain:
    ā€“ Cagar Alam, yaitu kawasan Hutan Suaka Alam yang dilindungi karena memiliki keunikan dari flora, fauna, dan ekosistemnya yang mana perkembangan dari hutan ini terjadi secara alami atau sesuai dengan kondisi aslinya.
    ā€“ Cagar Biosfer, yaitu kawasan Hutan Suaka Alam yang terdiri dari ekosistem unik, ekosistem asli, dan ekosistem yang sudah mengalami degradasi. Semua unsur yang ada di dalam kawasan ini dilindungi dan dilestarikan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian.
    ā€“ Taman Hutan Raya, yaitu kawasan Hutan Suaka Alam yang memiliki tujuan untuk mengoleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli yang dimanfaatkan untuk kepentingan rekreasi, pariwisata, budaya, menunjang budidaya, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan penelitian.
    ā€“ Suaka Marga Satwa, yaitu kawasan Hutan Suaka Alam yang di dalamnya terdapat satwa dengan ciri khas atau keunikan tertentu. Terdapat kegiatan pembinaan habitat dari satwa tersebut untuk memastikan keberlangsungan hidupnya.
    ā€“ Taman Nasional, yaitu kawasan Hutan Suaka Alam yang mempunyai ekosistem asli. Keberadaannya dilindungi oleh pemerintah dari perkembangan manusia dan polusi. Kawasan ini dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk kepentingan rekreasi, pariwisata, menunjang budidaya, pendidikan, pengetahuan, dan penelitian.
  • Hutan Wisata adalah kawasan hutan yang dibina dan dipelihara untuk kepentingan pariwisata atau wisata baru. Hutan Wisata terdiri dari Taman Wisata, Taman Baru, dan Taman Laut.
    ā€“ Taman Wisata, yaitu kawasan Hutan Wisata yang memiliki keindahan hewani, keindahan nabati, dan keindahan alam yang memiliki ciri khas sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rekreasi dan kebudayaan.
    ā€“ Taman Baru, yaitu kawasan Hutan Wisata yang di dalamnya terdapat satwa dan kegiatan perburuan dalam rangka rekreasi.
    ā€“ Taman Laut, yaitu kawasan Hutan Wisata yang berada di laut lepas tetapi masih di dalam batas wilayah laut Indonesia. Di dalamnya terdapat ekosistem dan keadaan alam yang tidak mengalami perubahan akibat perbuatan manusia.
  • Hutan Produksi adalah kawasan hidup yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Pemanfaatan kawasan pada hutan ini dilaksanakan untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi yang optimal.

Hutan Berdasarkan Jenis Pohonnya

Jenis hutan berdasarkan pohon yang tumbuh di dalamnya dibagi menjadi dua, yaitu Hutan Heterogen dan Hutan Homogen.

  • Hutan Heterogen adalah hutan yang ditumbuhi berbagai macam pepohonan. Artinya, ada banyak jenis pohon di dalam hutan ini. Contohnya: hutan rimba.
  • Hutan Homogen adalah hutan yang ditumbuhi satu jenis pohon saja. Biasanya hutan jenis ini dibuat dengan tujuan tertentu. Contohnya: hutan jati dan hutan pinus.

Hutan Berdasarkan Proses Terjadinya

Jika dilihat dari proses terjadinya, maka jenis hutan dibedakan menjadi dua, yaitu Hutan Asli/Hutan Alam dan Hutan Buatan.

  • Hutan Asli/Hutan Alam adalah hutan yang proses pembentukannya terjadi secara alami tanpa adanya campur tangan manusia.
  • Hutan Buatan adalah hutan yang proses pembentukannya dilakukan oleh campur tangan manusia. Biasanya hutan ini berisi pepohonan sejenis yang dibuat untuk kepentingan tertentu.

Hutan Berdasarkan Tempatnya

Jenis hutan ini diberi nama sesuai dengan tempat tumbuhnya. Di Indonesia yang merupakan daerah tropik, setidaknya ada tiga tempat kawasan hutan, yaitu Hutan Rawa, Hutan Pantai, dan Hutan Pegunungan.

  • Hutan Rawa adalah hutan yang tumbuh di daerah rawa. Hutan jenis ini memiliki karakteristik khas, seperti tanaman selalu hijau, dasar hutan berupa air rawa, pohonnya tinggi, dan air yang ada di hutan ini merupakan air tawar.
  • Hutan Pantai adalah hutan yang tumbuh di daerah pesisir pantai. Karakteristik hutan ini antara lain selalu tergenang air, tanahnya hanya mengandung sedikit oksigen, lingkungan sekitar hutan memiliki kandungan garam yang tinggi, memiliki daun berlapis, dan memiliki akar napas yang menyembul ke permukaan.
  • Hutan Pegunungan adalah hutan yang berada di daerah pegunungan. Hutan ini memiliki karakteristik seperti ditumbuhi lumut karena udara yang lembab dan memiliki suhu udara yang rendah.

Hutan Berdasarkan Iklimnya

Setidaknya ada lima jenis hutan yang diklasifikasikan berdasarkan iklimnya yaitu Hutan Hujan Tropis. Hutan Musim, Hutan Sabana, dan Hutan Bakau.

  • Hutan Hujan Tropis adalah hutan yang berada di daerah tropis dengan curah hujan tinggi di sepanjang tahun. Salah satu ciri khas dari jenis hutan ini adalah ukuran pohon yang tinggi, daunnya lebar, serta penghuninya kebanyakan hewan vertebrata dan invertebrata.
  • Hutan Musim adalah hutan yang berada di daerah tropis tetapi memiliki musim kemarau yang cukup panjang. Biasanya tumbuhan yang berada di kawasan hutan ini akan menggugurkan daunnya ketika musim kemarau datang.
  • Taiga adalah hutan yang berada di tempat dingin atau bersalju. Merupakan bioma yang terdiri dari satu spesies seperti konifer (pinus, cemara, dan sebagainya).
  • Hutan Lumut adalah hutan yang berada di ketinggian sekitar 2500 mdpl. Hutan ini memiliki pohon yang kerdil dan ditumbuhi banyak lumut.
  • Sabana adalah adalah padang rumput yang diselingi pepohonan. Biasanya, Sabana berada di wilayah antara hutan dan padang rumput.

Hutan Berdasarkan Tujuannya

Jenis hutan berdasarkan tujuannya dibagi menjadi empat, yaitu:

  • Hutan Konservasi dan Taman Nasional
  • Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap
  • Hutan Lindung
  • Hutan Konversi

Hutan Di Indonesia yang Membanggakan

Indonesia memiliki hutan yang sangat luas dan indah, maka tak heran bila aku lebih memilih untuk mengunjungi pegunungan dengan hutan hijau dan air terjunnya daripada mengunjungi tempat-tempat mewah di tengah kota. Sudah seharusnya #IndonesiaBikinBangga karena memiliki hutan yang luas dan indah tersebut.

Selain keindahannya, ada banyak fakta membanggakan yang dimiliki oleh hutan Indonesia, antara lain sebagai berikut.

Salah Satu Hutan Terluas Di Dunia

Pemantauan hutan dan deforestasi dilakukan menggunakan citra satelit milik LAPAN serta diidentifikasi secara visual oleh tenaga tafsir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di seluruh Indonesia. Pemantauan yang dilakukan pada tahun 2020 tersebut menunjukan bahwa lahan berhutan di Indonesia mencapai 50.9% dari total daratan atau memiliki luas 95.6 juta hektare.

Luas lahan berhutan tersebut terdiri dari 46.996,3 hektare Hutan Primer, 43.115,9 hektare Hutan Sekunder, 5.449,7 hektare Hutan Tanaman. Lahan hutan yang luas tersebut berhasil membuat Indonesia menduduki peringkat kedelapan negara dengan hutan terluas di dunia pada tahun 2020. #IndonesiaBikinBangga dengan hutannya yang luas dan menjadi salah satu hutan terluas di dunia

Habitat Flora dan Fauna Langka

Hutan di Indonesia bukan hanya terkenal dari luasnya saja, tetapi juga karena keanekaragaman flora dan fauna yang ada di dalamnya. Bahkan, ada banyak jenis flora dan fauna langka di dunia yang terdapat di hutan Indonesia. Flora dan fauna tersebut hidup bebas di hutan Indonesia dan dilindungi oleh Undang-Undang agar kelestariannya tetap terjaga.

Ada beberapa jenis flora endemik yang hanya terdapat di Indonesia, antara lain anggrek hitam, bunga bangkai raksasa, bunga edelweis, pohon matoa, mohon cendana. Selain itu juga terdapat fauna endemik Indonesia, seperti badak jawa, orang utan kalimantan, burung cenderawasih, dan macan tutul jawa. Keanekaragaman flora dan fauna tersebut menjadi kebanggaan Indonesia.

Hutan Produksi untuk Ekonomi Indonesia

Menurut KLHK, kontribusi Hutan Produksi bagi perekonomian Indonesia pada tahun 2019 tercatat sebesar 2,73 triliun Rupiah. Selain itu, pada tahun yang sama juga terdapat kenaikan dari produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) sebesar 474.198 ton. Secara keseluruhan, ekspor hasil hutan pada tahun 2019 meningkat menjadi 11,64 milyar Dolar Amerika.

Bisa dilihat betapa kayanya hutan Indonesia yang bukan hanya dipenuhi oleh flora dan fauna langka, tetapi juga bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa #HutanKitaSultan yang memiliki banyak kekayaan.

Ancaman Terhadap Hutan Indonesia

Hutan telah memberikan aku banyak hal, mulai dari kesunyian, ketenangan, keindahan, dan pelajaran hidup. Maka dari itu, aku sering mengunjungi pegunungan untuk menikmati suasana hutan yang syahdu dengan suara-suara penghuninya. Hutan juga menyimpan berbagai macam karya semesta, salah satunya adalah air terjun. Merasakan segarnya cipratan air terjun dan membasuh muka dengan beningnya air sungai di pegunungan, merupakan kebiasaan yang sering aku lakukan. Oleh sebab itu, aku sering merindukan suasana seperti itu.

Sejak bekerja di daerah Bekasi, aku sangat jarang mengunjungi pegunungan dengan hutan rindang dan air terjun di dalamnya. Sebab, di sini lebih banyak gedung pencakar langit, daripada pepohonan yang tinggi menjulang. Meskipun demikian, aku selalu mencari tempat terdekat yang menyajikan keindahan alam agar tetap bisa menikmati karya semesta. Hingga akhirnya, aku menemukan sebuah bukit hijau di tengah riuhnya kota industri ini.

Orang-orang menyebutnya Bukit Cinta. Bukit ini berada di Desa Cicau Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi, tepatnya berada di jalan yang menghubungkan Desa Sukadami dengan Desa Cicau. Aku pernah bekerja di dekat daerah tersebut, sehingga bisa berkenalan dengan bukit ini. Saat itu, hampir setiap sore aku mengunjungi Bukit Cinta untuk sekadar menenangkan diri dari rutinitas kerja yang melelahkan. Beruntung sekali aku bisa menikmati karya semesta di tengah kota yang terkenal dengan kawasan industrinya.

Bukit Cinta Desa Cicau Cikarang Pusat Bekasi

Sayang, kini keberadaan Bukit Cinta terancam oleh roda-roda besi yang melewatinya. Kawasan perbukitan saling bersinggungan dengan kawasan industri yang ada di dekatnya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi bukit ini untuk beberapa tahun ke depan, mungkin akan hancur tak tersisa dan digantikan oleh bangunan yang mengeluarkan polusi. Sebab, saat itu saja hampir setengah dari bukit ini mulai diratakan untuk kepentingan pembangunan. Aku bisa melihat dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana besi berjalan itu menggerus bukit hijau yang cantik ini. Sangat memilukan.

Kejadian tragis yang dialami oleh Bukit Cinta, mungkin saja terjadi pada hutan kita. Hutan Indonesia yang luas dengan keanekaragaman flora dan fauna yang ada di dalamnya, tak semerta-merta membuatnya aman. Ada banyak ancaman yang bisa merusak hutan, bahkan menghilangkannya secara nyata. Padahal kita semua tahu bahwa hutan merupakan paru-paru dunia yang harus dijaga. Namun, pada kenyataannya tidak demikian. Hutan Indonesia justru terancam hilang.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Fedrik AP dkk. dengan judul Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Hutan dan Strategi Pengendaliannya (Studi Kasus pada Cagar Alam Pegunungan Cycloop) Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, menunjukan bahwa kerusakan hutan, dalam kasus ini di Cagar Alam Pegunungan Cycloop, disebabkan karena tiga aspek, yaitu aspek fisik, sosial, dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data yang dilakukan, seperti metode kuesioner, wawancara, observasi, dan studi dokumen. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif melalui reduksi data, display data, hingga penarikan kesimpulan.

Selain itu, menurut website resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa ada tiga faktor utama yang menyebabkan kerusakan hutan, yaitu sebagai berikut.

1. Perambahan Hutan

Perambahan hutan adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah fungsi hutan menjadi sektor lain seperti perkebunan atau pemukiman, baik dengan skala besar atau kecil. Kegiatan ini jelas akan membuat hutan semakin sempit atau bahkan hilang. Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah seperti memicu terjadinya bencana banjir dan tanah longsor, terganggunya siklus air, kekeringan, rusaknya ekosistem, perubahan iklim, hingga hilangnya spesies penghuni hutan.

2. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan bisa berakibat fatal bagi ekosistem yang ada di dalam hutan. Berbagai jenis flora dan fauna bisa hilang dalam sekejap karena tragedi seperti ini. Ironisnya, kebakaran hutan bukan hanya terjadi karena adanya faktor cuaca, tetapi juga faktor kesengajaan yang dilakukan oleh manusia. Padahal, bisa jadi pepohonan yang hangus terbakar tersebut berusia puluhan hingga ratusan tahun. Sebagai khalifah, sudah selayaknya kita menjaga hutan ini agar tetap lestari, bukan malah merusaknya.

3. Serangan Hama

Faktor yang disebabkan karena adanya hukum alam ini juga bisa merusak hutan. Hama yang menyerang hutan bisa membuat salah satu pohon menjadi rusak hingga mati. Kejadian tersebut akan dialami oleh pohon-pohon di sekitarnya dan terjadi secara terus-menerus hingga mengancam kelestarian hutan. Hal semacam ini tidak boleh dibiarkan karena akan menyebabkan efek domino luar biasa. Sebab masalah demi masalah akan terus muncul seiring hilangnya hutan.

Ayo Jaga Hutan Indonesia

Hutan mampu memberikan banyak hal untuk manusia, seperti keindahan, kedamaian, ketenangan, hingga kehidupan. Tanpa hutan, manusia bukan hanya tidak bisa menikmati karya semesta, tetapi juga bisa mengancam keberlangsungan hidupnya.

Hutan bagiku seperti penghubung antara harapan dan kenyataan. Sebab dengan merenung di tempat sunyi seperti hutan, aku bisa merasakan ketenangan sehingga mampu menciptakan ide atau gagasan untuk membuat harapan menjadi kenyataan.

Hutan juga telah memberikan banyak kehidupan, baik untuk tumbuhan, hewan, maupun manusia. Ada banyak hal yang bisa dijumpai di dalam hutan, sebab #HutanKitaSultan yang memiliki berbagai keberagamannya.

Hutan telah memberikan banyak manfaat untuk semua makhluk hidup yang ada di bumi. Maka dari itu, sudah selayaknya kita menjaga dan melestarikan hutan yang berperan penting untuk menopang kehidupan. #UntukmuBumiku, aku akan berusaha sebisa mungkin menjaga dan melestarikan hutan. Sebab, jika bukan kita, siapa lagi? Sudah saatnya kita bergerak dan melakukan perubahan, #TeamUpforImpact kita pasti bisa!

Ada banyak cara untuk menjaga dan melestarikan hutan, antara lain sebagai berikut:

  • Memahami pentingnya hutan bagi kehidupan.
  • Melakukan reboisasi.
  • Menerapkan sistem tebang pilih.
  • Menerapkan sistem tebang tanam.
  • Penebangan secara konservatif.
  • Memberikan hukuman untuk penebang ilegal.
  • Tidak membuang sampah di hutan.
  • Melindungi ekosistem di dalam hutan.
  • Merawat pepohonan dan tidak merusaknya.
  • Mengurangi produk yang berasal dari pohon.
  • Mencegah terjadinya kebakaran hutan.

Selain dengan cara-cara di atas, ada satu cara yang terbilang unik serta mudah dilakukan untuk menjaga dan melestarikan hutan. Cara ini bisa dilakukan oleh siapa pun, kapan pun dan dari mana pun, termasuk dari dalam kamar, kantor, bahkan ketika sedang sibuk bekerja. Apakah cara yang dimaksud? Caranya yaitu dengan mendengarkan lagu DENGAR ALAM BERNYANYI.

Dengar Alam Bernyanyi

Lagu yang berjudul Dengar Alam Bernyanyi merupakan sebuah seruan untuk semua umat manusia agar kembali mengingat hutan. Sebab hutan telah memberikan manusia kehidupan yang layak serta terhindar dari berbagai ancaman yang dapat membahayakan. Lagu yang identik dengan suasana alam ini dinyanyikan oleh LALEILMANINO, Chicco Jerikho, Hivi! & Sheila Dara. Siapa pun bisa mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi dan meresapinya melalui platform Youtube, Spotify, dan Apple Music.

Aku sendiri sudah mendengarkan beberapa kali lagu ini, bahkan hampir hafal dengan liriknya. Meskipun sudah diulang berkali-kali, tetapi lagu ini tetap enak di dengar. Sebab beberapa liriknya sangat ngena di hati. Ditambah dengan animasi keren di dalam video klipnya, membuat lagu ini semakin menarik. Coba dengarkan lagu ini dan resapi makna yang ada di dalamnya.

Lagu Dengar Alam Bernyanyi

Salah satu lirik yang ngena di hati.

Indah lukisan tuhan, merintih ingin kau kembali beri cintamu lagiā€¦

Dengar Alam Bernyanyi

Lirik tersebut sempat membuat aku terdiam, mencerna maksud dibaliknya. Sesaat kemudian aku tersadar bahwa selama ini aku selalu menikmati karya semesta berupa pegunungan, hutan, dan air terjun, tetapi apakah aku sudah peduli kepada karya semesta tersebut? Seperti contohnya hutan, apa yang sudah aku lakukan untuk membalas kebaikannya yang telah memberikan keindahan dan bahkan kehidupan untukku? Pada akhirnya, lagu ini menyadarkan aku untuk lebih peka terhadap alam. Memberikan cintaku sepenuh hati dan lebih peduli.

Selain lirik yang mampu membuat pendengarnya kembali mengingat alam, lagu ini juga berperan nyata dalam menjaga dan melestarikan hutan. Sebab sebagian royalti dari lagu ini akan disumbangkan untuk konservasi dan restorasi hutan hujan tropis di Indonesia. Bagaimana? Keren, bukan? Melalui lagu ini, kita bisa menjaga dan melestarikan hutan dengan mudah. Maka dari itu, mari kita beramai-ramai mendengarkan lagu ini melalui platform berikut.

Follow juga Instagram @bloggerperempuan, Facebook Blogger Perempuan Network, Twitter @BPerempuan.

Sumber

  • http://www.bphn.go.id/data/documents/99uu041.pdf
  • https://dlh.semarangkota.go.id/manfaat-hutan-bagi-keberlangsungan-hidup-manusia-dan-lingkungan/
  • https://sukasada.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/jenis-jenis-hutan-dan-fungsinya-60
  • https://rimbakita.com/suaka-alam/
  • https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3640/deforestasi-indonesia-turun-terendah-dalam-sejarah
  • https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/07/berapa-luas-lahan-berhutan-indonesia-pada-2020
  • https://lindungihutan.com/blog/tumbuhan-endemik-asli-indonesia/
  • http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/2271
  • http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/278b856264cbca435c0f476e571b1215.pdf
  • https://pusatkrisis.kemkes.go.id/faktor-penyebab-kerusakan-hutan

Artikel Serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *